SIM 29

2.9K 88 3
                                    

Jangan lupa untuk vote (🌟) dan komentnya (📝) 😘❤😍
Happy Reading📱📓❤😍

*****

"Panji?" ucap Frea dan Zain yang terkejut melihat kedatangan Panji. Melihat wajah Panji, seketika emosi Zain langsung naik kedua tangannya terkepal keras yang sudah siap untuk memukul Panji. Segera Zain menarik kerah kemeja Panji dengan kesal.

"Ngapain lo ke rumah cewek gue hah?" tegas Zain sebal.

"Zain, lo jangan salah paham dulu, gue kesini cuma--"

"Cuma apa hah? cuma mau modusin cewek gue? Nggak bakal gue biarin!" tegas Zain.

"Zain, lepasin Panji. Kamu nggak boleh negatif gitu dong mikirnya." ucap Frea sambil menurunkan lengan Zain yang mencekam kuat kerah kemeja Panji dengan pelan.

Zain hanya menurut karena ini permintaan wanita yang sangat ia cintai. Zain duduk kembali, Frea berusaha menenangkan Zain agar emosinya tidak menguasai dirinya.
"Panji lo duduk dulu gih." ucap Frea. Panji méngangguk lalu ia duduk menghafap Frea. Sedangkan Zain masih menatap kesal Panji. Frea mengarahkan kepala Zain agar menatap dirinya. Frea mengusap pipi Zain sambil tersenyum lalu ia menggelengkan kepalanya pelan sebuah isyarat agar Zain tidak boleh kasar atau melakukan kekerasan. Zain yang mengerti hanya menghela nafas kasar lalu ia menatap Panji kembali.

"Sekarang gue tanya sama lo Nji, lo tau darimana rumah Frea?" tanya Zain. Panji terdiam karena ia bingung mana mungkin ia berkaya jujur bahwa ia sengaja mencari tau tentang Frea.

"Atau kamu sebelumnya udah pernah bawa laki laki brengsek ini ke rumah kamu tanpa sepengetahuan aku hem?" tanya Zain menatap tajam Frea. Frea menggeleng cepat.

"Nggak Zain, aku nggak pernah ngasih tau alamat rumah aku ke Panji apalagi bawa dia ke rumah aku juga nggak pernah Zain." ucap Frea jujur.

"Jadi? Tau darimana lo alamat cewek gue Nji? Cewek gue aja nggak pernah ngasih tau alamat rumahnya ke lo?!" tanya Zain sengit.

"Gue tau dari KTP nya Frea, dulu dia pernah pingsan terus gue bawa ke rumah sakit, ada administrasi gue coba nyari kartu identitasnya Frea, Nah itu gue nemu KTP'nya Frea, terus gue hafalin." bohong Panji.

"Berani beraninya lo ngehafalin alamat rumah cewek gue Nji, Frea itu cewek gue! Calon istri gue! Dan gue sebagai calon suaminya nggak sudi ada cowok lain yang ngedeketin calon istri gue. Lo ngerti nggak sih Nji?!!" tegas Zain penuh amarah.

"Gue minta maaf Zain, gue nggak ada maksud apapun buat ngedeketin Frea, Gue cuma pengin berteman aja sama Frea dan soal kejadian kemaren itu cuma salah paham aja." ucap Panji.

"Dan sayangnya gue nggak akan ngizinin Frea berteman sama laki laki brengsek kayak lo yang udah jelas jelas ada niat modus kan?!!" tebak Zain sambil menggebrak meja.

Frea terkejut melihat emosi Zain yang sudah meluap,
"Zain, gue cuma pengin berteman sama Frea, apa salahnya coba? Toh Frea juga nggak ngelarang kok. Gue kesini cuma pengin ngecek keadaan Frea aja." ucap Panji merasa kesal.

"Ngelunjak nih cowok!! Udah gue tebak lo pasti ada niat mau modusin cewek gue, Dan semua tentang cewek gue itu bakal jadi urusan gue termasuk dia mau berteman sama siapa itu gue yang bakal nentuin!!" tegas Zain.

"Zain, gue tau lo cemburu sama gue tapi nggak harus kayak gini. Sikap lo yang possessive kayak gini malah bikin Frea nggak nyaman, Frea tuh bukan anak kecil yang harus apa apanya lo atur atur Zain. Lo sadar dong!" tegas Panji yang mulai terpancing dengam emosi Zain.

Frea yang melihat pertengkaran antara Zain dan Panji semakin panas, merasa bingung dan ia takut keributannya membuat Indah terbangun.
"Zain? Panji? Udah dong jangan berantem, Bunda lagi tidur lho kasian kalo sampe kebangun." ucap Frea menyela.

SHE IS MINE [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang