Chapter 28-Siapa Dia?

233 16 2
                                    

HAPPY READING!!!

MANA SUARANYA!!!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!

JANGAN JADI READER NYIMAK. GAK SERUUU

KAK DEV***{KAK OSIS}

Dev mendorong korsi roda membawa Luna ke taman belakang rumah sakit. Udara malam sedikit dingin awalnya Dev menolak keras. Namun keras kepala Luna akhirnya Dev menyetujui permintaan cewek itu.

Dev berhenti mendorong korsi roda itu tepat disebuah bangku panjang bercat putih yang berada di taman itu. Luna tersenyum saat Dev duduk di kursi itu.

"Udah lama kita gak kayak gini," ucap Luna dengan memandang Dev. Posisi Luna menghadap ke arah Dev.

Dev tersenyum simpul. "Hmm."

"Aku kangen sekolah Dev, mereka kangen aku gak ya?" Luna tertawa miris.

Dev mengelus puncak kepala Luna. "Mereka kangen kamu. Kamu banyak ketinggalan pelajaran."

"Setelah keluar rumah sakit aku harus ekstra belajar sepertinya," kelakar Luna.

Dev terkekeh pelan. "Harus."

Luna menatap Dev. Selama enam bulan dirinya tertidur Dev sama sekali tidak berubah. Dev masih sama dengan Dev enam bulan yang lalu.

"Dev?"

Dev menatap Luna, menaikkan kedua alisnya. "Kenapa? Apa ada yang sakit? Ayo masuk kita perik-"

Luna mengelus tangan Dev yang bertengger di besi kursi roda. "Bukan sayang," Luna terkekeh.

Dev mengerutkan dahinya. "Terus?"

"Aku mau tanya sesuatu sama kamu," ekspresi Luna menjadi serius.

Dev mengangguk. "Tanya aja."

"Kenapa kak Rendra jadi guru? Setau aku dia mau jadi tentara waktu itu."

Dev menggeleng. "Aku juga gak tau, tiba-tiba dia jadi guru."

"Emm, apa kak Rendra baik menjadi guru?" Tanya Luna lagi.

"Hm, Rendra baik jadi guru." Jawab Dev. Tiba-tiba pikirannya teralihkan oleh Leta. Dari kemarin ia tidak menghubungi Leta. Apa kabar dengan cewek itu.

"Dev!" Sentak Luna. "Jangan ngelamun,", lanjutnya.

Dev yang tersadar tersenyum kikuk. "Ah iya, udaranya semakin malam semakin dingin. Ayo masuk, jangan sampai kamu sakit lagi."

Luna tersenyum. "Dev aku keluar dari rumah sakit kita bakal menjalankan apa yang keluarga kita mau, iya kan?"

Dev yang tadinya ingin mendorong korsi roda itu, tiba-tiba terdiam. Pikirannya mulai melayang. Sekarang dirinya benar-benar dikuasai hati. Bagaimana bisa Dev bisa menyayangi kedua wanita sekaligus? Yang masih jadi pertanyaannya, rasa sayang Dev kesiapa yang lebih besar?

Dev bahagia dan nyaman bersama Leta, tapi Dev lebih nyaman bersama Luna. Kesimpulan keduanya hanya membuat kepala Dev berdenyut sakit.

WILL BE TOGETHER? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang