Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.
"Selamat datang di Indomaret, selamat belanja."
.
.
.
Tama masih memilih-milih minyak wangi di indomaret, sedangkan Aqilla sibuk mencari spaghetti dan bumbunya.
"Masih bingung?" tanya Aqilla yang baru saja selesai membeli bahan-bahan makanan untuk mereka masak berdua.
Tama masih saja menyemprot sedikit minyak wangi dan menghirup aromanya.
"Pake yang biasa aja sih, aku suka wanginya," ucap Aqilla.
Tanpa pikir panjang, Tama langsung mengambil minyak wangi yang biasa ia gunakan. Mereka berjalan ke kasir dan membayar belanjaan.
"Kamu udah mutusin mau KKN kemana?" tanya Tama.
"Udah dong."
Hari ini menu makan mereka berdua adalah spaghetti, karena beberapa hari lagi Aqilla harus menjalani kuliah kerja nyata di luar kota, maka mereka memutuskan untuk membuat pesta kecil-kecilan berduaan.
Mereka berdua berencana untuk memasaknya bersama di rumah Aqilla malam ini. Dengan vario birunya, Tama membonceng Aqilla pulang ke rumahnya.
"Di rumah kamu ada siapa aja?" tanya Tama yang sedang mengemudi.
"Aku kan tinggal sendiri," jawab Aqilla.
Aqilla hidup sebatang kara, Ibunya sudah meninggal dan ayahnya bekerja di luar kota, ayahnya pulang hanya beberapa bulan sekali. Rumah di Jogja merupakan rumah peninggalan kakek dan neneknya yang sudah tidak ada.
"Kita berdua doang?"
"Iya, kenapa emangnya?" tanya Aqilla.
Tama sudah bukan anak-anak lagi, ia sudah tumbuh menjadi pria dewasa. Membayangkan ia hanya berdua di rumah Aqilla membuat jantungnya berdebar kencang. Aqilla menjitak helm Tama, "Jangan mikir yang aneh-aneh," ucapnya.
Sesampainya di rumah Aqilla, Tama memarkirkan motornya di garasi, tepat di seblah vespa kuning Aqilla. Ia melepas sepatunya dan masuk dengan menggunakan kaos kaki berwarna hitam.
"Bahan-bahannya beresin dulu aja ya, aku mau ganti baju dulu," ucap Aqilla pergi masuk ke dalam kamar.
Mengingat berteman dengan Andis dan Dirga yang terkadang membicarakan hal-hal jorok membuat Tama jadi memikirkan hal-hal serupa. Ia memikirkan Aqilla akan keluar dengan pakaian yang sexy, mengingat ia berada dirumahnya.
Namun Tama menepis pikiran-pikiran itu dan mulai membereskan bahan makanan. Jujur saja, ketimbang Aqilla, Tama lebih mahir dalam urusan mengolah dapur. Dari mulai meracik minuman, memasak makanan dan membersihkan peralatan dapur, Tama ahlinya.
Bakalan ga ketemu Aqilla sampe dia selesai KKN, harus buat sesuatu yang spesial, batin Tama.
"Udah dirapihin?" tanya Aqilla keluar dari kamar.
It's show time! batin Tama sambil menoleh cepat ke arah Qilla.
Aqilla mengenakan kaos putih biasa dengan celana tidur panjang. Seketika pupus harapan Tama, membuatnya kembali bermuka datar.
"Kamu kenapa?" tanya Aqilla.
"Gapapa," jawab Tama singkat.
"Kenapa sih? kayak lagi kenapa-kenapa deh?" tanya Qilla.
"Gapapa sayaang," sambil mencubit pipi Aqilla lalu tersenyum kembali.
Mereka mulai mengolah bahan yang ada. Aqilla mulai merebus pasta dan Tama mulai mengiris bawang bombai lalu menumis bawang bombai tersebut bersamaan dengan daging cincang dan dipadukan dengan saus bolognese secukupnya. Aroma yang lezat mulai tercium.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Coffee Classic
ParanormalKebayang gak sih 4 anak indigo tinggal barengan & buka coffee shop? mereka jualan kopi sambil buka konseling seputar kasus supranatural dan memecahkan kasus tersebut. Andis, Dirga, Tama & Fajar adalah mahasiswa baru yang merantau ke Yogyakarta. Mere...