Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.
"Selamat datang di Mantra Coffee."
.
.
.
Mantra telah berbaur dengan Jogja, hampir setiap malam kafe itu ramai di kunjungi.
"Kita butuh crew tambahan nih, ga mungkin juga kita jaga tiap hari, kalo ada tugas gimana?" ucap Ajay.
"Sepakat sih, menurut lu gimana Tam?" sambung Andis.
Tama menganggukan kepala sembari menyodorkan jempol kanan nya. Mereka bertiga menunggu keputusan sang ketua.
"Hmm...." Dirga tampak sedang berfikir keras.
"Yaudah bikin lowongan dan skill yang di butuhin deh"
Akhirnya mereka berempat berunding dan mendapatkan hasil bahwa mantra membutuhkan junior barista dan waiters. Tama membuat desain sayembara lowongan dan telah di publish di jobstreet.
Selama beberapa malam ini, banyak orang datang untuk melamar, terutama mahasiswa tingkat akhir yang sedang membutuhkan part time untuk menambah biaya print skripsi . Dirga menginterview mereka, serta melakukan tes lapangan dengan membuat kopi.
Seorang wanita berambut hitam, kira-kira panjang rambutnya sepunggung. Dengan kacamata bundar, masuk kedalam mantra.
Dengan sikapnya yang pemalu ia masuk ke dalam kafe, seperti baru pertama kali datang ke tempat-tempat seperti itu, ia terlihat bingung celingak-celingukan. Andis menghampiri wainta itu sembari membawa kertas kosong dan menu hidangan.
"Ada yang bisa di bantu?" tanya Andis.
"Sa--saya mau ngelamar mas" jawabnya malu-malu.
"Saya belum ada niat menikah mbak"
"Ngelamar kerjaan maksudnya mas" sambil menunjuk poster sayembara lowongan yang tertempel di pintu kaca mantra coffee.
"Oalah ahahhaa, mari ikut saya" Andis membawa wanita itu ke arah bar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Coffee Classic
ParanormalKebayang gak sih 4 anak indigo tinggal barengan & buka coffee shop? mereka jualan kopi sambil buka konseling seputar kasus supranatural dan memecahkan kasus tersebut. Andis, Dirga, Tama & Fajar adalah mahasiswa baru yang merantau ke Yogyakarta. Mere...