#58. Different

463 57 6
                                    

÷

Angin berhembus kencang; membawa rintik - rintik gerimis ringan nan telah jatuh dari langit selama beberapa menit terakhir kesana kemari.

Waktu yang cukup buruk untuk keluar dari tempat mendekam. Namun situasi dimana Irene dan Joy kehabisan bubuk coklat yang biasa mereka gunakan untuk membuat minuman hangat, teman dari hawa dingin, membuat Joy terpaksa menggunakan mantel hujan hijau gelapnya.

Tapi tidak bersama Irene. Melainkan Yerim.

Entahlah. Irene bilang Ia ingin lebih dekat dengan Yena, jadilah Joy dan Yerim yang memutuskan untuk keluar sementara Irene bersama Yena menyiapkan beberapa makanan sebagai teman mereka nanti saat menonton film.

Diselimuti suara benturan air dengan tanah di bawah kaki mereka berdua nan terus bergerak, Joy dan Yerim sama sekali tak berminat membicarakan apapun. Sampai Yerim tidak kuat menahan apapun yang ada di pikirannya. Mengeratkan pegangan di kantung plastik nan Ia bawa menggunakan tangan kiri, Yerim sempat menggigit bibirnya sebelum berucap.

"Eonni, apakah kau sungguh akan... menikahinya?"

Sukses membuat Joy menoleh dengan satu alis terangkat, Yerim tak memiliki keberanian untuk sekedar balik menatap mata itu; mata yang selalu menyelidik. Yerim berusaha keras memfokuskan diri; memandang lurus kedepan tanpa tujuan nan begitu jelas. Hanya sebagai pengalihan dari kegugupan yang tiba - tiba menggerogoti kala merasakan Joy menatapnya begitu intens. Tapi begitu Joy memindahkan sorotnya lantas meletakkan tangan diatas bahu Yerim, yang lebih muda diam - diam menghembuskan nafas lega; membiarkan Joy merangkulnya akrab walau jantungnya sudah berdegup sangat kencang sampai Yerim berpikir organ itu bisa saja meledak sewaktu - waktu.

"Ya. Tentu aku akan melakukan itu. Aku akan menjaganya sampai mati, Yer. Tidak perlu khawatir."

Aku tidak khawatir tentang itu.

Yerim akhirnya terdiam. Meski kaki masih terus berjalan, Ia merasakan sesuatu aneh menjalar dalam dirinya ketika matanya dan Joy saling bertemu. Tidak ada yang bisa Yerim lakukan selain tersenyum. Yang Yerim tidak tahu, Joy menyadarinya; bahwa senyuman itu tampak... berbeda.

÷

Regards
- C

Serpentine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang