÷
Buruk. Sangat buruk.
Padahal Joy sudah membayangkan bermain dengan Irene, berkeliling di kota kelahiran mereka di hari terakhir sebelum kembali ke Kanada. Tapi apa yang terjadi jauh dari perkiraannya. Perbedaan kesehariannya sejak bertengkar dengan Irene pun sangat kentara hingga orang tuanya dapat menyimpulkan dalam sekali kedipan mata.
"Sweetie, apa kau dan Joo—"
"Eomma, Aku tahu eomma sudah tahu. But please, jangan sekarang."
Joy bahkan memilih untuk meninggalkan meja makan, menyisakan sarapan yang hampir tak tersentuh tetap di tempatnya. Mungkin yang saat ini Ia butuhkan ialah berbaring telentang di tengah kasur queen–size dengan satu lengan diletakkan diatas kelopak matanya.
Tok tok
Jujur saja Joy berpikir adiknya sangat menyebalkan karena terlalu sering meminjam barang miliknya. Namun jika sudah soal kepekaan, ada waktunya Joy begitu bangga dan bersyukur diberikan saudara seperti Yena.
Lihat sekarang. Gadis kuncir kuda itu tengah bersandar di bingkai pintu kamar Joy tanpa melepaskan tangannya dari kenop; menatap kakaknya dengan dua alis terangkat dan senyum maklum.
"Eonni, mau temani aku main? Atau makan? Atau kemanapun kau ingin pergi?"
Bukannya bangkit Joy justru menaikkan posisi lengannya hingga berada di dahi sementara tatapannya kini terarah pada langit langit kamarnya nan bercat putih terang ditemani beberapa aksesoris bintang glow in the dark yang dengan susah payah Ia tempelkan sendiri dulu saat berada di bangku SMA.
"Kalau seperti itu bukannya berarti kau yang menemaniku?"
Rasanya sulit bagi Joy untuk tidak menjadi lemas dalam situasi seperti ini. Tapi ketika Ia mendengar suara kekehan pelan diiringi bunyi langkah kaki mendekat, Joy merasa hatinya seketika menjadi ringan. Ikatan keluarga memang tak bisa dan tidak boleh diragukan.
"Ayolah, Eonni. Bagaimana jika Amusement Park baru di pusat kota? Kau bilang kau penasaran dengan roller coasternya. Ya ya? Aaa Eonnie~"
"Baiklah, baiklah. Panaskan dulu mobilnya."
Joy tahu Yena. Sangat tahu. Gadis imut itu tidak pernah suka dengan tempat - tempat amat terbuka yang membuatnya terpapar matahari secara gamblang. Namun Joy lebih paham jika Yena akan selalu menjadi satu sosok yang paling tidak senang melihat Joy sedih dan terpuruk seperti sekarang.
Lagipula mungkin ini merupakan kesempatan bagus untuk sejenak melupakan segalanya, pikir Joy.
÷
Regards
- C
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpentine ✔
FanfictionJust some JoyRene contents for minority ship's stans. ⚠️ gxg area