Chapter 11-Rencana Kencan

428 24 5
                                    

Saat ini Zeno, Zino dan Naya sedang berada di kamar Leta sambil menatap sang pemilik kamar dengan penasaran. Sebab mereka bertiga disuruh Leta untuk ke rumahnya.

Entah apa yang membuat Leta harus menyuruh ketiga sahabatnya kemari namun Leta ingin mereka bertiga disampingnya.

Naya menghela nafas untuk kesekian kalinya. "Lo kenapa?" Akhirnya Naya memberikan suaranya untuk bertanya kepada sahabatnya itu.

Leta masih diam. Leta terkadang diam terkadang senyum sendiri, sedikit membuat Zeno takut. Karena sebelumnya Leta gak pernah diam walau sedetik pun.

"Leta lo kena-"

"GUE DITEMBAK KAK DEV!!"

Pertanyaan Zeno terhenti saat Leta memekik seperti itu. Tentu saja ketiga temannya merasa kaget dengan pengakuan Leta.

"Lo gak lagi mimpi kan Let?" Tanya Naya yang dijawab dengan gelengan kepala Leta.

"Gue serius, kemarin pas gue ke kantin bareng kak Dev dia nembak gue," jelas Leta yang makin mengundang penasaran.

"Kak Dev lo kasih pelet apa Let?"

"Anjir, Naya! Lo pikir gue apaan! Gue mah gak ngasih pelet juga cogan pasti nempel ke gue," sombong Leta sambil menaik turunkan alisnya.

Naya berdecak, untuk pertama kalinya ia berdecak dan itu mendapat tatapan dari Zino. Oke Naya nyesel.

"Ceritain dong gimana lo bisa ditembak Dev," ujar Zeno yang penasaran.

Dan.... Leta menceritakan semuanya.

30 menit kemudian...

"Anjir si Dev gak ada tempat yang lain buat nembak lo apa selain di toilet?" Tanya Zeno yang menahan ketawanya.

Leta mendengus. "Lo pikir gue bakal nangis keluar sekolah terus cari restauran bintang lima?"

Zeno terkekeh, "bercanda gue, tapi lucu aja ada ya orang jadian di toilet untung gak dianggap pasangan mesum."

Bugh!

"Anjg sakit bego!" Umpat Zeno.

"Gue gak mesum," Leta mendelik ke arah Zeno.

Zeno mendengus. "Iya iya, Lo kan suci tapi kalo udah pacaran sama Dev apa masih suci?" Goda Zeno yang membuat Leta dan Naya melotot secara bersamaan.

Kasih tau Leta sama Naya kalo pikiran mereka terlalu treveling.

"Bangsat Zeno! Gue gak semurah itu!" Pekik Leta yang membuat Zeno ketawa lagi.

"Udah, lo pada berisik."

"Akhirnya, gue kira kembaran gue yang satu ini udah lupa cara ngomong," ujar Zeno saat Zino berbicara.

Dan ucapan Zeno di anggukin sama Leta.

"Btw, gue heran sama lo berdua, maksud gue Zino sama Naya. Lo berdua kok bisa betah diem sih?" Tanya gue yang serius.

Zino keknya gak punya tanda-tanda mau tanggapin pertanyaan gue sedangkan Naya sekali jawab, jawabannya bikin sakit atiii.

"Gue juga heran, lo gak bisa diem apa walau cuman sedetik doang, tapi kalau lo diem gue juga takut, lo serem kalo diem kek gak punya nyawa," celetuk Naya. Sekali ngomong panjang tapi nyelekit.

"Si anjir, tapi Nayyy, gue mau lo nginep di rumah gue mau ya? Soalnya gue mau banyak cerita sama lo," pinta gue, walau gimana pun tetap aja sahabat yang setia dengerin curahan hati Leta ya si Naya.

Naya ngangguk, "Tapi gue Mau nelfon Ibu dulu," izin Naya Dan Naya langsung berdiri.

Zino memperhatikan Naya yang melewati dirinya. Dan Naya mengetahui itu, Dan tanpa sadar Leta pun juga memperhatikan mereka berdua. Harus Di introgasi nih si Naya.

WILL BE TOGETHER? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang