Chapter 3- Melihat dari dekat

551 31 1
                                    

"Zeno biadab gak tau diri! Enyah sana lo!!"

Zeno yang merasa kaget menaikan satu alisnya saat menatap Leta yang sudah memakinya di kantin. Namun tiba-tiba Zeno tertawa pecah.

"Apa sih beb," goda Zeno yang sambil berjalan menuju Leta.

"Bab beb bab beb pala lo bebek!"

"Tanggung jawab lo-"

"Serius Leta? Gue gak pernah ngapa-ngapain lo-"

Segera Zeno mendapatkan pukulan di bahunya yang cukup keras.

"Aww" pekik Zeno.

"Bukan itu maksud gue! Dengerin dulu makanya! Tanggung jawab lo udah ngabisin kuota gue!!" Jelas Leta.

"Zenoooo kuota gue baru beli udah Lo abisin, terakhir yang pake hp gue itu elo! Elo Zeno elo! Gue gak mau balikin pokoknya," rengek Leta pada Zeno.

Zeno pun menghela nafas.

"Kek bocah ih, tuh malu diliatin kak Dev. Ntar gue ganti kuotanya," ujar Zeno yang mana membuat Leta membelalakkan matanya.

Serius gue baru sadar ada kak Dev satu meja sama Zeno dan parahnya dia lagi liatin gue, gila jantung gue.

"Dah ah, jangan liatin Dev begitu cemburu gue,"

Lagi satu pukulan mendarat di bahu Zeno.

"Bodo ah, balikin kuota gue!"

"Iya iya bawel deh, lagi pms lo?"

"Gak!" Setelahnya Leta pergi meninggalkan Zeno yang masih ketawa melihat kelakuan Leta.

Bel masuk sudah berbunyi dan jam pelajaran pertama telah dimulai. Sekarang pelajaran sejarah ditugaskan untuk menghapal tentang sejarah-sejarah kerajaan yang ada di Indonesia.

Bagi Naya sama Zino mah pasti gampang tapi bagi Zeno sama Leta bikin pusing.

"Apa yang Lo pusingin?" Tanya Naya pada Leta.

"Nama nama pemimpin nya bikin ribet," ujar Leta dongkol.

"Ye itu mah gampang," ujar Naya.

Tuh kan, Naya tuh kalo ngomong, dia enak gampang hafalinnya lah gue? Susah njir. Namanya ribet ribet.

"Coba Lo baca bener-bener," ujar Zino memberitahu gue.

Emang ya Zino ini uhh, Daebak bener lah, sayangnya gue gak ada rasa sama dia.

"Udah tapi tetep aja susah ngucapinnya," jawab gue ke Zino.

"Itumah lidah lo aja yang payah," ledek Zeno.

"Emang lo bisa gue tanya?!"

Jangan lupa ya gue masih kesel banget sama ni bocah satu, gara-gara dia gue gak bisa maraton movie.

"Sinis amat neng," ujar Zeno sambil merangkul bahu Leta.

Leta menghempaskan tangan Zeno dari bahunya dan mendelik kesal kearah Zeno. Zeno pun tertawa.

Zino yang melihat mereka menggelengkan kepalanya. "Balikin kuota Leta Zen," ujar Zino yang mendapatkan perhatian dari Zeno, Leta, dan Naya.

WILL BE TOGETHER? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang