Dan idealismeku tidak pernah benar-banar mati--
selama kau mau menghidupkannya berkali-kali.
[ d i a l e k t i v a ]
Topik mosi dan posisi yang didapatkan tim Sativa cukup mengganggu idealisme Bumi-setidaknya itulah yang bisa Sativa lihat dari pertama kali moderator membacakan mosi berjudul "Pembatasan Jam Malam Mahasiswa Dibutuhkan Agar Kegiatan Nonakademik Tidak Menganggu Kegiatan Akademik dan Ketertiban Kampus" satu menit yang lalu. Bumi yang berdiri sebagai pembicara pertama sudah menekuk wajahnya. Sativa tahu apa yang mengusik Bumi saat ini. Sebagai mahasiswa yang menghabiskan hampir seluruh harinya di kampus dengan kegiatan nonakademik, berdiri di posisi pro akan menentang idealitas dan persona yang terbentuk dari seorang Bumi Barameru selama ini. Karena merasa ikut terusik, Sativa yang berdiri di sebelah Bumi mengucapkan sebaris kalimat yang membuat Bumi hampir menganggukkan kepalanya.
"Kalau Kakak mau tarik pemicunya sekarang, saya juga akan siap-siap buat menembak pelurunya."
"Makasih sudah memahami hal yang mengusik saya, Tiv," jawab Bumi pelan, "tapi, untuk sekarang ... kamu bisa tarik pemicunya di sini aja."
Bumi menunjuk syal yang sudah terikat di bagian atas lengan kirinya. "Kekuatan saya di sini," ujar Bumi, "dan ikatannya kurang kencang, Tiv."
Sativa mengangguk kecil, lantas mengencangkan ikatan syal di lengan kiri Bumi. Setelah menyentuh syal itu dua kali, Sativa menyadari dua hal. Pertama, syal yang dikenakan Bumi terlihat seperti syal yang dibeli beberapa tahun-atau belasan tahun silam. Itu bukan syal baru. Syal itu lecak dan sedikit kumal. Sativa yakin syal itu jarang dicuci. Kedua, terdapat dua huruf kecil yang ternyata tertulis di syal yang Bumi kenakan: JK. Sativa ingin bertanya, tetapi ia sadar ini bukan waktu yang tepat. Maka setelah moderator selesai memberikan penjelasan singkat teknis debat, Bumi sebagai pembicara pertama mendekatkan mulutnya ke pelantang suara dan di saat itulah Sativa melihat Bumi yang berbeda dari apa yang ia lihat sebelumnya.
"Mahasiswa aktivis. Mahasiswa akademik. Mana yang lebih baik? Setiap dari kita tentunya memiliki jawaban yang berbeda-beda. Tapi yang jelas, banyaknya pemikiran yang tumpul terjadi karena banyaknya kegiatan kemahasiswaan yang hanya sebatas "kumpul". Di saat seperti ini, ruang kelas dibutuhkan agar mahasiswa tidak menjadi golongan tempurung. Assalamu 'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Shalom. Om swastyastu. Namo buddhaya. Salam kebajikan."
Bumi mengawali sesi debatnya dengan tenang. Yang Sativa lihat saat ini bukanlah mata gelap Bumi seperti yang biasa ia lihat saat Bumi turun aksi. Bukan juga wajah dingin Bumi yang biasa Bumi perlihatkan seperti biasanya. Sativa bahkan melihat Bumi sesekali tersenyum-yang Sativa yakini dipaksakan-dan tutur katanya yang arif dan bijaksana. Selama Bumi memaparkan argumentasinya, Sativa justru sibuk dengan pikirannya sendiri. Berkali-kali ia mengamati sosok Bumi, kemudian membuat satu kesimpulan: Jadi ini wujud hipokrit seorang Bumi Barameru.
"Dewan juri yang terhormat, hadirin serta rekan-rekan berpikir dari tim kontra yang kami banggakan, hari ini kami berdiri sebagai tim pro atas mosi "Pembatasan Jam Malam Mahasiswa Dibutuhkan Agar Kegiatan Nonakademik Tidak Menganggu Kegiatan Akademik dan Ketertiban Kampus". Saya Bumi Barameru sebagai pembicara pertama bersama dua rekan saya, Sativa dan ...." Sativa baru menyadari bahwa Bumi tidak pernah benar-benar berkenalan dengan Mizi. Dengan tanggap, Sativa langsung membisikkan nama Mizi dan Bumi langsung melanjutkan ucapannya. " ... Mizi."
"Untuk mengawali debat ini, kami akan menyatakan sikap terlebih dahulu bahwa kami setuju bahwa pembatasan jam malam mahasiswa dibutuhkan agar kegiatan nonakademik tidak mengganggu kegiatan akademik. Sebelum debat ini berlanjut lebih jauh, perlu kami luruskan sejak awal bahwa makna frasa pembatasan jam malam tidak berarti peniadaan jam malam. Pembatasan berarti adanya waktu tertentu yang ditetapkan menjadi regulasi dan jika kegiatan mahasiswa melewati waktu tersebut, maka diperlukan izin secara formal, seperti mempunyai surat izin dalam menggunakan sarana dan prasarana kampus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialektiva
Fiksi UmumIni cerita tentang Tiva dan kejenuhannya terhadap tipe-tipe mahasiswa yang ada di kampusnya--terutama di kelasnya. Tipe mahasiswa yang caper sama dosen, yang menggadaikan ungkapan agen of change sebagai alasan bolos kuliah, yang menyumpal telinganya...