Rafael | 01

93.5K 5.1K 180
                                    

SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT, AND SHARE YA!

FOLLOW DULU YOK AUTHORNYA BIAR SEMANGAT!
.
.
.
HAPPY READING ❤️

Rafael Arsenio Lavindra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rafael Arsenio Lavindra

~~~~~

Rafael tersenyum pogah kala melihat banyak nya peserta yang mengikuti kegiatan MOS, matanya mengerjap lucu, seolah ini adalah pertunjukan yang menyenangkan untuk dilihat.

Baru saja kakinya akan melangkah turun untuk bergabung dengan yang lain, namun seseorang menarik pergelangan tangan nya lembut.

"Mau kemana?"

Jantung Rafael berdegup mendengar suara Alland-kakak kelas sekaligus sepupunya yang menjabat sebagai ketua osis.

Kaget itulah ekspresi yang tercetak jelas di wajahnya, Alland itu bagai malaikat pencabut nyawa, selain memiliki kewibaan, Alland juga memiliki ketegasan yang tinggi. Ia tak tanggung-tanggung untuk menghukum kala dirinya melakukan kesalahan.

"Kakak kok disini?" bukan nya menjawab pertanyaan, Rafael malah balik menyerang dengan pertanyaan.

Kedua mata Alland menyorot tajam, sarat akan ketidak sukaan nya. "Jawab pertanyaan Kakak, Rafa."

Rafael dengan cepat menunjuk peserta MOS yang berada di tengah lapang. "Mau gabung sama yang lain." cicit Rafael takut.

"Gak boleh, cuacanya lagi panas."

Rafael cemberut. "Terus Rafa gimana? Masa Cuma jadi penonton." decaknya tak suka.

Alland memang seperti itu, suka melarang dirinya untuk melakukan ini dan itu, padahal dirinya sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit, tapi entah kenapa keluarganya selalu aja berlebihan.

Dan Rafa tak suka itu.

Diumurnya yang baru menginjak 13 tahun, dia hanya ingin bermain dan bermain, bukan malah dikurung di dalam mension dengan banyak nya bodyguard yang berjajar.

Dan itupun Rafa tak suka.

"Mau kakak laporin Om Samuel?"

Langkah Rafael terhenti kala mendengar nama Papanya disebut, tubuhnya berbalik menatap Alland tak suka.

"Kenapa bawa-bawa Papa sih?!"

"Kenapa? Takut?" tantang Alland dengan tersenyum misterius. Rafael memang paling takut dengan Papanya, apalagi jika mmenyangkut kedua Kakaknya yang lebih overprotective.

"Enggak tuh." dengan pogah Rafa menjawab, terselip kesombongan dalam suaranya. Detik berikutnya anak itu berlari terbirit-birit, tak memperdulikan Alland yang mengeram tak suka melihat keponakan nya yang nakal itu.

Rafael [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang