Chapter 6- Ketahuan Mesum

517 33 7
                                    

•Sudah di revisi•

Tinggalkan jejak kalian😗

Happy reading 📖

__________________

Pada saat jam terakhir semua hp dikembalikan kembali kepada pemiliknya, kak Dev yang natap gue dari ujung pintu kelas terus menghampiri gue yang duduk disampingnya Zeno.

"Hp lo ada sama gue, gue kembaliin pas pulang nanti, temuin gue di parkiran," ucap kak Dev sedikit membungkuk. Kayak ngebisikin gitu, kan bikin jantung lemah.

"E-emang kenapa harus di parkiran?" Tanya gue terbata-bata.

Kak Dev tersenyum terus gak jawab main pergi aja bagiin hp temen-temen gue.

Gila senyumnya! Bikin jantung meleleh!

Dan yaps! Hp Zeno dan Nino di tahan karena ada video pornonya. Zeno sih acuh tak acuh tapi si Nino kelewat panik sampe pengen ketawa gue liat Nino.

"Anjir lah anjir!! Baru pertama kali gue nyimpen video kek begituan langsung kena karmanya," gerutu Nino di tempat duduknya yang kebetulan di depan gue karena gue lagi duduk di bangku Zeno.

"Hayo loh no, panggil ortu terus lo kena skors nilai lo semester ini anjlok terus lo gak jadi anak kebang—"

"Plis Leta lo mau ngeledek gue atau mau takut takutin gue?" Tanya Nino dengan nyalang.

Leta nyengir terus sedikit memajukan badannya agar dekat dengan Nino lalu menepuk pundaknya sambil tertawa.

"Lo mah takutan, masa udah nyimpen video anuan masih takut gak jadi anak teladannya ortu," ucap Leta sambil tertawa.

Nino merengut kesal ke Leta, dan Leta yang melihat itu gemas sendiri. Jadi Nino ini walaupun pemimpin di kelas tetap aja di rumah anak paling dimanja sama ortunya apalagi sama nyokap nya. Gue tau waktu gue, Nino, dan Desi—temen kelas gue juga yang lagi kerja kelompok di rumah Nino. Disitu mama Nino banyak bener cerita tentang Nino. Dan jangan lupain Nino itu laki-laki yang cute banget.

"Tau ah terserah lo!" Ketus Nino yang membuat Zino dan gue tertawa.

"Ya ampun gue baru tau sekarang Nino sang pemimpin kelas yang sangat patuh dan taat peraturan ternyata punya sisi yang buat harga diri anjlok," ujar Zeno sambil tertawa kencang dengan tangan yang memukul meja. Dan Leta pun ikut tertawa kencang.

"Terus aja lo berdua nistain gue!" Cibir Nino dengan menatap keduanya dengan tatapan tajam.

Leta dan Zeno pun tertawa kencang dalam waktu bersamaan. Cocok emang Leta sama Zeno. Cocok, sama sama gilanya.

Akhirnya bel pulang pun berbunyi semua murid berhamburan keluar kelas dan kelas X IPS II pun tak jauh beda dengan kelas yang lain.

Naya bilang pulang duluan karena dijemput papa nya, gue sih ngagguk ngagguk aja terus Zino juga bilang pulang duluan karena mau beli sesuatu entah apa itu.

Sisa gue sama Zeno, Zeno ngerangkul gue sambil jalan di gedung lantai dua menuju lantai satu. Gue sih biasa aja toh emang udah biasa.

"Let,"

"Hmm"

"Lo janjian sama kak Dev?" Tanya Zeno.

Gue ngelirik Zeno. "Iya gue lupa, kak Dev katanya mau balikin hp gue di parkiran."

"Cie yang mau ketemu Kakak kelas kebanggaannya," goda Zeno pada Leta.

"Apa sih no, gue mah—"

"Apa? Apa?" Zeno terkekeh. "Bilang aja lo gugup," lanjut Zeno dengan masih tertawa pelan.

"Iya! Itu semua gara-gara lo yang kasih tau kak Dev kalo gue suka sama kak Dev," ujar gue nyolot.

Zeno tampak berfikir sebentar lalu dia terkekeh lagi, "gue kira si Dev bangsat gak percaya lo suka sama dia."

"Si anjir kalo ngomong, kenapa lo bisa seberani itu sama kakak kelas sih?"

"Hah?"

"Barusan lo maki kak Dev di depan banyak kakak kelas sebelas yang rata-rata demen sama kak Dev, apalagi mereka satu angkatan," jelas gue ke Zeno.

"Hehe gak sengaja, kebiasaan soalnya," ujar Zeno tanpa dosa.

Akhirnya setelahnya Zeno dan gue berjalan ke parkiran, gue melihat kak Dev yang sedang bersandar di moge nya yang berwarna hitam. Satu kata untuk kak Dev, keren.

Gue dan Zeno pun menghampiri kak Dev.

"Kak," sapa gue.

Lalu kepala kak Dev mendongak dari hp yang dia mainin terus natap gue sama Zeno.

"Zen lo balik duluan aja, Aleta bareng gue," ujar kak Dev ke Zeno. Dan Zeno pun mengangguk sambil mengacungkan jempol ke kak Dev.

"Semangat!" Ucap Zeno sambil berlalu.

Gue kan tambah gugup kek gini, cuman berdua doang mana kak Dev natap gue lagi kan jadi salting.

"Kenapa kak? Mana hp gue?" Tanya gue memecahkan suasana canggung.

"Oh ini ada," ujarnya sambil mengeluarkan hp dari saku celana abu abunya.

"Balikin," kata gue sambil memberikan tangan gue untung menerima hp gue.

"Gak!"

"Lah?" Gue bingung.

"Hp lo gue sita," ujar kak Dev yang buat gue syok.

"Ih kak kok ditahan sih," protes gue gak terima, iyalah gak terima gue mau bilang apa kalo mama sampe tahu hp gue disita.

"Salah sendiri simpan cerita yang dewasa dan foto-foto ABS," ujarnya sambil mendelik tajam ke gue.

Mati gue! Dah lah kubur gue idup idup malu anjir!

Gue nyengir kuda, "kan kak Dev baik ya, nah itukan cuma cerita besok aku hapus deh sama foto-foto nya sekalian," bujuk gue agar kak Dev kasih hpnya ke gue.

"Gak! Masih mending gue yang sita."

"Tapiii—"

"Buruan gue anterin balik, besok baru gue kasih hp lo," ujar kak Dev sambil naik ke atas motornya.

"Is tapi kak, gue masa gak pegang hp sih," protes gue lagi yang buat kak Dev nengok ke gue.

"Salah sendiri mesum," ledek kak Dev kalo gak salah gue liat dia senyum geli gitu.

"Eh anjir gue gak mesum ya!"

"Buruan naik bentar lagi hujan."

Gue liat langit emang mendung jadi ya terpaksa gue naik mogenya kak Dev, dan dia bawa gue balik dong. Iyalah yakali mau bawa gue ke hotel.

______________

Lanjut?

Jangan lupa vote dan komen❤️

See you❤️

WILL BE TOGETHER? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang