54 : Lembaran Memori

2K 387 51
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

.

.

.

Beberapa minggu berlalu setelah Mila pergi meninggalkan mantra, sore itu Aqilla sedang berada di mirota kampus, surga perbelanjaan bagi anak kos-kosan yang memiliki budget pas-pasan. Setelah berbelanja kebutuhannya, Aqilla mampir sebentar untuk membeli eskrim di sebelah mirota kampus, ia duduk sambil menikmati sore harinya.

"Qilla."

Merasa terpanggil, Aqilla menoleh ke arah sumber suara.

"Milla," balas Aqilla.

Ternyata itu adalah Karmila yang baru saja selesai mencetak beberapa lembar skripsi untuk bimbingan esok hari.

"Mainnya jauh banget?" tanya Aqilla.

"Iya nih, denger-denger, di sekitar sini biaya ngeprint lebih murah hehe."

"Kamu abis belanja apa? ga sama Tama?" tanya Mila.

"Abis belanja bahan-bahan dapur gitu deh," jawab Aqilla.

"Kan ga harus tiap waktu bareng Tama dong," sambung Aqilla lagi.

Mila memesan eskrim juga dan duduk di depan Mila.

"Kamu ga skripsian di mantra aja?" tanya Qilla.

"Aku ga bisa," jawab Mila lirih.

"Yaaaa sebenernya aku bisa aja kerja sambil skripsi, tapi--"

"Tapi?" ucap Qilla penasaran.

"Duniaku selalu teralihkan," ucap Mila.

"Dirga?"

Mila hanya mengangguk.

"Cieeee," ledek Qilla.

"Tiap dia lewat atau jaga di bawah, Mila teh jadi ga konsen kalo mau skripsi, bawaannya liatin dia terus."

"Terus kemarin kenapa ga terima Dirga?" tanya Aqilla.

"Aku ga boleh pacaran sama Tanteku, aku di tuntut buat selesaiin pendidikan dulu," balas Mila.

"Orang tuaku udah lama ga ada, aku hidup ditanggung keluarga Tante, dan di rumah tante punya aturan yang menjunjung tinggi pendidikan," jelas Mila.

"Aku harap Dirga ngerti dan bisa nunggu, tapi--"

"Nomor aku malah di blokir," sambung Mila berwajah sedih.

"Serius di blokir?!" tanya Aqilla.

"Hu'um."

***

Di sisi lain.

"Tir, kunci motor mana?" tanya Dirga.

"Nih," Tirta mengambil kunci motor di kantung celananya.

"Gua pinjem hoodie ya, jaket gua pada belom kering."

"Pake aja, eh tapi lau mau ke mana bro?" tanya Tirta.

"Mau ke mirota dulu beli sesuatu."

"Sesuatu apa tuch?" tanya Tirta.

"Ada dech," jawab Dirga sambil keluar dan menyalakan motor, lalu pergi menuju mirota.

Di perjalanan, ia meminggirkan motornya dan menyalakan rokok, lalu melanjutkan perjalanan. Sesampainya di mirota, ia segera membeli beberapa kebutuhan yang ia cari.

Mantra Coffee ClassicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang