Chapter 46-Rahasia

226 9 2
                                    

Haii!! Jangan lupa vote dan komen!!



Dev menyeka darah disudut bibirnya yang terus mengalir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dev menyeka darah disudut bibirnya yang terus mengalir. "Sial," umpatnya.

Dev kini sudah berada di dalam mobilnya, ia mulai menjalankan mobilnya, jalanan sudah mulai sepi karena ini sudah larut malam.

Dev tidak habis pikir kenapa Zeno bisa menyukai Leta. Namun Dev juga tidak bisa menampik kedekatan Leta pada Zeno membuat Zeno nyaman akan hal ini sehingga menimbulkan perasaan di dalamnya.

Dev tersenyum getir. Serumit ini kah kisah cintanya? Permasalahannya dengan Luna saja belum ia selesaikan sekarang ia harus menyatakan Zeno juga menjadi penghalang hubungannya dengan Leta. Dan satu lagi jangan lupakan Rendra. Bahkan Dev yakin, orang itu akan merencanakan sesuatu untuk dirinya dan Leta. Dev tidak tahu nantinya apa yang akan dilakukan oleh Rendra tapi dirinya pasti akan melindungi Leta dari Rendra.

Mobil Dev memasuki pekarangan rumah orang tuanya. Untuk saat ini ia butuh cerita dengan kakak perempuannya karena cuma pada Della ia bisa tenang dan berfikir jernih.

Dev mematikan mesin mobilnya, lalu Dev keluar dari mobilnya dan berjalan menuju rumah orang tuanya. Dev tidak akan membangunkan orang di dalam rumah, karena dirinya memiliki kunci cadangan rumah tersebut, jadi Dev menggunakan kunci cadangan untuk membuka pintu utama.

Dev masuk kedalam rumahnya, suasananya sudah sepi bahkan lampu lantai bawah pun sudah dimatikan, mungkin keluarganya sudah tidur.

Dev berjalan menaiki anak tangga, awalnya ia ingin ke kamarnya untuk membersihkan lukanya namun Dev mendengar suara Isak tangis dari kamar kakaknya, tentu itu membuat Dev khawatir dan dengan cepat Dev membuka pintu kamar Della yang tidak terkunci.

"Kak," panggil Dev. Della menengok kearah pintu, dimana ia mendapatkan adiknya Dev.

Mata Della terlihat takut wajahnya menampakkan kepanikan. Sadar akan hal di depannya nyata, Della segera berjalan kearah Dev, menarik Dev masuk kedalam kamarnya. Mengunci pintu kamarnya.

"Kak ada apa?" Tanya Dev bingung.

Della mengusap air matanya, "stt, jangan keras-keras," ujar Della.

Dev makin bingung dengan permintaan Della. Dev ingin bertanya namun matanya mendapatkan beberapa lebam di wajah kakaknya. Dev mengerutkan keningnya.

"Apa yang udah terjadi kak, kenapa kakak babak belur begini?" Tanya Dev dengan penasaran.

Della menangis terisak kembali, dirinya menunduk namun tak lama Della mengangkat kepalanya kembali, menatap sang adik dengan tatapan pasrah dan memohon.

"Dev, kakak mohon dengerin ucapan kakak," pinta Della masih dengan terisak.

Dev tidak menjawab, ia masih menunggu Della untuk berbicara.

"Dev jangan pernah ijakin kaki kamu dirumah ini, kakak mohon. Orang jahat sebenernya ada di dalam rumah ini. Kakak mohon Dev cari tempat yang jauh, jangan pedulikan kakak atau mama untuk saat ini. Kakak mohon, selamatan diri kamu Dev, lalu tolong kami," ujar Della.

WILL BE TOGETHER? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang