Bidasan [1]

7.9K 1.3K 88
                                    

Aku jarang banget nulis author's note di awal, tapi kayanya di bab ini harus. Bab ini akan panjang (isi dan dialog-dialognya) sehingga aku pecah jadi tiga). Isinya (mungkin) agak berat, tapi aku udah aku pilih mosi yang ringan, relate, dan di ranah yang aku kuasai. Ini juga bukan debat konstitusi. Jadi, temanya enggak hukum banget. Ini gambaran serangkaian seleksi debat di fakultasnya Sativa. Ada enam belas tim, tapi nggak mungkin dong aku tulis semua, hehe. Selain capek ngetiknya, capek juga mikirnya. Jadi, aku hanya menampilkan tiga sesi debat yang melibatkan Sativa, Adiran, Bumi, dan Mizi sampai ke tahap final. Itupun hanya potongan-potongan aja karena kalau tidak akan sangat panjang. By the way, background-ku bukan anak hukum. Aku cuma interest sama hal-hal yang berkaitan dengan politik dan belajar dikit-dikit. Jadi, kalau kamu menemukan kesalahan pasal, undang-undang, atau apapun dalam bab ini, kasih tahu ya. Soalnya referensiku cuma dari buku bacaan, paper, dokumen negara, dan tentu saja Mbah Gugel yang tahu segala. Aku coba cari sumber yang terpercaya.

Bab ini penting ditulis buat nunjukkin bagaimana setiap tokoh utama berdialektika dan sikapnya saat idealismenya dibenturkan dengan realitas. Dan mosinya juga aku pikir relate sama teman-teman. Oh iya, karena ini debat dan mungkin (banyak) pemakaian kata yang unfamiliar, kamu bisa cari KBBI atau Google kalau pengen langsung tahu artinya. Di akhir, aku akan kasih glosarium yang dipakai. Aku nulis bab ini sepaneng, tapi nggak apa-apa yang penting kamu seneng. #asik. #apasih. Okay, happy reading. xx

[ d i a l e k t i v a ]

Tawamu luruh
— dalam lorongku

kau bergemuruh.

[ d i a l e k t i v a ]

Sejak tim Adiran menaiki podium, fokus Sativa, Mizi, dan Bumi sudah terarah ke sana. Tim Adiran berdiri sebagai tim yang pro atas mosi "Bahasa Inggris Harus Dijadikan sebagai Bahasa Pengantar di Dunia Pendidikan Demi Kualitas Pendidikan yang Dapat Bersaing Secara Internasional". Tim kontra yang menjadi lawan tim Adiran berasal dari Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris. Sejak topik debat terpilih kepada kedua tim, atensi seluruh ruangan memang sudah tertuju kepada dua tim. Kedua tim harus berdiri pada sisi yang mungkin berlawanan—jika ditinjau dari latar belakang program studi mereka. Tim Adiran harus membangun argumen untuk menyetujui mosi dengan menjelaskan urgensi bahsa Inggris dalam ranah pendidikan. Sementara itu, tim kontra yang berasal dari Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris justru harus berusaha menolak mosi.

Rein berdiri di atas podium. Dari tempat duduknya, Sativa bisa menangkap gurat percaya diri pada wajah Rein. Perempuan yang ia kenal sebagai aktivis dakwah kampus itu membuka sesi debat dengan seulas senyum. "'The limits of my language means the limits of my world'. Begitulah kalimat yang pernah dikatakan Ludwig Wittgenstein, seorang filsuf yang juga menaruh perhatian yang besar terhadap bahasa. Ungkapan tersebut mengamini bahwa dunia kita dibatasi dengan sejauh mana kita menguasai bahasa. Membatasi bangsa pada satu bahasa berarti membatasi bangsa untuk menguasai dunia. Assalamu 'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Dewan juri yang terhormat, moderator yang bijaksana, serta hadirin dan rekan-rekan dari tim kontra yang kami banggakan, perkenalkan kami dari tim dua belas, hari ini berdiri pada posisi pro terhadap mosi "Bahasa Inggris Harus Dijadikan sebagai Bahasa Pengantar di Dunia Pendidikan Demi Kualitas Pendidikan yang Dapat Bersaing Secara Internasional". Saya Reinvazkia Almeera sebagai pembicara pertama, bersama dengan kedua rekan saya, Adiran Kiluan sebagai pembicara kedua dan Aninda Letisha sebagai pembicara ketiga."

Penanda waktu berbunyi bip sebagai tanda bahwa Rein sudah berbicara selama satu menit.

"Untuk mengawali debat ini, kami ingin menyatakan sikap terlebih dahulu bahwa kami setuju jika bahasa Inggris dijadikan sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan agar bisa bersaing secara internasional. Dewan juri dan hadirin yang kami hormati, saat ini, kita tidak bisa menafikan bahwa bahasa Inggris berperan sebagai lingua franca dalam kancah internasional. Bahasa Inggris diperlukan untuk menjembatani berbagai hal yang urgen di seluruh negara, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, dan salah satunya adalah pendidikan. Dijadikannya bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam ranah akademik akan menimbulkan kultur yang dapat mengakselerasi kualitas pembelajar dan pemelajar. Hal ini dibutuhkan sebab kualitas pendidikan di Indonesia saat ini berada dalam taraf yang rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment tahun 2019, kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-72 dari 77 negara."

DialektivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang