Chapter 17-Pak Raka

304 20 4
                                    

"Leta buruan bangun!!" Teriak mama dari ruang tengah.

Gue gak nyaut, sumpah ngantuk banget. Pengen tidur lama-lama.

Cklek

"Ya ampun Leta! Bangun! Kamu susah bener ya disuruh bangun doang!"

Mama masuk ke kamar dan buka tirai gorden gue, jadi sinar matahari langsung menyorot ke muka gue, terpaksa gue buka mata gue sedikit.

"Ma, lima menit lagi," pinta gue.

"Gak ada lima menit lagi, itu Dev udah nungguin kamu," ujar mama.

Sontak gue kaget, gak mungkin kak Dev mau jemput gue. Gue yakin ini akal-akalan nya mama.

"Mama jangan bohong, kak Dev mana mau jemput Leta," ucap gue yang mana mata gue masih tertutup.

"Mama gak bohong Leta, Dev udah ada diruang tengah, makananya buruan siap-siap," ucap mama dengan nada kesal.

Kek nya mama gak bercanda, jadi gue langsung bangun dan berlari menuju keluar kamar. Gue liat dari atas-depan kamar gue, disana udah ada kak Dev yang duduk ganteng di sofa.

Ya ampun my prince! Gue langsung masuk ke kamar lalu masuk ke kamar mandi dan mengabaikan mama yang mengomel sambil beresin tempat tidur.

Gue mandi bebek doang, karena gue gak mau kak Dev nunggu lama-lama. Gue juga make up alakadar doang, karena serius gue bukan tante-tante yang menor sama dandanannya.

Gue turun kebawah, disana gue liat udah ada kak Dev sama papa lagi ngobrol. Ih calon mertua sama calon menantu akur ehehe.

"Pagi pa," sapa gue ke papa. Papa sama kak Dev nengok ke gue.

"Pagi sayang, sarapan dulu sana," ucap papa.

Gue menggeleng, "nanti aja di sekolah pa."

"Iya makanya mama bawain bekal untuk kamu sama Dev, nih mama masukin ke tas kamu. Dimakan! Kalo dibuang mama gak kasih kamu makan lagi, biarin kamu kelaparan," ucap mama pada saat Dateng dari dapur.

"Iya ma iya," sahut gue malas.

Gue liat kak Dev yang ngeliatin gue, gue senyum ke kak Dev. Tapi apa yang gue dapet balesannya? Kak Dev mendengus sebal.

"Ayo buruan, udah telat." Kata kak Dev.

Gue mengangguk lalu pamit sama mama dan papa, begitupun kak Dev pamit ke mama dan papa sambil cium tangan. Is akhlak nya bagus di depan orang tua gue mah.

Gue sama kak Dev jalan kedepan rumah, menghampiri motor kak Dev yang terparkir di halaman rumah gue, lalu kak Dev kasih helm ke gue dan kak Dev naik kemotornya lalu menyalakan mesin motornya. Dan gue pun ikut naik.

Pas gue mau pegangan sama kak Dev mama teriak dari ambang pintu.

"GAK USAH PEGANGAN BELUM MUHRIM!"

Kak Dev terkekeh mendengar ucapan mama sedangkan gue mencebikkan bibir gue. Sebel.

"Iya ma, Leta bernagkat dulu. Assalamualaikum," ucap gue dari atas motor dan mama mengangguk lalu menjawab salam gue dan kak Dev sama gue otw deh ke sekolah.

"Ini masih jam enam lewat tiga puluh menit, kak Dev bilang telat? Kok gue ngira ini masih pagi ya," ucap gue yang mulai membahas soal kak Dev bilang 'udah telat'.

"Gue ada tugas giliran sama anak OSIS yang lain buat kasih hukuman sama anak yang telat." Sahut kak Dev. Tapi dia masih fokus bawa motor.

Gue mengangguk walau gak keliatan sama kak Dev. "Artinya bakal ada pak Raka lagi dong?" Tanya gue.

WILL BE TOGETHER? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang