#41. Lonely?

407 60 7
                                    

A.N. Time to being a robot. Leggoo~

÷

Mungkin bukan hanya Joy yang lelah, terus berjuang meski telah tersakiti beribu - ribu kali. Takdir pun rupanya begitu. Nyatanya bertemu dengan Yerim yang tengah memakan permen kapas dekat pagar pembatas salah satu wahana tanpa Irene di sisinya sungguh melegakan bagi Joy. Walaupun awalnya Joy sudah menarik - narik tangan Yena, berusaha membawa adik satu - satunya menjauh sebelum Yerim menyadari keberadaan keduanya. Pada akhirnya Joy tetap tidak tega mengamati Yerim tampak kesepian hingga menghampirinya dan mengetukkan jari telunjuk di pundak Yerim.

"Oh? Eonni! Yena!"

Sementara Yena melambai bersemangat, yang paling tua diantara mereka bertiga hanya tersenyum tipis. Tapi walau sudah mencoba setenang mungkin Yerim tampaknya menangkap sorot tidak tenang dari mata Joy yang bergetar, menyisir keadaan sekitar. Sebegitu gelisahnya Joy sampai sentuhan lembut dari Yerim di pergelangan tangan kanannya bisa membuat Joy tersentak, terkejut.

"Tenang, Eonni. Aku hanya sendiri."

Berbanding terbalik dengan keramaian yang berlalu lalang di sekitar mereka, atmosfer nan mengeliling tiga gadis itu justru keheningan. Dan jujur saja, Yena sangat tidak suka merasa canggung, maka Ia—

"Kalau begitu bagaimana jika kita bertiga mencoba wahana - wahana disini?!"

Jiwa muda dan bebas memang berbeda. Buktinya seiring Yena mengaitkan lengan dengan milik Joy, Yerim pun ikut menggenggam tangannya dan tak lama setelah itu Ia sudah ditarik paksa oleh dua remaja ceria tersebut.

Namun, bagaimanapun usaha Joy untuk menghentikan nama Irene muncul di kepalanya, selalu ada setidaknya satu hal nan membuat usahanya gagal.

Aku bersama mereka berdua sementara Irene tidak memiliki siapapun. Apa dia... tidak kesepian?

÷

Regards
- C

Serpentine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang