Chapter 44

15K 1.1K 602
                                    

Sinar mentari pagi, berhasil menerobos masuk melalui celah jendela kamar seorang gadis yang masih terbalut dengan selimut tebalnya itu. Sang empu yang merasa tidurnya terusik pun, dengan perlahan membuka matanya.

"Selamat pagi dunia," gumamnya sembari menggeliat kecil.

'Cklek'

"OYY CURUT BA—. Eh udah bangun ya?," kata Zayn.

"Ish ini Naya lah bang bukan curut," protes Anaya sambil cemberut.

"Ututu adek abang lagi marah nih ceritanya," goda Zayn sambil menaik turunkan alisnya.

"Tau ah. Naya mau mandi dulu," kata Anaya sambil bangkit menuju kamar mandi.

"Abang ikut dek," canda Zayn.

"Abang mau Naya tampol?," sangar Anaya.

"Ye jangan lah dek, nanti ketampanan abangmu ini berkurang," ucap Zayn dengan PD nya.

"Abang PD nya ketinggian. Lagian dimata aku itu abang gak ganteng-ganteng nya sama sekali kok," jujur Anaya yang membuat Zayn kesal setengah mati.

"Dek, tahu gak gimana rasanya ketusuk sama pisau?," tanya Zayn.

"Ya sakit lah bang," balas Naya.

"Nah itu yang abang lagi rasain sekarang," kata Zayn.

"APA?! AYAH BUNDA BANG ZAYN KE TU—,"

"Berisik curut, udah sana buruan mandi," kata Zayn sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Iya-iya bang, dari tadi juga Naya mau mandi, tapi abang ganggu sih," kata Anaya.

"Kok jadi abang?," protes Zayn karena tak terima jika dirinya disalahkan.

"Tau ah. Naya kesel sama abang," kata Anaya sambil memasuki kamar mandi dan menutup pintunya keras.

'BRAK'

"Pelan-pelan oyy, kasian nanti pintunya lecet," kata Zayn sambil berlalu pergi dari kamar Anaya untuk menghindari teriakan gadis itu.

"BANG ZAYN," pekik Anaya dari dalam kamar mandi.

* * *

"Sayang, kok muka kamu cemberut gitu? Kenapa hm?," tanya Laras yang sedang menyiapkan  makanan untuk David.

"Naya sebel sama abang," kata Anaya.

"Emang abang ngapain kamu sayang?," tanya David.

"Ya gitu lah yah, ngeselin,"

"Ngeselin tapi sayang kan?," goda Zayn.

"Enggak," ketus Anaya.

"Anaya cuma sayang sama Ayah dan Bunda," lanjut Anaya.

"Ni bocah emang minta di jitak yah," kesal Zayn.

"Eits, sebelum jitak putri Bunda. Kamu Bunda tampol duluan mau?," marah Laras.

"Peace Bun," kekeh Zayn sambil mengacungkan dua jari nya.

"Awas kalo kamu macem-macem sama putri Bunda," ancam Laras.

"Yah, Bunda tuh, kok main ngancem segala sih," protes Zayn kepada David.

"Ya baguslah biar kamu gak macem-macem sama adik mu," tambah David.

POSSESSIVE FAMILY & BROTHER'S (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang