22 : Alam Suratma

2.6K 463 13
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

.

.

.

Dirga, Andis, Mila dan Uchul berjalan menelusuri jalan yang berkabut itu.

"Jangan terpisah, pastikan tali masih menyambung antara satu dengan yang lain" perintah Uchul yang sedang berjalan di depan.

"Dis--Andis" panggil Mila yang berada di urutan paling belakang.

"Kenapa Mil, kangen ya?" ucap Adnis bercanda.

"Serius, Mila mau ngomong" ucap Mila sambil berjalan.

Andis menoleh kebelakang.

"Di belakang Mila teh ada siapa?" ucap Mila yang merasakan ada suara dan hembusan nafas di tengkuk lehernya.

Andis melihat nenek-nenek dengan kedua mata berlubang, nenek itu berjalan mengikuti rombongan tepat di belakang Mila.

"Ga ada apa-apa kok" ucap Andis dengan wajah tenang.

"Jangan takut" ucap Uchul.

"Mereka menjadi kuat dengan memakan rasa takut kita" lanjut Uchul.

"Jangan perlihatkan ketakutan kita, atau mereka akan sadar kalo kita adalah makhluk hidup yang berada di tanah orang-orang mati" timpal Uchul lagi.

Glek !

Mila menelan ludah karena merasa agak takut, namun ia mencoba menenangkan diri dan tidak menoleh kebelakang.

"Kita istirahat sebentar" ucap Uchul.

Tidak lama setelah itu terlihat sebuah bangunan berbentuk kafe kekinian, makhluk yang mengikuti rombongan sudah menghilang. Mereka berempat masuk kedalam kafe itu.

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Karma Kafe." ucap seorang anak kecil.

"Sebelum menuju akhirat apa ada penyesalan di dunia? kami melayani tuan dan nyonya untuk membalas karma" ucap seseorang yang sepertinya ramah senyum.

Kafe ini memiliki 3 orang pegawai, seorang anak kecil, seorang yang selalu tersenyum dan seorang yang nampak seperti barista yang sedang merokok.

"Kami semua masih hidup" sambil menyeringai ke arah pria yang tersenyum itu.

"Apa perlu kami buat mati?" balas pria itu sambil menyeringai kepada Uchul.

"Ehm--ehm" celetuk pria barista yang sedang merokok itu.

"Ada perlu apa yang masih hidup di alam yang sudah mati?" ucap pria yang merokok itu.

"Kami mencari sang Suratma" ucap Dirga.

Mereka bertiga sontak kaget, untuk apa manusia yang masih hidup mencari hakim kematian?

Tiba-tiba waktu seakan berjalan lambat. Dirga, Andis, Mila dan Uchul menyadari itu. Muncul kepulan asap hitam entah dari mana, asap itu berkumpul dan membentuk seperti bentuk manusia. Mulai dari kaki yang melangkah menuju mereka berempat hingga ke ujung kepala yang ditutupi topi hitam, makhluk itu berjalan dengan tongkat nya, ia berjalan beringingan dengan waktu yang melambat.

"Yo bocah" ucap makhluk itu.

"Yamaaaa !!!" ucap Andis yang familiar dengan makhluk itu.

"Azmoke, Kiddie, Foxy" Panggil Yama.

Mantra Coffee ClassicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang