÷
Oh my God!
Aku cinta appa, eomma, eomonim dan abeonim! Hadiah dari mereka memang tidak main - main. Pemandangan yang bisa aku lihat di malam hari dari salah satu kamar apartemen ini begitu menyegarkan mata.
Belum lagi tangan nan melingkar di sekitar perutku, semakin membuat hatiku menghangat.
Lucu sekali. Kami masih seperti remaja yang tak bisa mengendalikan hormon dan aku berakhir duduk diantara dua paha gadis yang kini berada di belakangku dengan keadaan telanjang total, hanya tertutup duvet tipis putih; tak peduli kaca berembun tepat di depan mata menandakan udara menjadi lebih dingin seiring langit semakin gelap. Aku perlahan menjadikan bahu kanannya sebagai sandaran.
Dia selalu peka. Aku suka itu. Hanya dengan sedikit tarikan di lengan, dia langsung paham bahwa aku ingin pelukan dieratkan. Dia bahkan memberi sensasi hangat lain melalui nafasnya yang menelusup rambutku, membelai kulit kepalaku.
"Hey, Besok adalah akhir pekan. Kau ingin jalan - jalan?"
"Tapi lebih enak dirumah, Soo."
Rumah, huh? Meski hanya hadiah, rasanya menyenangkan bisa memiliki rumah sendiri yang hanya aku dan Sooyoung penghuni dalamnya.
Namun ketika Ia mulai kembali menggigiti telingaku lembut, aku sadar bahwa sepertinya Sooyoung sedang benar - benar... 'haus'.
Dan jawabanku barusan, sama sekali tak membantu.
"Begitu, huh?"
"T—tidak. Bukan... bukan itu maksudnya. Aish, fine! Mari kita ke taman hiburan besok!"
Jangan salahkan jika aku menyentak. Baru beberapa menit lalu kami selesai dan hanya karena terpancing oleh satu kalimat, dia sudah kembali menciumi belakang telingaku. Bagaimana aku tidak gila?!
Tapi mengetahui bahwa kini aku memiliki dia sepenuhnya begitupun sebaliknya, menjadikan aku merasa lebih lega dan aman tentunya.
Aku akan mendapatkan ciuman setiap bangun dari tidurku, memiliki hak atas dekapan hangatnya di malam dingin nan menusuk tulang, merasakan debaran ketika tubuhnya menggantung diatasku lalu menghabiskan sepanjang hari dengan saling menyentuh.
Bahkan aku tak bosan memainkan cincin di jari manisnya sebab dengan benda itu aku selalu diingatkan, ikatan ini tidak main - main sehingga aku tak perlu lagi khawatir pada hal - hal yang tak perlu terlalu dipikirkan.
Satu yang aku yakini saat ini.
"Aku mencintaimu, Park Sooyoung."
Bersama ciuman - ciuman kecilnya di sisi kepalaku nan berangsur semakin turun hingga berhenti kembali di kulit belakang telinga sebagai isyarat untuk lagi - lagi melanjutkan sesi nan sempat terhenti sebelumnya, bisikan dari bibir tebal itu semakin membuatku percaya bahwa semua ini memang ditakdirkan bagi kami.
"Aku masih dan akan selalu mencintaimu, Bae Joohyun."
÷ BYE ÷
Yang ini beneran bye. Nanti kalo aku kangen Joyrene, paling bakal aku tambahin side chapter lagi suatu saat wkwkw
Btw sekalian promosi, aku udh publish baru ni xixixi
Monggo siapa tau minat hehe
Regards
- C
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpentine ✔
FanfictionJust some JoyRene contents for minority ship's stans. ⚠️ gxg area