Chapter 40 Bayang-Bayang

262 15 0
                                    

Helloww!!!

Pakabar

Sebelum itu.... Aku mau ucap hamdalah dulu, Alhamdulillah. Karen chapter ini udah memasuki chapter 40 aku harus bersyukur. Kenapa? Karena dari dua cerita aku sebelumnya itu stuck di tengah jalan. See, sekarang cerita KDKS bisa sampai chapter 40.

Anyway, aku sebenernya berfikir cerita ini mau aku buat sampai sekitar 40 part keatas. Mentok 50 part. Tapi gak ada yang tau kan? Bahkan aku sendiri wkwk.

Tapi aku berharap chapter nya hanya samapai empat puluh keatas hohoo

Udahlah lupain.

Eh btw, ini cerita udah masuk inti, mau dikasih adegan kissu kissu gak??? *Senyumsetan

Eh btw, ini cerita udah masuk inti, mau dikasih adegan kissu kissu gak??? *Senyumsetan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Leta berjalan sepanjang koridor dengan memperhatikan sekeliling. Ini di gedung senior, jadi ia harus waspada. Kejadian seminggu yang lalu membuat dirinya benar-benar tidak dapat tidur.

Leta terus membayangkan hal 'itu' gimana cara bibirnya yang dituntun dengan bibir Dev, bagaimana caranya ia mengerang saat Dev mulai mengelus punggungnya. Sial! Otaknya ternodai. Bahkan bibirnya sudah tidak perawan.

Semua itu membuat Leta sedikit stres. Mungkin. Karena Leta selalu membayangkan bibir Dev, errr... Mungkin Leta yang ketagihan.

Lupakan.

Leta bergerak cepat ketika kakinya sampai di gedung angkatannya. Ia menuju kelasnya. Hari ini ia tidak bersama Zeno karena dari restoran itu ia menghindari segala macem spesies bernama cowok.

Leta berdiri di hadapan pintu kelas X IPS II, lalu menatap horor pintu kelasnya. Entah kenapa ia tidak bersiap bertemu dengan macam-macam spesies cowok lainnya. Ini jelas menggambarkan Leta mulai gila.

Leta menghembuskan nafas kasarnya. Ia melangkah masuk ke dalam kelasnya. Leta menatap semua orang sedang asik dengan dunia mereka sendiri. Karena bel masuk lima menit lagi, jadi kelas sudah ramai.

Leta duduk disebelah Naya. Syukur-syukur Zino sedang duduk disebelah Zeno. Sepertinya mereka sedang mengobrol, tumben.

Naya mengernyitkan alis. Menatap Leta yang berada di sampingnya. "Tumben?"

Leta menengok kesebelah, tepatnya kearah Naya. Leta menyegir. "Gue mau duduk bareng lo, gue kangen lo masa." Ujarnya, sedikit benar karena Leta memang merindukan cewek ini. Tapi selebihnya ia sedikit menghindar dari spesies cowok.

Naya terkekeh ringan. "Gue kira lo udah ogah temenan sama gue lagi," ujarnya.

Leta menggeleng. Ia tak mengira bahwa Naya akan mengiranya seperti itu. Memang sih, akhir-akhir ini semenjak hubungannya dengan Dev berakhir, Leta tak banyak curhat dengan cewek ini melainkan dengan. Zeno. Mungkin itu yang membuat Naya berfikir seperti itu. Menjauh darinya.

WILL BE TOGETHER? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang