#57. Disturber

520 58 15
                                    

A.N. Sedikit warning ya gengs ⚠️
So, aku sebenernya ga berniat bikin adegan dewasa habis Irene ultah, but I know why you're all here, who are we kidding? Loll
Enjoy, guys

÷

"Fiuhh... Cukup lelah tapi aku su— mmph!"

Baru saja Irene menginjakkan kaki di lantai marmer apartemen mereka, baru saja Joy sukses menutup papan abu - abu yang menjadi pembatas bagian dalam apartemen dengan dunia luar, Irene bahkan belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Namun Joy langsung menarik pergelangan tangan Irene secara tiba - tiba hingga tas tangan berkilaunya jatuh sebab Joy menabrakkan bibir tebalnya dengan milik Irene. Melumatnya terburu - buru dan penuh nafsu selagi Irene masih mencoba mengimbangi ritme yang Joy berikan.

Langkah Irene terseok - seok dan Joy yang berangsur mendorong tubuhnya hingga harus berjalan mundur, sama sekali tidak membantu. Rasa panas mulai menjalar di tubuh keduanya dan hanya semakin bertambah saat Joy mencengkeram paha bawah Irene untuk diangkat lantas didudukkan di meja makan. Suara kecapan bibir dua sejoli memenuhi keheningan ruangan nan masih gelap.

"Nghh~ Soo."

Irene tak bisa menolak. Atau mungkin juga karena Ia pun sebenarnya menginginkannya. Irene tak mau munafik; Ia juga merindukan Joy.

Tok tok tok

Tepat ketika Joy memindahkan fokusnya ke leher Irene, 3 ketukan di pintu masuk mereka menarik Irene kembali ke dunia nyata. Ingat bahwa ada sesuatu yang membuatnya tak bisa melakukan hal ini sekarang.

Tapi tentu tidak dengan Joy yang masih terus bergerak cepat membelai kedua paha Irene; berniat menyingkap dress Irene secara total.

"Soo, tungg—"

Lagi - lagi, ucapannya dipotong oleh sensasi menggelitik ketika Joy menjepit daun telinganya di kedua bibir ranum Joy dengan tangan nan tak ingin berhenti bekerja, berusaha membuka resleting dress di punggung Irene.

Tok tok tok

"Sooyoung, tunggu dulu!"

Walaupun Joy langsung menghentikan aktivitasnya, bagi Irene itu tak cukup melegakan sebab tatapan intens dari iris Joy nan menggelap malah membuat inti dirinya semakin meminta untuk dipuaskan.

"Apa?"

"Pintunya."

Lantas ketika Joy berbalik sambil memanyunkan bibirnya, kesal karena kegiatannya diganggu, Irene turun perlahan dari meja; merapikan penampilannya yang tampak sangat kacau dan berantakan akibat ulah tangan Joy.

Yang tidak Irene dan Joy duga adalah—

"EONNI!!! Besok kami akan pulang, jadi kami akan menginap malam ini, okay? No debate."

"Hey! Kalian bisa tinggal di hotel 'kan?!"

Joy tidak percaya pintunya baru saja diterobos oleh dua gadis ingusan yang tidak tahu diri. Mereka bahkan dengan santainya melangkah masuk tanpa menyadari bahwa mereka telah merusak suasana yang Joy bangun beberapa menit lalu. Tapi mungkin aura kekesalan Joy sangat terasa atau mungkin hanya karena semburat merah di kedua wajah perempuan dewasa nan begitu tampak, Yeri dan Yena mulai melihat kenyataan bila mereka datang di waktu yang tidak tepat.

But still, yang muda yang berkuasa.

"Well, apapun yang akan, tengah, sedang, hampir, dan sudah kalian lakukan sebelumnya, hentikan dulu. Karena kami hanya ingin menghabiskan waktu dengan kakak - kakak kami bersama suara tawa."

Joy refleks memutar bola matanya mendengar ucapan Yena. Joy bahkan tak ada niatan untuk bergerak menjauh dari pintu; bersiap membukanya bila dua evil maknae ini berubah pikiran setelah menangkap tatapan tajamnya.

Tentu semua pemikiran itu dihancurkan oleh Yeri yang tiba - tiba ikut angkat bicara, mengundang guratan merah muda kembali muncul menghiasi wajah sepasang kekasih di hadapannya.

"Yes. A laugh, not moans."

÷

Regards
- C

Serpentine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang