Chapter 26- Camping 2

221 16 0
                                    

•sudah di revisi•


HAPPY READING ALL❤️

JANGAN JADI READER SILENCE

JIKA ADA TYPO BISA KALOAN TANDAI DENGAN KOMEN DI PARAGRAF YANG TERDAPAT TYPO. NANTI AUTHOR BENERIN.

DUKUNG KARYA-KARYA AUTHOR DENGAN BERIKAN VOTE DAN KOMEN DI SETIAP PARAGRAF!!

OKE HAPPY READING!!

.
.
.

KAK DEV***{KAK OSIS}

Rombongan anak IPS II kini sudah sampai di tempat tujuan, yaitu gunung pancar, Sentul. Siapa sih yang gak tau tempat perkemahan di Bogor ini. Tempatnya strategis banget.

Dan Leta belum sama sekali kemari, cewek ini bahkan belum tau ada tempat sebagus ini di Indonesia.

"Gila!" Takjubnya ketika mengedarkan pandangannya keatas untuk melihat tingginya tumbuhan pohon Pinus disekelilingnya.

"Gila!" Takjubnya ketika mengedarkan pandangannya keatas untuk melihat tingginya tumbuhan pohon Pinus disekelilingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Naya! Gue bakal betah banget disini kayaknya, pengen tambah hari jadi seminggu!" Pekik Leta dengan girang.

Naya meliriknya. "yakin mau seminggu? Paling tenda lo kalo didatengin ular juga jerit-jerit minta balik," ujar Naya yang berada disamping nya.

Dari belakang terdengar suara tertawa Zeno. "Nay lo kalo ngomong bener anjir hahaha," sahut Zeno dengan tertawa lepas.

Leta mendengus dengan kesal. Ia beralih menatap Zino yang berada disamping Zeno.

"Zinooooo masa gue jadi bulan-bulanan mereka berdua sih! Kan gue gak bisa diginiin. Belain gue dong," rengek Leta sambil menatap Zino.

Naya yang tadinya terkekeh pelan merubah raut wajahnya dengan sedikit lebih tenang. Dan Zeno mencibir Leta pelan. Yang pasti tidak terdengar oleh cewek dihadapannya ini.

Zino tersenyum singkat. "biarin aja." Lalu Zino menepuk puncak kepala Leta dua kali sebelum pergi meninggalkan, Zeno, Leta dan Naya.

Naya mengerucutkan bibirnya. "Gue cemburu anjir," sungutnya.

Leta menatap Naya kemudian Leta tersenyum kemenangan. "Duh ada yang panas tapi bukan api," ledek Leta kemudian disahuti dengan tawaan pecah Leta dan Zeno.

"HAHAHAHAA!"

Naya mendengus lalu meninggalkan kedua sahabat gilanya itu untuk menyusul Zino yang akan memasang tenda.

***
Hari sudah mulai malam, mereka semua telah selesai membereskan barang-barang mereka, dan sekarang mereka tengah melingkari diri dari api unggun.

Begitu ramai, semuanya terasa asik. Bahkan Zeno dan Nino bermain gitar sambil bernyanyi untuk memecahkan keheningan malam di gunung pancar.

"Guys!! Gimana kalo kita main game?" Tanya pak Rendra pada saat Zeno dan Nino berhenti bernyanyi.

WILL BE TOGETHER? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang