19. pasar malam

9K 794 15
                                    

"Tak perlu yang mewah jika ingin bahagia, jika yang sederhana bisa, kenapa tidak?"engguna

Sudah vote belum jika belum, silahkan klik tombol bintang di sudut kiri bawah yah, gratis kok bahkan dapat bonus author bisa lebih cepat update!!!

Happy reading guys 🖤

Aileen menarik tangan Niger dengan semangat,  membawanya menuju salah satu penjual es buah.

"Lo mau?" tanya Aileen, Niger menggeleng sebagai jawaban, Aileen mengangguk lalu memesan segelas, sekitar 2 menit, minumannya jadi, Aileen langsung pergi, menarik tangan Niger untuk duduk di bawah pohon yang besar.

"Lo tau huruf alfabet yang pertama itu apa?" tanya Aileen, Niger mengerutkan keningnya.

"A--" ucapan Niger tak diteruskan saat Aileen memasukkan sesendok buah ke mulut Niger lalu terkekeh pelan.

"Jangan sedih, gue yakin semuanya akan baik-baik aja," ujar Aileen, Niger tersenyum samar, meraih gelas es buah itu dan menaruhnya dibelakang.

"Gue minta maaf, kata-kata tadi, cukup berpengaruh buat gue," ujar Niger, Aileen tersenyum lalu memeluk tubuh Niger erat, berusaha menyalurkan kekuatan pada pemuda yang ia cintai ini.

"Gue ngerti, gue janji bakal bantu lo buat cari orang tua kandung lo, dan gue pengen hari ini lo cuma buat gue, gak boleh sedih. Harus senyum terus!"

"Kalo gue senyum terus,  ntar cewek-cewek disini bakal naksir," ujar Niger narsis, Aileen langsung memperagakan gaya ingin muntah.

"Pokoknya sore ini sampai ntar malem, lo harus jadi pacar gue, bukan orang yang mukanya datar kayak tembok, harus senyum terus, gak boleh sedih." Jelas Aileen panjang kali lebar, Niger tersenyum kecil lalu mengacak puncak kepala Aileen hingga gadis itu mendengus.

"Iya, apapun untuk lumi,"  ujar Niger tersenyum, Aileen mengerutkan keningnya lalu memukul Niger.

"Lumi itu siapa hah?!" Teriak Aileen sambil terus memukul Niger, sedangkan Niger berusaha untuk menyelamatkan diri dari serangan Aileen dan terus tertawa.

"Aileen, artinya cahaya kan? Lumi artinya juga cahaya, gue pengen manggil lo dengan sebutan berbeda dari orang lain, pokoknya yang boleh manggil lumi itu cuma gue doang,"

"Yah kenapa harus cahaya? Kenapa gak sayang atau cinta at-" Aileen menghentikan kalimatnya lalu membekap mulutnya sendiri, matanya menatap Niger yang tengah tersenyum mengejek sambil menaik turunkan alisnya.

"Jadi mau dipanggil sayang? Cinta? Darling? Babe? Honey? Babi?"

"Babi ndasmu!" Niger tertawa keras, menjadikan mereka sebagai pusat perhatian, Aileen menunduk lalu tersenyum, setidaknya biarkan hari ini dirinya membuat Niger senang.

"Bunganya, kak?" Aileen mendongak, menatap seorang gadis yang memegang kotak penuh dengan bunga kertas, Aileen tersenyum kecil lalu menggeleng hingga mimik wajah gadis itu menjadi kecewa, dari yang Aileen lihat Sepertinya belum ada satupun bunga yang laku

"Berapaan dek?"

"5.000 kak, yang lebih besar ini harganya 7.000 dan yang paling besar ini 10.000," jelas gadis itu antusias, Niger mengeluarkan dompetnya lalu memberikan selembar uang seratus ribuan pada gadis itu dan mengambil bunga yang paling besar.

"Kakak gak punya uang kecil? Aku gak punya kembalian," ujar gadis itu, pasalnya Niger adalah pelanggan pertama jadi dirinya tak punya kembalian.

"Ambil aja," ujar Niger lalu tersenyum tipis, sedangkan gadis kecil itu bersorak senang lalu pergi setelah mengucapkan terima kasih.

CAHAYA dan WARNA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang