12. flashback

12.8K 882 32
                                    

Gadis kecil itu berlari menuju seorang anak lelaki yang menangis di pinggir jalan, ia mendekati lelaki itu dan langsung memeluknya erat.

"Jangan nangis," ujar gadis itu sembari menghapus air mata anak didepannya.

"Sakit," anak lelaki itu menyingkap baju kaus yang dipakainya.

Mata gadis itu membulat, ia menangis saat melihat luka di perut anak laki-laki itu, dengan tangan bergetar ia menyentuh luka itu hingga anak laki-laki yang ada di depannya meringis.

"Maaf, aku gak sengaja," ujar gadis itu.

"Gak, apa-apa."

"Tapi kenapa bisa luka kaya gini?"

"Aku dipukul sapu sama papa, padahal aku gak nakal."

"Kamu jangan sedih lagi, ayo ke lumah, nanti aku kasi obat." Lelaki kecil itu mengangguk, sedangkan gadis itu mulai memapah tubuh besar milik anak didepannya.

Gadis kecil itu mendudukkan tubuh anak lelaki itu dan langsung berlari menuju kedalam rumah untuk mengambil kotak medis.

"Tahan bental, yah." Ujar gadis itu dan mulai membersihkan luka anak lelaki didepannya.

Ringisan dari anak didepannya membuat tangannya refleks berhenti mengobati luka itu, gadis itu menatap anak lelaki didepannya yang sedang menggigit bibir bawahnya.

"Tahan, sakitnya bentalan doang, kok. Kalo aku jatuh dari sepeda, Mama selalu ngobatin aku kayak gini." Gadis kecil itu menjelaskan,sedangkan anak lelaki didepannya hanya mengangguk sampai gadis itu selesai.

"Berarti kamu udah jadi mama dong?" Tanya anak laki-laki itu, gadis kecil itu mengerutkan keningnya.

"Iya, kan kamu udah ngobatin luka aku." Gadis itu menggeleng

"Kata mama, harus nikah dulu supaya bisa jadi mama."

"Kalo gitu, ayo kita nikah." Gadis itu menggeleng, bertanda tidak.

"Kata mama, kalo udah gede baru boleh nikah." Anak laki-laki itu mengangguk paham.

"Yaudah, kita nikahnya pas udah gede, mau kan?" Ujar anak lelaki itu sambil menyodorkan jari kelingkingnya.

Sang gadis tersenyum malu-malu, dengan pelan ia juga mengangkat tangannya dan menyodorkan jari kelingkingnya hingga bertautan dengan jari anak kecil itu, "iya."

"Oh iya, nama kamu siapa?" Anak laki-laki itu bertanya.

"Nama aku Aileen, tapi aku lebih suka di panggil Abbey. Kalo nama kamu?" Gadis yang bernama Aileen itu melemparkan pertanyaan yang sama.

"Grel,"

"Glel?" Anak lelaki itu tersenyum kecil, rasa sakit ditubuhnya seperti hilang sepenuhnya saat gadis kecil didepannya menunjukkan ekspresi menggemaskan.

"Kalo kesusahan panggilnya Niger aja."

"Nigel? Oke!"

CAHAYA dan WARNA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang