÷
Mungkin orang lain akan berpikir Joy sangat konyol melihat apa yang Ia lakukan sekarang. Joy sendiri juga sebenarnya telah memandang dirinya sebagai gadis paling bodoh sepanjang masa. Sebab dengan sukarela mendudukkan diri di sofa abu - abu sudut studio dance sementara sepasang kekasih tengah asik bergerak sesuai irama di depan cermin memanjang.
Joy muak. Jelas.
Tapi diatas segala rasa tidak baik - baik di dalam sana, ada secercah penyegaran melihat Irene kembali meberanikan diri untuk terjun ke hobi lama nan sempat ditinggalkan. Dance tentunya.
Sayangnya yang menjadi satu - satunya alasan ialah gadis lain nan terus ikut bergoyang bersamanya.
Sedikit kesal karena Irene mengikuti sebuah kompetisi dance dengan membentuk tim yang hanya terdapat dirinya serta Seulgi alias duet, Joy agaknya dilegakan oleh pemandangan cukup indah di hadapan.
Gerakan dari tubuh ramping nan lentur yang sudah menjadi fokus hati Joy selama hampir 7 tahun cukup untuk menyapu panas dalam dirinya. Yeah, setidaknya sebelum mencapai highlightnya.
"Ch, just go get a room, you two!"
Sinis nan tak berani disuarakan secara terang - terangan akhirnya hanya keluar sebagai desisan.
Tapi tanpa siapapun tahu, ada sedikit keuntungan dibalik pahitnya status sahabat nan terikat antara dirinya dan Irene. Tepat seperti sekarang; Irene langsung menjatuhkan diri ke sisi Joy dengan tak menyisakan jarak padahal masih ada sela disebelah Seulgi nan memilih mengistirahatkan tubuh di sofa yang berbeda.
Sejujurnya masih ada secuil kekesalan di hati Joy mengingat topik yang Irene angkat kemarin ketika sedang makan bersama.
Tapi ini adalah Joy. Gadis yang menyimpan rasa sendirian hampir lebih dari 7 tahun. Hal sekecil itu tak cukup untuk membuat Joy marajuk pada Irene terlalu lama. Toh mungkin Irene pun tak ambil pusing.
"Kau masih marah soal kemarin? Maaf, aku hanya —"
"Jangan dibahas."
"Dengarkan duluu~"
Menggoyangkan lengan Joy sambil lagi - lagi mengerucutkan bibirnya, apa yang bisa Joy lakukan selain menyerah dan menghembuskan nafas disusul anggukan pelan.
"Aku hanya merasa bersalah meninggalkanmu sendirian sementara aku sudah memiliki Seulgi. Aku tidak bisa terus bersamamu seperti sebelumnya."
Kalau begitu jangan tinggalkan aku, bodoh!
Batinnya seakan mengambil alih kendali hingga meneriakkan hal tersebut dalam otaknya. Tapi satu - satunya yang fisik Joy lakukan hanya perlahan menoleh dan menatap puppy eyes disisi dengan pandangan menyakitkan. Mungkin Irene tak menyadarinya, namun Joy bahkan menggigiti bagian dalam pipinya sebagai usaha mengusir dorongan menyuarakan isi hati.
"It's okay. Nanti saat sudah waktunya aku pasti juga akan menemukan seseorang. Kau tidak perlu terus menemaniku."
Lalu tanpa Joy ketahui, ada satu sosok di seberang yang tengah meneliti secara detail gelagat anehnya.
Ini salah.
÷
Regards
- C
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpentine ✔
FanfictionJust some JoyRene contents for minority ship's stans. ⚠️ gxg area