26 : Burn Baby Burn !!

2.4K 438 18
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

.

.

.

Perkuliahan telah kembali, para mahasiswa mulai aktif kembali di kampus mereka masing-masing. Sore itu Aqilla dan 2 orang temannya mampir ke mantra coffee untuk kerja kelompok.

"Ini Qil tempat biasa lu nulis lirik?" tanya Devi.

"Iya Dev," jawab Aqilla singkat.

"Asik juga sih tempatnya," timpal Zahra.

"Lu berdua pesen minum duluan deh, gua nanti aja belakangan," ucap Qilla.

Zahra dan Devi memesan minuman. Saat itu Tama dan Abet yang sedang mengisi posisi barista, Andis melayani pengunjung dan Dirga di bangku kasir.

"Eh Qil," panggil Zahra.

Aqilla menoleh ke arah Zahra, "Apa?"

"Lu kenal sama pegawai-pegawai disini?" tanya Zahra.

Aqilla hanya mengangguk sambil membuka laptopnya.

"Kenapa? lu suka ya sama mas-mas disini?" ledek Devi.

"Disini pegawainya rata-rata semester muda loh," ucap Qilla.

"Kalo mas yang barista itu siapa namanya?" tanya Zahra.

Aqilla melihat ke arah spot barista, ia melihat Tama dan Abet.

"Oh mas Abet ya," ucap Zahra sambil senyam-senyum sendiri."

"Cieee... cieee" Qilla dan Devi meledek Zahra yang bertanya tentang Abet.

"Eh Tam, lu anterin pesenan ke meja nomor 8 ya, gua mau ke toilet dulu," ucap Andis.

Tama melihat meja 8, ia menemukan sosok Aqilla di meja itu. Baru saja ia hendak menolak permintaan Andis, tiba-tiba Andis menghilang bak ditelan bumi. Tama terpaksa harus bertemu Aqilla, selama ini dia selalu menghindar dan kabur saat bertemu sosok wanita yang pernah ia sukai itu.

Tama menghampiri meja 8 dan menghidangkan minuman yang telah mereka pesan.

"Green tea latte, Americano, Milkshake Vanilla," kemudian ia langsung berjalan pergi.

"Mas Abet, ga ada yang pesen milkshake vanilla," ucap Zahra yang sontak membuat Aqilla dan Tama diam terhentak.

"Oh maaf," Tama hendak mengambil milkshake vanilla itu, entah sudah berapa lama ia selalu mendapati Aqilla selalu memesan minuman itu hingga tanpa sadar ia membuatkan minuman itu walau pun Aqilla tidak memesannya.

Aqilla memegang tangan Tama yang hendak mengambil minuman itu, "Kalo belum ada yang pesen, gapapa biarin aja,"

Kemudian Tama menoleh ke arah Zahra, "Saya bukan Abet," sambil menunjuk pria bertato yang sedang meracik kopi untuk pengunjung lain.

Devi menertawakan Zahra yang salah orang.

"Qilla !!!" panggil Zahra malu.

Aqilla yang sedang mengetik di laptop membalasnya, "Apa?"

"Itu salah orang tau," sambil mukanya merah karena malu.

"Maksud gue yang pake sarung tangan warna hitam itu loh," ucap Zahra meluruskan maksudnya.

"Ya gua pikir yang satu lagi, soalnya lu manggilnya 'mas-mas' sih," balas Qilla yang sedang meminum milkshakenya.

"Hih Aqilla mah !!!,"

Mantra Coffee ClassicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang