17. kecupan.

11.5K 832 3
                                    

"terimakasih sudah menjadi cahaya diantara kegelapan, menjadi warna diantara kesuraman di hidup gue,"

Niger Greeley Benoni.

Happy reading guys

🖤🖤

Hari Minggu, jika biasanya Aileen akan tidur sampai siang maka hari ini berbeda, membuat bi Ijah terheran-heran melihatnya. Bukan karena apa, Aileen ini termasuk spesies yang susah dibangunin, apalagi jika hari ini adalah hari Minggu.

Gadis cantik itu berniat akan joging bersama Niger pagi ini, senyum tak dapat ia sembunyikan bahkan saat ia menuruni tangga, gadis cantik dengan rambut di ikat itu bersenandung kecil.

"Non Abbey tumben jam segini udah bangun? Biasanya jam 12," ujar bi Ijah, Aileen tersenyum malu-malu dan tanpa sadar ia menginjak tali sepatunya yang tak terikat rapi membuatnya hampir saja tersandung.

"Hati-hati, non." ujar bi Ijah, wanita paruh baya itu menggeleng pelan melihat tingkah anak sang majikan yang sudah dia anggap sebagai putrinya sendiri.

Aileen tersenyum kecil lalu berlari menuju teras, menunggu Niger lebih tepatnya. Rasa senangnya tak bisa disembunyikan, gadis itu terus saja tersenyum sampai akhirnya bunyi kendaraan mengalihkan perhatiannya.

Baru saja Aileen ingin berdiri, namun pergerakan tangan Niger seolah menyuruhnya untuk tetap duduk, karena sedang dalam mood baik, Aileen menurut. Tetap duduk sampai pemuda itu berdiri didepannya.

Niger berjongkok, refleks membuat Aileen mengangkat kakinya hingga menghantam hidung Niger dan berdarah. Jika kalian tahu, gerakan refleks itu bisa sangat menyakitkan.

Aileen memelototkan matanya,  lalu ikut berjongkok didepan Niger, menyentuh hidung mancung pemuda itu yang masih saja mengeluarkan darah.

Tanpa ba-bi-bu Aileen langsung merobek pakaiannya sendiri, walaupun tidak banyak, cukup untuk membuat Niger tersentak kaget.

"Maaf," ujar Aileen menyesal, gadis itu menyumpal lubang hidung Niger yang mengeluarkan darah.

Niger diam, tak menjawab. Mata pemuda itu di pejamkan hingga Aileen menarik tangannya menuju ke hidung.

"Pegang sebentar, gue mau ambil kotak obat dulu," ujar Aileen lalu berlari ke dalam rumah.

Niger berdecak, lelaki itu bangkit dan duduk di kursi yang Aileen tempati tadi.

Aileen kembali, masih dengan wajah paniknya gadis itu mengobati Niger dengan telaten dan sabar. Setelah selesai Aileen menaruh kotak itu dimeja, matanya menatap ke arah Niger yang juga sedang menatapnya.

"Ganti baju Lo," ujar Niger dingin, seperti awal mereka bertemu, Aileen mengerjap lalu segera berlari masuk saat sadar bahwa pakaiannya yang tadi di robek  menampilkan sedikit perutnya.

"Gue minta maaf, gue beneran gak sengaja," ujar Aileen, namun Niger masih diam. Pemuda itu menghela nafas lalu menyorot Aileen teduh, pandangan yang sama seperti kemarin.

"Gak apa-apa, kalo luka gitu bisa buat Lo khawatir sama gue, gue gak masalah kalo harus dapat luka yang lebih parah," canda Niger, pemuda itu terkekeh geli melihat wajah Aileen yang ingin menerkamnya.

"Gue beneran panik, apalagi tadi Lo diem aja!"

"Jangan pernah ngelakuin hal ini lagi,"

"Apa? Ngobatin lo?"

"Bukan, maksud gue, jangan pernah sobek pakaian lo lagi, seenggaknya jangan didepan para cowok,"

"Iya, gue bakal inget baik-baik," ujar Aileen lalu tersenyum, Niger yang gemas langsung mencubit pelan pipi Aileen yang sedikit tembam itu.

CAHAYA dan WARNA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang