Fourty Eight

1K 119 13
                                    

" Mamaaaaaa,,,,mamaaaaaa"

" Sayang, Mila, hei sayang bangun" ucap Kevin sambil mengusap usap kening Jessica yang berkeringat, padahal suhu diruangan ini sudah sangat dingin

Jessica yang merasakan sentuhan lembut diwajah nya membuka mata dengan perlahan dan begitu melihat Kevin dia lansung  memagut leher pria itu dengan erat.

" Mamaa Vin, aku lihat mama penuh darah, hiks" 

" Sssst,, kamu hanya mimpi buruk sayang, pasti kamu lupa berdoa ya" ujar Kevin membalas pelukan gadisnya berusaha menyalurkan ketenangan

" Tapi semuanya seperti nyata, aku gak mau kehilangan mama Vin, hiks cuma mama yang aku punya" Isak Jessica pilu

" Sayang, mama pasti baik baik aja, atau kalau kamu mau kita telpon sekarang ya" bujuk Kevin seraya mengusap surai indah gadis itu

Jessica merenggangkan tubuhnya

" Memang sekarang jam berapa?" tanyanya dengan suara serak

"Jam 3 pagi sayang" jawab Kevin sambil merangkum wajah gadis itu, menyapu sisa airmata disana, setelahnya dia mengecup mata dan hidung Jessica bergantian

"Nanti aja kalau udah agak siangan, aku gak mau ganggu istirahat mama takut mama kepikiran," ucap  Jessica lagi

Kevin mengangguk setuju lalu membawa Jessica kembali dalam pelukannya, mengecup puncak kepala gadis itu berulang kali.

Kevin sendiri sebenarnya heran, tidak biasanya Tante Rheina pergi keluar kota selama ini, tapi karena beliau menelepon Jessica setiap hari jadi Kevin pikir mungkin memang beliau banyak kesibukan.

" Mau kemana sayang?"

" Aku mau kebawah ambil air minum, dispenser kita udah kosong"  ucap Jessica melepaskan diri lalu turun dari ranjang

" Biar aku aja yang ambilkan air minumnya"

" Kamu pasti ngantuk sayang, aku aja  yang ambil,"

" Udah melek banget sayang, susah dibawa tidur lagi, lagian kaki kamu  masih sakit, biar aku aja"  Kevin bersikeras sambil membawa teko kaca yang ada diatas nakas

Jessica tidak membantah lagi, sepeninggal Kevin dia melangkah kekamar mandi untuk mencuci muka yang lengket karena airmata.

Kevin menuruni tangga dan berjalan menuju dapur melewati kamar tamu yang ditempati Fajar dan Bintang

Langkahnya terhenti karena tiba tiba pintu kamar itu terbuka dan Bintang keluar, mata mereka bertemu tatap, Kevin segera membuang muka dan berjalan melewati wanita itu tanpa berkata kata.

Bintang tercekat melihat sikap acuh Kevin,  dia ragu untuk melanjutkan niatnya kedapur, dia yakin Kevin juga kesana karena dia sempat melihat benda yang  dibawa pria itu tadi.

Tapi setengah hatinya memintanya untuk tetap berjalan, dan dalam beberapa detik dia sudah berada di ruangan yang sama dengan Kevin

Bintang bergegas membuka kulkas dan mengeluarkan beberapa macam buah buahan dan meletakkannya dalam wadah, entah kenapa malam ini dia ingin sekali menyantap sesuatu yang segar, mungkin bawaan ngidamnya, tadi dia sempat membangunkan Fajar untuk menemaninya  membuat salad buah, tapi Fajar enggan membuka mata.

Dengan sedikit gugup Bintang mulai mengupas buah dimulai dari mangga, saking gugupnya, dia tidak memperhatikan arah pisau hingga benda tajam itu melukainya

Dia meringis perih dan mengulum jarinya untuk menghentikan darah yang keluar, semua  itu tak luput dari perhatian Kevin.

" Jangan dihisap, nanti lukanya terpapar bakteri" ujar  Kevin  menarik jemari Bintang dan menuntunnya menuju wastafel, dia membantu wanita itu mencuci lukanya.

Duo Inteligent Police (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang