" maaf, siapa diantara kalian yang bernama Jessica" ujar pria muda berkaca mata dengan pakaian putih itu sembari menatap semua orang yang ada di depan ruangan Unit Gawat Darurat
" Saya dok"
" Ibu Minarsih ingin bertemu dengan anda nona" ucapnya lagi
Jessica menoleh pada Kevin seolah meminta persetujuan, pria itu menganggukkan kepala , dengan langkah pelan Jessica pun mengikuti sang dokter kedalam ruangan
Gadis itu terpaku sejenak saat melihat seorang wanita paruh baya terbaring disana dengan wajah pucat dan kepala dibalut perban, matanya yang terbuka menatap kosong pada langit langit kamar,
" Silahkan nona" ujar Sang dokter mempersilahkan, Jessica mengangguk dan mengucapkan terima kasih, dokter itupun berlalu meninggalkan mereka berdua
Perlahan Jessica menghampiri brankar, tangannya bergetar menggenggam jemari yang terdapat selang infus itu, suara decitan alat medis menambah suram suasana. Minarsih mengalihkan pandangan pada gadis yang kini berdiri disamping tempatnya terbaring
Bibirnya nampak bergerak gerak , berusaha mengatakan sesuatu
" Sa,,,saya minta ma af,,karna sudah menutupi kebenaran tentang no..n Kel..ly " ujarnya terbata
Jessica tersenyum sendu
" Ibu gak perlu meminta maaf ,, saya yakin ibu punya alasan sendiri ,, saat ini yang terpenting adalah kesehatan ibu, jangan berpikir macam macam dulu ya" ujar Jessica lembut dan tulus
Minarsih menggeleng, matanya berkaca kaca
" Sa..ya gak gak punya waktu lagi Bu Jess..ica, mendekatlah" pintanya lagi,
Sungguh Jessica tidak tega disaat seperti ini , wanita itu masih memikirkan soal kasus yang ditanganinya , tapi bagaimanapun dia butuh informasi agar bisa mengungkap kebenaran, Jessica mendekatkan diri agar bisa mendengar penuturan Minarsih lebih jelas
Ponselnya juga siap merekam apa yang hendak wanita itu katakan
#Flashback on#
Karena tak menemukan kejanggalan apapun dalam semua keterangan saksi, Jessica mengalihkan pengamatannya pada rekaman CCTV , dengan seksama dia memperhatikan layar laptopnya sampai rekaman berakhir, lalu merewind kembali dengan harapan ada sesuatu yang bisa didapat, tapi sayang hasilnya tetap sama.
Gadis itu menghela napas, rasa putus asa mulai mendera, apa mungkin analisa yang dia buat salah.
Dia termenung sejenak sambil terus memperhatikan monitor, sebelah tangannya meraih gelas yang ada di sudut meja
" Yah abis" gumamnya begitu melihat isi wadah minum itu
Diapun menekan tombol pause, lalu berdiri dan berjalan kearah Dispenser yang terletak disudut ruangan , tenggorokannya terasa kering,, duduk seharian dan berkutat dengan kerjaan membuatnya dehidrasi
Semua anggota Tim termasuk sang atasan sedang tidak ditempat mereka tengah membantu tim penyidik sektor menyelesaikan kasus lain yang masih terbengkalai
Jessica kembali duduk setelah menuntaskan dahaganya sambil menyenderkan bahu , matanya menatap pada rekaman yang masih terpause tadi , disana nampak Minarsih dengan menenteng kantong belanjaan tengah melintas dilobi apartement
Tunggu
Tiba tiba matanya tertumbuk pada jam dinding yang terdapat diruangan lobi , ada yang aneh dengan arah jarum yang ditunjukkan
Diapun memfokuskan gambar,
Shit,, kenapa hal ini luput dari perhatiannya bahkan juga penyidik sebelumnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Duo Inteligent Police (END)
FanfictionKevin Elang Mahendra , hanya bisa pasrah saat sang atasan memintanya menerima Jessica kiara Mila bergabung dalam Tim Khusus yang dipimpinnya,, gadis angkuh dan sok pintar yang sudah menjatuhkan wibawanya