Chapter 20-Ada perbedaan

248 18 0
                                    

Kak Dev Jelek:
•Balik bareng.

Letaa:
Asyiapp boss!

Gue terkekeh menatap balasan chat buat kak Dev. Gue duduk diem di kelas sendirian.

Dan gak lama Zeno Dateng bawa pesanan gue. Seblaknya Bu Mina. Gila pasti mantep bener nih.

"Nih," Zeno memberikan seblaknya ke gue.

"Makasih Zeno," ucap gue dengan girang. Dan Zeno mengangguk, lalu menempatkan dirinya duduk ditempat awal sebelum dia pergi ke kantin.

"Gue liat hubungan lo sama Dev makin lengket," ujar Zeno di sela-sela gue sama Zeno makan seblak.

Gue mengangguk. "Kak Dev pengertian sama gue, makanya langgeng." Ucap gue sambil nyengir.

Zeno terkekeh. "Serius Let, gigi lo ada cabenya."

Gue melotot. "Serius Lo?!" Pekik gue, gue langsung ambil kaca yang gue kantongin. Gini-gini juga gue kalo masalah kaca di kantong gak pernah lupa apalagi kalo mau ketemu doi wkwk.

"Mana?" Tanya gue sambil liatin gigi di kaca.

Zeno yang ngeliat gue begitu langsung dia sentil jidat gue. "Anjir sakit nyet!" Maki gue.

Zeno berdecak. "Bego."

Gue cemberut doang, dan ngelanjutin makan seblaknya.

Satu kali aja lo sakitin dia, gue orang yang pertama bakal jauhin lo dari dia.

***
Ulangan hari terakhir udah selesai. Tinggal nunggu aja hasilnya gimana.

Seperti janji, gue balik sama kak Dev, dan sekarang gue lagi jalan ke parkiran.

Mata gue ngeliat kesana-kemari buat liat kak Dev ada dimana. Dan ketemu, kak Dev lagi ngobrol sama pak Rendra di parkiran.

Tapi mereka ngobrol kok cuma pak Rendra doang yang ngomong? Dan gue bisa liat ekspresi kak Dev, kalo kak Dev kayak nahan kesel gitu. Akhirnya gue samperin aja mereka.

"Kak," panggil gue.

Kak Dev dan pak Rendra pun menengok ke arah gue. Kak Dev tersenyum sekilas ke gue dan gue bales. Dan pak Rendra pun tersenyum manis ke gue.

"Wah mau pulang bareng ya?" Tanya pak Rendra.

Gue mengangguk. "Iya pak," jawab gue.

"Hm, yasudah kalau begitu saya duluan," pamit pak Rendra, dan dia pun pergi ninggalin gue sama kak Dev.

"Ayok," ucap kak Dev sambil kasih helm ke gue.

Gue mengangguk dan menerima helmnya. Kak Dev naik kemotornya begitupun dengan gue. Dan kak Dev menjalankan motornya.

Dijalan gak ada yang membuka suara diantar kita. Gue ngerasa kak Dev banyak diem belakangan ini, ya walaupun dia orangnya emang gak banyak omong tapi diemnya dia kali ini beda.

"Kak," panggil gue.

"Hmm."

Gue mendengus yang cuma dapet balesannya deheman doang. Akhirnya gue meluk dia dari belakang.

Gue merasa kak Dev agak kaget, tapi setelahnya dia biasa aja, dan hal yang harus gue inget. Kak Dev selalu respon pelukan gue dengan ngelus tangan gue.

Gue menaruh dagu gue dipundaknya, dia masih fokus bawa motornya. Dan tangannya udah gak ngelus tangan gue lagi.

"Kenapa kak?" Tanya gue.

"Apanya?" Tanya dia balik.

"Lo lebih pendiem," ujar gue yang sengaja ngomongnya gue deketin sama kuping dia. Ya walaupun terhalang helm.

"Gapapa."

"Tuh kan, kenapa ih kalo ada Maslaah cerita sama gue, kan gue mau jadi pacar yang baik." Ucap gue dan itu membuat kak Dev terkekeh pelan.

"Lo udah jadi pacar yang baik," ujarnya.

"Masa?" Gue mulai mengeratkan pelukan gue lagi. Biasanya kak Dev bakal protes buat suruh lepasin dengan kata 'lepas sesek bego' tapi sekarang enggak.

"Lo juga gak protes gue peluk," lanjut gue.

"Nikmatin aja, kalo sampe rumah lo, nyokap lo bakal ngelarang lo buat peluk gue."

Gue mendengus lalu mengangguk. Dan setelahnya gak ada pembicaraan lagi.

Sampai di depan rumah gue, gue turun dari motor kak Dev. Terus kasih helm nya ke kak Dev.

"Makasih kak, lo mau mampir?" Tawar gue.

Kak Dev menggeleng. "Besok aja, gue mau ajak jalan lo, jam 10 gue jemput."

"Kemana?" Tanya gue bingung.

Kak Dev mengedikan bahu. "Kemana aja terserah."

Gue mengangguk. "Oke, oh ya kak?"

Kak Dev menaikkan satu alisnya seakan bertanya 'apa lagi?'

Gue tersenyum manis. "Lo gak mau titip salam buat camer lo apa?" Tanya gue sambil menaik turunkan alis gue.

Kak Dev mendengus. "Kasih salam gue buat calon mertua gue yang cantik," ucap kak Dev.

"Cantikan gue kak," protes gue.

"Iya cantikan lo, buruan masuk sana," ujar kak Dev.

"Huh, iya-iya. Bye kak!" Ucap gue sambil melambaikan tangan gue.

Gue masuk kerumahnya dan kak Dev pun pergi. Emang setiap kak Dev nganter gue balik pasti dia selalu suruh gue buat masuk dulu baru dia pergi lagi. Sweet emang ehehe.

_________________

HAI HAI!!

INI SAMBUNGAN CHAPTER SEBELUMNYA. HARUSNYA AUTHOR PUBLISH KEMARIN, TAPI KARENA AUTHOR SIBUK BARU HARI INI SEMPET PUBLISH CERITANYA.

HARI INI RENCANANYA AKU MAU DOUBLE UPDETE PALING CHAPTER 21 NYA NANTI SIANG. TAPI KALO AUTHOR GAK SIBUK, SOALNYA TUGAS AUTHOR BENER-BENER NUMPUK KEK PEGUNUNGAN:(

SETTT, JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN FOLLOW AKUN AUTHOR.

DAN JANGAN LUPA JUGA FOLLOW INSTAGRAM AUTHOR _RIA.SPTRI_

SEE YOU NEXT CHAPTER❤️




WILL BE TOGETHER? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang