Letaa:
Gue benci lo Kak! Tapi gue sayang heheGue mendengus menatap chat yang baru gue terima dari Leta.
Entah dimana pikiran gue sampai gue bisa nembak tu bocah dan entahlah sekarang gue gak bisa berfikir dengan jernih.
Gue sebelumnya belum ada niatan untuk pacaran lagi, setelah semua kejadian itu.
Tapi pada saat gue mulai kenal Leta, dan memperhatikan Leta ditambah Zeno yang berkata Leta suka sama gue dari awal MOS membuat gue jadi penasaran, sekali lagi gue gak tau apa yang buat gue penasaran sama dia.
Awal MOS pada saat itu, Leta sedang membawa kayu bakar untuk membuat api unggun karena kita mengadakan camping dua malam. Namun pada saat itu dia terjatuh tepat di depan gue.
Gadis kecil dengan rambut di ikat model buntut kuda-menurut gue. Itu terjatuh di depan gue dengan kayu yang berantakan di depannya, bahkan telapak tangannya tertancap ujung ranting kayu yang dia bawa sehingga membuatnya terluka.
Disitu refleks gue bantu dia buat bangun, disaat OSIS lainnya asyik dengan dunia mereka sendiri. Dan dia berucap terima kasih dengan sangat gugup. Satu kata, menggemaskan.
Gue mendengus memikirkan itu semua, kejadian awal gue bertemu Leta tapi gue gak kenal namanya. Dan sekarang anak itu udah jadi salah satu orang yang mengusik pikiran tenang gue.
Sekarang jam 09.40 gue berangkat menuju rumah Leta menggunakan motor gue.
Gue membawa motor gue dengan kecepatan sedang dalam perjalanan. Sampai akhirnya gue sampai disalah satu rumah berwarna coklat susu berpadu dengan warna putih tulang. Rumah orang tua Leta.
Gue memencet bel pintu rumah, dan tak lama seseorang dari dalam membuka pintunya. Terlihat seorang perempuan berumur sekitar setengah abad. Itu tante Sindi, gue Salim sama dia.
"Halo tan," sapa gue.
"Dev, masuk dulu Leta nya masih di kamar," ujar Tante Sindi mempersilahkan gue masuk.
Gue mengangguk dan berjalan dibelakang Tante Sindi mengikuti Tante Sindi keruang tamu.
"Duduk ya, Tante buatin minum."
"Gak usah Tan, saya mau izin ajak Leta keluar boleh?"
Tante Sindi memicingkan matanya, persis seorang ibu yang sedang meneliti anaknya akan pergi bersama orang yang dapat dipercaya atau tidak.
"Jangan pulang malem-malem, jangan bawa anak Tante jauh-jauh," ucap Tante Sindi setelahnya.
Gue mengangguk lagi, "iya tan."
Dan diujung anak tangga paling bawah, perempuan yang gue tunggu dari tadi datang dengan senyum manisnya. Gue suka.
"Eumm, maaf lama," ujarnya kikuk.
Gue ngangguk dengan santai. "Pamitan dulu sama mama," suruh gue ke Leta dan Leta pun mengangguk.
"Ma, Leta keluar bareng kak Dev dulu ya," ucap Leta pada Tante Sindi.
"Jangan modus mau pegang-pegang Dev, inget bukan muhrim," tante Sindi memperingati.
Sepertinya leta mendengus pelan, Dan gue tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL BE TOGETHER?
Teen FictionRank: #28 Romence dari 1,2k story [11 Desember 2020] #19 romence dari 1,19k story [13-14 Desember 2020] #15 Romence dari 1,34k story [06 Mei 2021] Cerita ini awalnya berjudul Kak Dev (kak OSIS) karena ada beberapa pertimbangan yang harus aku pertimb...