÷
Salah satu keanehan yang Irene anggap dalam selama 22 tahun menjalani hidup bukan hanya kemampuan lucid dream nan Joy miliki, tetapi juga pemandangan dimana kaus putih polos dan jeans biru terang yang semalam Irene kenakan untuk melakukan kencan santai bersama Seulgi, masih melekat erat membalut tubuh rampingnya.
Itu masih sepotong kecil keanehan. Hal lain nan sukses mengundang alis kanan Irene naik sebagai refleks adalah Seulgi dan Joy yang duduk di ruang makan; saling mengobrol dengan ekspresi serius namun langsung dibasuh oleh raut rileks kala mereka menangkap Irene tengah mengambil langkah keluar kamar.
"Pukul berapa ini? Dan kenapa kau disini, Seul?"
"Kau sungguh bodoh ternyata. Ini apartemen Seulgi! Dan kau mabuk semalaman!"
Seolah ucapan Joy menepak otak Irene, kepala si gadis mungil mendadak serasa dibenturkan hingga Ia terpaksa menekan dahi dengan jari - jari ringkihnya.
"Akh!"
Benar. Semalam aku minum. Tapi...
"Lalu... lalu kenapa kau ada disini, Joy?"
Sekuat tenaga menahan rasa pening, Irene berhasil mendudukkan diri di sebelah Seulgi dengan sedikit bantuan dari tangan kekar sang kekasih.
Ada sedikit kecurigaan berkedut di hati ketika iris coklatnya mendapati Joy menatap Seulgi sesaat. Sangat singkat. Bahkan kurang dari 2 detik. Sebelum akhirnya kembali menyoroti Irene dengan pandangan santai.
"Menjemputmu. Kau tidak pulang tadi malam. Aku hanya ingin memastikan kau baik - baik saja."
Aneh.
"Ada Seulgi. Tidak ada yang perlu dicemaskan."
Irene bersumpah Ia melihat gerakan alis Joy nan melengkung keatas sepersekian detik. Sedih.
Ada apa?
"Well, aku bisa melihat, kau baik - baik saja. Kalau begitu, aku akan ke kampus sekarang. Ada yang harus kukerjakan. Nikmati waktu kalian."
Beberapa menit lepas Joy keluar dari unit tempat Seulgi tinggal, Irene tak dapat menahan dirinya; tak memberikan waktu bagi Seulgi untuk sekedar mengunyah sereal nan tersedia dengan melontarkan pertanyaan tanpa aba - aba.
"Apa ada yang terjadi ketika aku mabuk?"
Jujur saja, Irene sendiri sebenarnya tak ingin menanyakan hal ini. Ia hanya takut ada 'aib' yang tak segaja Ia tunjukkan kala akohol mengambil alih otak dan tubuhnya. Tapi sesuatu di wajah Seulgi yang tampak seperti keraguan membuat Irene malah penasaran dan bersemangat untuk mendengar jawabannya.
"Tidak ada yang berlebihan. Hanya mengigau tidak jelas dan..."
"Dan apa?!"
"Dan kau menciumku. Berkali - kali."
Oke, aku menarik kembali pertanyaanku.
÷
Regards
- C
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpentine ✔
FanfictionJust some JoyRene contents for minority ship's stans. ⚠️ gxg area