Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.
"Selamat datang di Mantra Coffee."
.
.
.
Terus melangkah maju, ya begitulah cara kerja sang waktu meninggalkan hari-hari yang telah berlalu. Libur telah usai, wajah-wajah lama menghilang digantikan dengan wajah-wajah baru yang mulai bertebaran di kota Jogja. Samar-samar terlihat tiga orang yang keluar dari stasiun lempuyangan.
"Yo," sapa Dirga kepada ketiga temannya yang baru saja kembali lagi setelah beberapa minggu meninggalkan Jogja.
"Ih ada Mila, udah kangen ya sama kakang Andis?" ucap Andis melihat Mila ikut menjemput mereka bersama Dirga.
"Najong ge'er banget," balas Mila.
Andis, Tama dan Ajay masuk ke dalam mobil, mereka kembali menuju markas besar mereka, yaitu Mantra. Sepanjang jalan mereka saling bertukar cerita tentang pengalaman liburan mereka, begitu juga dengan Dirga.
"Mila bukannya off day ya?" tanya Andis di tengah perjalanan.
"Kan waktu kalian liburan Mila teh full time," kata Mila.
"Full time dari pagi dong?" ucap Andis bercanda.
"Iya emang dari pagi," jawab Mila.
"Serius?! kan masuk buat beberesnya jam 3 sore?" sahut Andis lagi.
"Kan nemenin Dirga, kasian sendirian,"
"Dir, wah lu ngapain aja lu berduaan pas sepi-sepi?"
"Kepo Andis," celetuk Mila.
"Kan aku nanya Dirga," balas Andis lagi.
"Eh iya--" tiba-tiba Mila memotong pembicaraan Andis.
"Aqilla abis putus loh," ucap Mila sambil menoleh ke arah Tama.
"Terus?" ucap Tama singkat.
"Yaaaa ngasih tau aja," ucap Mila sambil tersenyum.
"Ga tertarik tuh," ucap Tama gengsi.
"Buat gue ya?" sambung Andis.
Tama tiba-tiba melihat Andis dengan tatapan yang tajam. Ia membuka sarung tangannya.
"Coba aja," ucapnya seakan mengajak berkelahi.
Mereka semua tertawa bersama karena melihat Tama yang kelihatan emosi.
Sesampainya di mantra mereka semua turun dan membawa barang bawaan mereka ke lantai atas. Tidak butuh waktu lama, mantra di penuhi aroma melati.
"Kok mendadak bau melati ya?" tanya Mila.
"Andis kali kuntil anaknya," celetuk Dirga.
Andis hanya melongo ke arah jendela luar.
"Dir, lu ngapain aja? atau lu kemana aja selama kita semua liburan?" tanya Andis dengan wajah serius.
"Yahelah masih aja di bahas, gua ga ngapa-ngapain kali sama si Mila," jawab Dirga.
"Bukan itu," balas Andis.
Belum Dirga selesai berbicara, Andis menunjuk ke luar jendela.
"Cewek yang bajunya item itu--" ucap Andis.
Dirga mulai mengerti apa yang di bicarakan Andis.
"Siapa?" sambungnya Andis.
Dirga menceritakan asal mulanya ia berkomunikasi di perpus kota, depan gelato hingga ikut pulang ke mantra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Coffee Classic
ParanormalKebayang gak sih 4 anak indigo tinggal barengan & buka coffee shop? mereka jualan kopi sambil buka konseling seputar kasus supranatural dan memecahkan kasus tersebut. Andis, Dirga, Tama & Fajar adalah mahasiswa baru yang merantau ke Yogyakarta. Mere...