Six

1.1K 124 18
                                    

" maaf, siapa diantara kalian yang bernama Jessica" ujar pria muda  berkaca mata dengan pakaian putih itu sembari menatap semua orang yang ada di depan ruangan Unit Gawat Darurat

" Saya dok"

" Ibu Minarsih ingin bertemu dengan anda nona" ucapnya lagi

Jessica menoleh pada Kevin seolah meminta persetujuan, pria itu menganggukkan kepala , dengan langkah pelan Jessica pun mengikuti sang dokter kedalam ruangan

Gadis itu terpaku sejenak saat  melihat seorang wanita paruh baya terbaring disana dengan wajah pucat dan kepala dibalut perban, matanya yang  terbuka menatap kosong pada langit langit kamar,

" Silahkan nona" ujar Sang dokter mempersilahkan, Jessica mengangguk dan mengucapkan terima kasih, dokter itupun berlalu meninggalkan mereka berdua

Perlahan Jessica menghampiri brankar, tangannya bergetar menggenggam jemari yang terdapat selang infus itu, suara decitan alat medis menambah suram suasana.  Minarsih mengalihkan pandangan pada gadis yang kini berdiri disamping tempatnya terbaring

Bibirnya nampak bergerak gerak , berusaha mengatakan sesuatu

" Sa,,,saya minta ma af,,karna sudah menutupi kebenaran tentang  no..n Kel..ly " ujarnya terbata

Jessica tersenyum sendu

" Ibu gak perlu meminta maaf ,, saya yakin ibu punya alasan sendiri ,,  saat ini yang terpenting adalah kesehatan ibu, jangan berpikir macam macam dulu ya" ujar Jessica lembut dan tulus

Minarsih menggeleng, matanya berkaca kaca

" Sa..ya gak gak punya waktu lagi Bu Jess..ica,  mendekatlah" pintanya lagi,

Sungguh Jessica tidak tega disaat seperti ini , wanita itu masih memikirkan soal kasus yang ditanganinya , tapi bagaimanapun dia butuh informasi agar bisa mengungkap kebenaran, Jessica mendekatkan diri agar bisa mendengar penuturan Minarsih lebih jelas

Ponselnya juga siap merekam apa yang hendak wanita itu  katakan

#Flashback on#

Karena tak menemukan kejanggalan apapun dalam semua keterangan saksi, Jessica mengalihkan pengamatannya pada  rekaman CCTV , dengan seksama dia memperhatikan layar laptopnya sampai rekaman berakhir, lalu merewind kembali dengan  harapan ada sesuatu yang bisa didapat, tapi  sayang  hasilnya  tetap sama.

Gadis itu menghela napas,  rasa putus asa mulai mendera, apa mungkin analisa yang dia buat salah.

Dia termenung sejenak sambil terus memperhatikan monitor, sebelah tangannya meraih gelas yang ada di sudut meja

" Yah abis" gumamnya  begitu melihat isi wadah minum itu

Diapun menekan tombol pause, lalu   berdiri  dan berjalan kearah Dispenser yang terletak disudut ruangan ,  tenggorokannya terasa kering,, duduk seharian dan berkutat dengan kerjaan  membuatnya dehidrasi

Semua anggota Tim termasuk sang atasan sedang tidak ditempat mereka tengah membantu tim penyidik sektor menyelesaikan kasus lain yang masih terbengkalai

Jessica kembali duduk setelah menuntaskan dahaganya sambil menyenderkan bahu , matanya menatap pada rekaman yang masih  terpause tadi , disana nampak Minarsih dengan menenteng kantong belanjaan tengah melintas  dilobi apartement

Tunggu

Tiba tiba matanya   tertumbuk   pada jam dinding yang terdapat diruangan lobi , ada yang aneh dengan arah jarum yang ditunjukkan

Diapun memfokuskan  gambar,

Shit,, kenapa hal  ini luput dari perhatiannya bahkan juga penyidik sebelumnya,

Duo Inteligent Police (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang