73 : Exorcism

1.9K 388 59
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kiran ... mau minta bantuan Mantra."

"Yaudah, tenang aja, Mantra siap bantu kok," ucap Andis yang beranjak dari duduknya, ia menatap Sekar.

Sekar hanya menggeleng, tidak ada keberadaan makhluk jahat yang mengikuti Kiran di area kampus ini. Andis mengambil ponsel yang ada di katong celananya.

"Dir, gua butuh bantuan."

.

.

.

Andis membawa Kiran ke mantra, karena Kiran tidak membawa kendaraan, maka Andis memboncengnya.

"Kiran di Jogja tinggal sama siapa?" tanya Andis yang sedang mengendarai motor.

"Sama orang tua, tapi mereka sibuk ke luar kota, jadi, Kiran tinggal di rumah sama, Bude," jawabnya.

Sesampainya di mantra, Andis dan Kiran langsung masuk. Dirga memberikan kopi gratis pada Kiran.

"Eh ada, Kiran, nih di minum dulu, spesial buat kamu," ucap Dirga sambil tersenyum.

"Eh ... serius?"

"Iya, Dirga lagi ulang tahun, jadi spesial dari owner nya langsung," timpal Andis.

"Waaah, terimakasih," Kiran duduk, lalu meminum kopi itu.

Tidak ada rasa curiga sama sekali, ia menenggak kopi itu langsung habis, seperti orang yang kehausan, "enak sekali," ucapnya sambil tersenyum.

Andis dan Dirga saling bertatapan untuk beberapa saat, lalu mereka berdua menoleh ke arah Kiran dengan raut wajah yang sepertinya tidak begitu bagus. 

"Lu tau kan, Dis, kalo dia suka sama kopi itu artinya apa?"

"Iya, iya, paham gua," Andis menggaruk-garuk kepalanya.

Tak lama setelah itu, Ajay, Tama dan Aqilla datang ke mantra.

"Laporan situasi?" tanya Ajay pada Dirga.

Dirga menempelkan ujung jempolnya pada ujung jari telunjuk, membuatnya terlihat seperti huruf o.

"Positif ...," lanjutnya berbisik.

"Tam, udah lu kasih tau kan, kalo positif ... tugas Aqilla ngapain?" tanya Ajay pada Tama.

Tama hanya mengacungkan jempolnya, lalu ia menoleh ke arah Aqilla. Aqilla mengangguk pelan sambil menatap Tama.

"Kiran," panggil Aqilla.

"Kak Qila," balas Kiran.

"Ikut aku yuk, sebentar," ajak Aqilla pergi ke toilet.

Mantra Coffee ClassicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang