82 : Sayonara Mantra

2.3K 321 59
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

.

.

.

"Aku titip motor ya," ucap Tama.

"Ngapain? Kamu--mau ngapain?" ucap Aqilla sambil mengunyah makanan di mulutnya.

"Aku udah cari tempat baru sama pesen mobil bak buat ngangkutin barang," jawab Tama.

Uhuk ... uhuk ... uhuk.

Aqilla tersedak mendengar itu. "Mau kemana?" 

"Pindah, aku keluar dari mantra."

"Serius?" tanya Aqilla yang merasa tak percaya dengan ucapan Tama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Serius?" tanya Aqilla yang merasa tak percaya dengan ucapan Tama.

Tama hanya mengangguk.

"Kalian temenan dari bayi kan?"

"Ya, ga dari bayi juga sih--tapi emang udah dari kecil," jawab Tama.

Aqilla memandang wajah Tama yang masih banyak memar, ia tak bisa membayangkan perkelahiannya dengan Andis.

"Terus mau tinggal di mana?"

"Banyak kos-kosan di Jogja, aku pindah deket kampus kok, biar ga kejauhan."

Sebuah panggilan masuk muncul di hp Tama, mobil bak yang ia pesan telah tiba di depan rumah Aqilla.

"Mau ikut?" ajak Tama.

"Aku ganti baju dulu."

Setelah itu, Tama dan Aqilla pergi menuju mantra. Mereka berdua duduk di belakang sambil menikmati angin yang sejuk. Cuaca agak dingin karena semalam hujan turun deras. Sesampainya di mantra, hanya ada Ajay. Dirga sedang mengantar Andis ke rumah sakit.

"Ini mobil apaan, Tam?" tanya Ajay.

Tama tak menjawab, ia berjalan melewati Ajay dan naik ke atas. Aqilla menepuk bahu Ajay.

"Jangan terlalu keras sama, Tama," ucap Qilla.

"Nanti aku coba ngomong sama dia, aku lebih suka liat dia ada di sini juga kok."

Ajay menggaruk kepalanya, "ini, dia mau pindah?" tanyanya pada Aqilla.

Aqilla hanya menganggukan kepalanya. Ajay berjalan ke atas, ia menuju kamar Tama dan melihat Tama sedang mengemas barang-barangnya ke dalam sebuah box.

"Lu mau pindah beneran?"

Lagi-lagi Tama tak menjawab. Namun, Ajay malah membantunya merapihkan barang-barangnya.

"Biar gua bantu," ucapnya singkat.

Tama menoleh ke Ajay yang sedang memasukan buku-buku milik Tama ke dalam box berwarna putih.

Mantra Coffee ClassicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang