Selama mantra coffee tutup, banyak hal yang terjadi. Berita utamanya adalah kasus menghilangnya orang-orang secara misterius. Menurut beberapa kesaksian, hal tersebut terjadi karena sebuah website aneh yang bernama Suratma.net. Situs tersebut menjanjikan uang yang berlimpah untuk orang-orang yang menjalankan misi tertentu, dan setelah orang tersebut mendaftar pada website tersebut .... orang itu menghilang.
"Ini surat izinnya," ucap Inspektur.
"Apa ... gapapa, ngebebasin orang itu?" tanya Inspektur lagi.
"Saya yang akan bertanggung jawab penuh kekeke."
Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.
"Selamat datang di Mantra Coffee."
.
.
.
Jogja sudah mulai ramai oleh muda-mudi pelajar, banyak kampus yang telah selesai dengan liburnya. Malam ini empat orang anak muda dengan almamater biru masuk ke dalam mantra coffee. Tama menghampiri mereka dan memberikan daftar menu sambil bersiap mencatat pesanan mereka. Kelompok anak muda ini terdiri dari dua orang wanita dan dua orang pria. Seorang wanita dengan kaos berwarna pink di dalam almamaternya menatap Tama yang sedang berdiri di sampingnya, tentu saja refleks, Tama juga jadi menatapnya. Wajah gadis itu memerah, ia memalingkan wajahnya dari Tama.
"Itu dia, pesona, Sang Pangeran," gumam Ajay pada Andis.
"Hilih, pangeran yang sesungghnya hanyalah, Lord Tirta," balas Andis.
"Kita taruhan yuk, Dis," Ajak Ajay.
"Taruhan opo?"
"Kalo, Tama bisa dapetin nomor itu cewek ... lu traktir gua mie ayam afui porsi monster di Jalan Kaliurang ya?"
"Kalo, Tama ga dapet?" tanya Andis balik.
"Terserah lu, Dis."
"Kalo, Tama ga dapet. Lu tembak Senja sekarang juga ya lewat telpon," ucap Andis sambil meledek Ajay.
Glek.
Ajay menelan ludah, apakah ini hal yang benar? Menantang seorang monster bertaruh, batin Ajay yang melihat sosok Andis seperti monster yang tersenyum sambil kedua matanya menyala.
"O ... oke, siapa takut!" balas Ajay dengan penuh keraguan.
Setelah mencatat pesanan pelanggang-pelanggan tersebut, Tama berjalan ke arah Andis yang sedang bertugas menjadi barista.
"Oi, Tam. Gua punya tantangan buat lu," ucap Andis.
"Kalo lu berani dan bisa dapetin nomor cewek yang tadi malu-malu liatin lu--"
Tama hanya menggelengkan kepala, yang berarti ia tak mau.
"Tam, ayolah. Harga diri gua dipertaruhkan," ucap Ajay sambil menarik kerah kemeja Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Coffee Classic
ParanormalKebayang gak sih 4 anak indigo tinggal barengan & buka coffee shop? mereka jualan kopi sambil buka konseling seputar kasus supranatural dan memecahkan kasus tersebut. Andis, Dirga, Tama & Fajar adalah mahasiswa baru yang merantau ke Yogyakarta. Mere...