Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.
"Selamat datang di Mantra Coffee."
.
.
.
"Kemaren, lu ketemu sama, Tantenya, Mila, Dir?" tanya Andis yang sedang membuat sebotol moccacino.
"Iya."
"Ngobrol apa lu?"
"Ya, diintrogasi seputar kehidupan," jawab Dirga yang sedang duduk sambil mengelus-elus Anna.
"Dis, sekalian dong, americano satu," Dirga meminta Andis untuk membuatkan segelas kopi americano untuknya.
"Siap," jawab Andis.
"Lu tau temen kantornya, Ajay, Dis?"
"Mbak Ajeng?" tanya Andis.
"Bukan, namanya, Senja."
Andis hanya diam, tanda ia tak tahu.
"Fajar, Senja," ucap Dirga.
"Tama, Qilla," lanjutnya.
"Dirga, Mila?" tanya Andis.
"Kalo ... Andis?" tanya Dirga balik.
Andis menuangkan americano yang ia buat ke dalam botol. Ia berjalan ke arah Dirga sambil melempar pelan kopi itu ke udara, dan terjun kembali ke tangannya. Andis meletakan botol itu di meja Dirga sambil menatap Dirga.
"Andis hanya miliknya sendiri," ucap Andis.
Pria bertopi itu pergi meninggalkan mantra, lengkap dengan kemeja korsa dan tas selempangnya. Ia mengendarai motor dan pergi entah kemana, padahal sekarang sudah memasuki liburan kenaikan semester lima.
Andis mengendarai motornya hingga ia berada di sebuah jembatan besar, Andis memarkirkan motornya. Seorang wanita berdiri sambil menatap ke bawah, Andis menghampiri wanita itu dan bersandar di tembok pembatas jembatan. Wanita itu naik ke pembatas dan terjun ke bawah. Sedangkan Andis membuka penutup botol moccacino dan meminumnya.
Tak butuh waktu lama, wanita itu secara tiba-tiba berada di sebelah Andis lagi dan mengulangi apa yang barusan ia lakukan. Hingga beberapa kali.
"Ga capek?" tanya Andis.
Wanita itu menoleh ke arah Andis dengan wajah yang hancur, bola matanya bergelantungan hampir putus dari matanya. Andis tak berani menatapnya, ia hanya berdiri sambil bersandar dan meminum kopi.
"Ngopi dulu nih," Andis meletakan kopi itu di tanah dan pergi dari tempat itu.
Wanita itu menempel pada Andis yang sedang melaju dengan motornya.
Yeeee, ketagihan kan lo, batin Andis.
"Kenapa bunuh diri begitu sih?" tanya Andis pada wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Coffee Classic
ParanormalKebayang gak sih 4 anak indigo tinggal barengan & buka coffee shop? mereka jualan kopi sambil buka konseling seputar kasus supranatural dan memecahkan kasus tersebut. Andis, Dirga, Tama & Fajar adalah mahasiswa baru yang merantau ke Yogyakarta. Mere...