Pagi ini gue udah siap mau berangkat sekolah, gue juga udah selesai sarapan dan gue bakal berangkat bareng sama Zeno.
Tapi pas gue pamitan sama mama dan papa, gue ditahan dulu sama mama.
"Bentar sayang," kata mama
Jidat gue berkerut menandakan gue bingung. Mama ke dapur entah ngapain tapi pas mama balik mama bawa paperbag kecil yang mama tenteng ke arah gue.
"Nih" mama kasih paperbag itu ke gue.
"Apa ini ma?" Tanya gue bingung.
"Kasih ke calon menantu mama ya," mama tersenyum kelewat manis.
"Hah? Siapa?" Gue makin bingung sama mama.
"Is kamu ini, ya siapa lagi kalau bukan Dev. Bilangin ke Dev juga mama suka sama dia, Dev ganteng," ujar mama tanpa dosa yang buat gue jantungan.
Eh gila mama salah paham anjir, emang kemarin pas kak Dev nganter gue, hujan udah turun deras pas sampai rumah. Jadi kak Dev mampir sebentar ke rumah, ngobrol sama mama dan papa sebentar. Gue sih gak tau apa yang mereka obrolin sebab gue langsung mandi karena gue udah kebasahan gara-gara kena hujan sedikit.
Tapi pas gue ke ruang tengah kak Dev udah gak ada, mama bilang udah pulang. Kak Dev cuma nitip salam aja ke mama buat gue.
"Udah buruan kamu gak usah banyak mikir, sana berangkat kesekolah," ujar mama membuyarkan pikiran gue.
"Oke," gue akhirnya Salim sama mama sama papa lagi terus gue berangkat.
Pas gue di depan rumah, Zeno udah standby di motornya.
"Buruan telat nanti," Zeno mendengus menatap gue yang santai.
Gue nyengir ke Zeno setelahnya gue naik ke motor Zeno dan kita berdua pun berangkat.
Pas sampai di gedung lantai satu tempat kelas XI gue berhenti sebentar.
"Zen," panggil gue
"Hmm." Zeno berdehem doang.
"Lo duluan ke kelasnya ya, gue mau ambil hp gue yang ada di kak Dev," ujar gue yang sepenuhnya gak bener.
"Gila, hp lo ditahan sama si Dev? eh maksudnya kak Dev."
"Iya, makanya gue mau ambil hp gue lagipula hari ini ada pelajaran MTK bisa frustasi gue kalo gak ada kalkulator," ujar gue yang di anggukin oleh Zeno.
"Oke, sampai ketemu di kelas, bye," ujar Zeno lalu pergi ninggalin gue.
Sekarang gue udah ada di depan kelas XI IPS I yang katanya muridnya pada pinter-pinter, emang iya sih buktinya kak Dev juga pinter kan.
Gue beraniin diri untuk nyapa salah satu kakak kelas cewek yang berdiri di ambang pintu.
"Permisi kak, kak Dev nya udah Dateng belum ya?" Tanya gue sesopan mungkin.
Kakak kelas cewek itu natap bingung gue, "adek kelas ya?" Tanyanya.
Gue mendengus kecil, jelas jelas gue manggil dia 'kak' ya pasti lah gue adek kelas.
Gue senyum, "iya kak, terus kak Dev nya ada?" Tanya ulang gue.
Dia terkekeh, "gak sabaran amat sih dek, mau nembak Dev ya? Padahal masih pagi,"
"Bentar ya gue panggilin dulu," lanjut kakak kelas itu dan dia kedalam kelasnya.
***
Saat ini gue lagi dengerin musik sampai temen kelas gue yang cewek nyamperin gue."Dev," panggil Lalita.
Gue cuma nengok ke dia abis itu fokus lagi ke hp tanpa menghiraukan Lalita.
"Dev di depan ada yang nyariin lo tuh, adek kelas kayaknya dia mau nembak lo," kata Lalita memberi tahu.
Dev mendengus, sehari saja hidupnya kenapa gak bisa tenang sih, padahal ini masih pagi, masih malas untuk menghadapi permohonan permohonan adek kelas.
"Oke, thanks udah kasih tau," ucap gue dan Lalita pun mengangguk lalu pergi dari tempat gue.
Gue ngelepas handset yang gue pake dan gue pergi ke depan kelas.
"Ya?"
Jelas gue sedikit kaget saat yang gue temui adek kelasnya itu Leta, ini bocah mau ngapain pagi-pagi nyariin gue.
"Kak," panggilnya.
Gue mengangguk sebagai jawaban, terdengar Leta mendengus kecil.
"Ini," ujar Leta sambil memberikan paperbag kecil berwarna coklat.
"Apaan?" Tanya gue.
Leta mengedikkan bahunya. "Gak tau gue juga, mama yang ngasih ini. Katanya buat kak Dev," jelas Leta.
Gue ngangguk, "ucapin makasih ya, buat nyokap lo," kata gue sambil nerima paperbag itu.
"Oke, hp gue kak?"
Gue mendengus sebal, "jadi lo sogok gue buat ngasih hp lo yang gue sita," tebak gue yang membuat wajah Leta merah. Bukan merah karena malu tapi karena marah.
"Gue gak sebego itu kak, itu dari mama dan sekalian gue minta hp gue," ucap Leta yang terlihat mulai kesal.
Gue terkekeh, "bercanda, nih," gue kasih hp nya lalu dengan gerakan cepat gue angkat hp itu keatas.
Tinggi badan gue sama Leta beda jauh, Leta sedagu gue, jadi Leta sedikit susah mengambilnya.
"Kak ih, jangan bercanda dong, bentar lagi masuk. Jam pelajaran pertama Bu Mita," rengek Leta yang membuat gue senyum kemenangan.
"Oke nih nih, disitu udah ada nomor hp gue, dan ah iya, jangan simpen foto atau cerita yang dewasa lagi," ujar gue memperingati.
Leta awalnya seneng tapi setelahnya mendengus.
"Iya iya, thanks kak," ucap Leta lalu melambaikan tangan.
Tepat pada saat Leta pergi Laksa Dateng,
"Wih gila, pagi-pagi udah disamperin adek kelas nih? Terus itu apa tuh? Bagi kali kalau ada makananya."
Gue natap Laksa sebentar, "khusus ini gue gak bakal bagi ke siapa pun termasuk lo," dan gue ninggalin Laksa yang mengumpat ke gue.
____________
Lanjut?
Apa ya yg dikasih mamanya Leta? Dan gimana rasanya kalau dikasih no hp sama doi?😂
Jangan lupa vote dan komen❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL BE TOGETHER?
Teen FictionRank: #28 Romence dari 1,2k story [11 Desember 2020] #19 romence dari 1,19k story [13-14 Desember 2020] #15 Romence dari 1,34k story [06 Mei 2021] Cerita ini awalnya berjudul Kak Dev (kak OSIS) karena ada beberapa pertimbangan yang harus aku pertimb...