Fourteen

1.1K 119 22
                                    

" Kapan kamu mau melamar Kinan ?" tanya pria paruh baya itu sambil menatap Kevin dengan seksama menunggu jawaban

Kevin menghela napas pelan, pertanyaan yang tiba tiba itu tentu saja membuatnya dilema,

Bagaimana mungkin dia menikahi Kinan, sementara perasaannya tidak pada gadis itu

" Maafkan saya pa, saat ini saya belum bisa,  kami sedang menghadapi kasus yang rumit, saya tidak ingin konsentrasi terbagi dengan urusan pribadi, " elak Kevin sebijak mungkin

Pria yang bernama lengkap Antoni Wijaya itu mengalihkan pandangannya dari koran yang dibacanya sambil memperbaiki kaca mata yang turun,

" Pekerjaan tidak ada habisnya Vin, gak bakalan siap sampai kapanpun, apalagi kamu polisi,  Papa tidak bermaksud mendesak , kamu sendiri kan tau tahun depan Papa mencalonkan diri sebagai Walikota, dan Papa gak mau ada omongan tentang putri Papa yang sudah cukup umur tapi masih lajang" imbuhnya sambil melipat koran dan meletakkannya diatas meja.

Kinan hanya diam mendengarkan perbincangan itu, tidak berani menyela ataupun menanggapi, dia sangat tau pasti bahwa ini bagian dari skenario yang sudah diatur Papanya dan dia tidak bisa membantah

Kinan sudah menyatakan kebenarannya pada Papa kalau dia sungguh mencintai Kevin, reaksi Antoni  diluar dugaan , dia yang tadinya menentang malah mendukungnya dan berharap agar mereka segera menikah tapi Kinan yakin bahwa Papanya tidak tulus, pasti ada hal lain yang sedang dia rencanakan

Awal mula dia hanya ingin menjebak Kevin, memuluskan siasat yang sudah mereka siapkan untuknya  tapi siapa sangka justru dia sendiri yang terperangkap, dia tak mampu menepis  jerat perasaaan yang terbentuk seiring waktu, memudarkan segala keinginannya untuk dunia, hanya Kevin yang dia mau.

Tapi gadis itu sangat sadar hingga detik ini Kevin belum menyerahkan hatinya, hubungan yang terjalin hanya sebuah formalitas atas kosekuensi yang sudah mereka bangun,

" Maafin Papa ya,  nanti aku bakal memberi pengertian lagi sayang, kamu jangan marah " ucap Kinan tak kala papanya pergi , meninggalkan mereka berdua karena ada keperluan

Ketakutan dalam dirinya begitu kentara , begitulah Kinan, cintanya pada Kevin  memang luar biasa, bahkan dia rela melakukan apa saja agar Kevin tidak pergi dari hidupnya termasuk mengemis iba seperti yang selalu dia lakukan

Kevin mengulas senyum tipis

"Aku tau kamu masih belum bisa mencintaiku, tapi yakinlah suatu saat cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya, jangan pernah berpikir meninggalkanku sayang, aku gak bisa tanpa kamu" Kinan mengenggam jemari pria itu dengan tatapan penuh harap

Kevin memandang wajah Kinan, dadanya terasa sesak apabila gadis itu terus meminta seperti sekarang

" Aku sudah berusaha  Ki, bahkan aku sendiri gak yakin apa perasaan itu akan datang"  ucapnya frustasi sambil mengusap wajah  dengan sebelah tangan yang bebas

Kevin tak mau lagi memberi harapan tapi dia bingung bagaimana caranya mengatakan kalau tak ada gunanya melanjutkan hubungan ini, karena pada kenyataan hatinya sudah  terpatri pada seseorang

Andai saja waktu bisa diulang kembali tak mungkin dia menerima Kinan dengan sebuah asa yang takkan pernah bisa dia tepati

Dia tidak menyalahkan Kinan, karena seharusnya dia lah yang tegas , dia yang bersedia memulai dan dia juga yang harus menyelesaikan tapi kerapuhan Kinan setiap kali mereka ada masalah membuat rasa tidak tega selalu menyergapnya

Seperti sekarang , mata Kinan sudah basah oleh airmata dia menggeleng berulang kali mendengar ucapan Kevin

" Jangan lakukan itu Vin, aku Janji akan jadi lebih baik lagi, aku gak akan memaksa kamu menikahi ku, asal kita tetap bersama , aku mohon hiks" isak Kinan membuat siapapun yang melihatnya kasihan,  bahkan dia rela bersimpuh di kaki pria itu

Duo Inteligent Police (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang