Chapter 5- Razia Hp

473 30 4
                                    

•Sudah di revisi•

Vote dan komennya😗

Happy reading📖

________________

Pagi ini gue dianterin sama papa. katanya papa, dia ada meeting dengan klien nya yang tempatnya searah sama sekolah gue jadi gue iya iyain aja yang penting gue sampe sekolah selamat sentosa.

Gue jalan di koridor sekolah terus mulai masukin gedung senior kelas XI.  Jadi gedung bawah itu kelas XI lantai dua kelas X dan lantai tiga kelas  XII.

Gue jalan biasa santai tapi beberapa senior gue lebih tepatnya senior yang cewek-cewek pada natap gue dengan tatapan yang gue gak ngerti. Gue sih bodo amat, mending pake handset terus dengerin lagu. Songong emang.

Gue jalan sampai gue ngeliat Zeno yang pagi pagi udah mampir di kelas X IPA 1 ngapain lagi kalo bukan ngerdusin anak  cewek IPA 1. Bener bener emang bocah ini.

Gue pura pura gak liat si Zeno. Gue masih kesel sama tu bocah yang udah kasih tau ke kak Dev kalo gue suka sama kak Dev. Kan gue malu, gue gengsi.

Tapi pas gue lewatin dia sama beberapa cewek yang nempel nempel di dia. Zeno manggil gue.

"Cantik, sendirian aja," goda Zeno saat gue ngelewatin dia.

Gue natap dia tajem abis itu gue melengos dan jalan lagi. Kedengeran sama gue dibelakang gue dia ketawa-tawa.

Sampai dikelas gue, gue ngeliat kak Dev enak bener duduk di kursi gue.
Gue bener bener kaget saat itu, semua anak kelas natap gue termasuk Zino sama Naya.

"Lama!" Desis kak Dev pada saat melihat gue datang.

"Kakak ngapain disini?" Tanya gue dengan bingung.

"Mana hp lo?" Tanya dia sambil berdiri menghampiri gue yang berdiri di depan pintu kelas.

"Hp lo?" Ulangnya kembali.

"Buat apa?" Tanya gue.

"Kasih ke gue aja."

Tanpa rasa curiga gue kasih hp gue ke kak Dev dan kak Dev menerimanya lalu mengotak ngatik hp gue, setelah itu dia kasih hp nya ke gue. Terus kak Dev pergi tanpa ngomong apa-apa.

Gue natap kepergian kak Dev dengan kening berkerut lalu gue bergumam, "aneh."

Bel masuk berbunyi, jam pelajaran pertama juga udah mulai, dan sekarang pelajaran bahasa Indonesia jadi bawaannya pengen tidur mulu, ngantuk anjir.

Si Naya fokus melihat apa yang guru jelaskan di papan tulis sedangkan gue mah ogah-ogahan.

Akhirnya jam pelajaran pertama selesai diganti jam pelajaran ke dua karena bahasa Indonesia hari ini cuma sejam.

Namun saat guru indo udah keluar anak OSIS semuanya masuk ke kelas. Mereka mukanya pada serius-serius semua, ngeri jadinya.

"Mohon perhatiannya semua!" Ujar kak Laksa yang menginterupsi.

"Letakkan hp kalian di atas meja dan tulis sandi atau pin hp kalian di kertas kecil lalu selipkan di casing hp kalian," perintah kak Laksa.

Anjir mampus! Wattpad gue, ABS suami gue anjir belum gue hapusin. Gila sih ini mah, baru gue mau aktifin hp gue buat hapus aplikasi wattpad sama foto-foto suami, kak Dev ambil alih di depan sana.

"GAK ADA YANG MINTA KALIAN BUAT BUKA HP!"

Itu bentakan kak Dev dan semua pada diem, serem anjir.

Pasrah lah gue, semoga aja gue dipanggil gak sama ortu.

"Dengar, hp kalian bakal kita kembalikan jika tidak ada video porno atau sejenisnya yang berada di galeri atau berkas file kalian, namun untuk hp yang di dalamnya ada semacam video porno maka kami akan mengenakan sangsi!" Tegas kak Dev.

Merinding anjir. Setelahnya anak OSIS atau lebih tepatnya kak Dita dan kak Sena mengambil hp di meja kita masing-masing.

"Oke, maaf mengganggu waktu kalian. Kami permisi," ucap kak Laksa mengakhiri semuanya.

Entah gue salah liat atau enggak, kak Dev sebelum pergi natap gue tajem bener, jadi bikin gue takut kan.

***
Gue sekarang ada di kantin, si Zeno dari tadi cemberut doang gak ngomong apa-apa.

"Gue rasa hp gue bakal di sita satu tahun," ujar Zeno frustasi.

"Biasanya lo gak pusingin hal seperti ini," ujar Leta sambil memandang Zeno.

Zeno menyengir kuda, "kan di hp gue banyak yang uhhh," kata Zeno sambil senyum-senyum.

Naya yang melihatnya bergidik ngeri, "kenapa orang kayak lo masih ada sih di dunia," celetuk Naya.

Leta dan Zeno menengok ke arah Naya, "Lo berharap gue mati?" Tanya Zeno.

Namun Naya tak menjawab dia hanya memutar kedua bola matanya dengan malas. Dan Zeno merangkul Naya lalu ketawa.

"Ayolah jangan begitu, lo bakal kangen sama gue kalau kita udah lulus," ujar Zeno masih dengan merangkul Naya.

Naya yang risih terus saja berusaha melepaskan rangkulan Zeno tapi gak terlepas.

Zino yang melihat itu segera melempar tisu ke Zeno yang sudah dia bentuk jadi bulat.

"Lepasin Naya, dia gak suka," ujar Zino datar.

Zeno berhenti menggoda Naya dan menatap Zino sedangkan Leta ikut menatap Zino juga. Namun Naya hanya diam.

"Lo cemburu?" Tanya Leta yang sontak mendapatkan perhatian dari Zino.

Zino terlihat gugup namun setelahnya wajah datar nya kembali lagi.

"Gue cuman bantu Naya ngomong aja, keliatan dari mukanya dia gak suka," jawab Zino datar.

Naya memandang Zino dengan tatapan yang berharap? Entahlah tapi Leta bisa menangkap tatapan kedua sahabatnya itu menatap dengan lebih.

Akhirnya Zeno menggeser tubuhnya agar sedikit jauh dari Naya dan Naya menghela nafas lega.

"Kalau Zino yang rangkul lo, apa lo ga bakal risih?" Tanya Zeno dengan penasaran.

Naya menatap Zeno dengan kesal, "Gak gitu. Terserah deh!"

Langsung saja Naya mendapatkan tatapan dari Zeno dan Leta kembali.

"Kalian punya hubungan?" Tanya Leta kembali.

"Gak."

"Gak."

Mereka kompak mengatakan tidak, dan Zeno serta Leta mengangguk kecil lalu mulai memakan makanan yang mereka pesan tadi.

_______________

Lanjut?

Greget gak sih sama Zino? Wkwk

Jangan lupa vote dan komen❤️

WILL BE TOGETHER? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang