#17. Further

542 101 1
                                    

÷

"Huh?"

Mungkin mengungkap segalanya disaat Irene terombang - ambing oleh hal yang Ia sendiri tak tau penyebabnya merupakan keputusan buruk. Sangat buruk.

But, screw everything. Toh Joy juga sudah tak tahu mana yang benar. Dia sudah terlalu sering menjadi pihak baik dengan mengorbankan perasaan sendiri dan baginya itu menyesakkan. Maka setelah Joy melihat reaksi Irene lepas pengakuannya beberapa detik lalu, Joy mundur seraya memijat pelipisnya; diam - diam sebagai usaha menahan cairan nan sudah mendobrak ingin dikeluarkan.

"Kau..."

Situasi sudah sangat rumit. Benang yang Ia jaga agar tetap indah kini telah berubah kusut dan Joy tidak tahu bagaimana cara menguraikannya. Mungkin takdir juga sedih melihat selama ini Joy yang berjuang sendirian dibalik senyuman - senyuman nan Irene hasilkan sehingga akhirnya meletakkan segala kuasa di tangan Irene. Setelah semua ini, keduanya pun tahu hanya Irene yang bisa mengubah apapun retakan diantara mereka. Entah memperbaiki sampai kembali utuh atau justru memecahkannya berkeping - keping.

"Sooyoung, aku—"

Tawa hambar Joy menghentikan kalimat Irene. Entahlah. Bagi Irene itu terdengar terlalu... hampa. Dan terluka.

"Segalanya akan berbeda sekarang. Kau akan menatapku dengan cara nan tak sama lagi. Salahku. Ini salahku karena membiarkan perasaan itu tumbuh sangat besar sampai aku sendiri tak bisa menguburnya."

Irene? Masih temenung. Menatap wajah frustasi di depannya dengan ekspresi tak dapat dijelaskan. Semua emosi bercampur. Bingung, sedih, kesal, gembira, terkejut, dan masih banyak hal lain yang membuncah di dalam dadanya. Namun hilang, tersapu secara tiba - tiba kala Joy menatap Irene dengan mata berkaca - kaca; sudah hampir menyerah.

"Tetapkan hatimu dulu. Mungkin kita masih bisa berteman. Tapi aku tetap tak bisa berada di sisimu jika kau sendiri masih tidak yakin. Goyahmu menyakitiku, Hyun."

Lalu dengan itu Joy mengakhiri pembahasan. Pergi meninggalkan Irene yang masih berdiri terdiam, menatap kosong ke papan abu - abu nan perlahan menutup lantas dikonfirmasi oleh bunyi slot yang menandakan pintu terkunci.

Pikiran Irene mendadak kosong.

Bukan. Ia tidak kesal karena Joy memiliki perasaan itu diatas kata sahabat yang mengikat mereka. Hanya saja sebuah kesadaran mendadak muncul, membanting Irene sampai ke titik terbawahnya.

Lalu... sudah berapa kali aku menyakitinya?

÷

Maap, belom uwu uwu. Aku butuh adegan panas dulu wkwkwk. Dan btw, kayaknya aku hari ini berubah jadi robot ketik (yg udh tau aku pasti tau maksud kata ini) wkwkwk 🤭

Regards
- C

Serpentine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang