Perasaan

33 14 1
                                    

Sepulang sekolah terlihat Felix sudah berada di depan pintu, yang pasti ia menunggu Daisy untuk pulang bersama.
Ayiene melirik kearah Felix, lalu melihat Daisy. Ia sudah berfikir bahwa mereka akan pulang berdua, padahal Ayiene ingin menceritakan kejadian tadi di kantin saat pulang sekolah nanti.
Daisy segera menghampiri Felix, lalu pergi bersama dengannya. Ayiene menghela nafas, itu tidak apa-apa pikirnya. Nanti juga jika ia merasakan cinta ia akan melakukan hal yang sama.

...

Ayiene menunggu supirnya menjemput. Tapi tidak ada tanda-tanda kedatangannya, padahal hari semakin panas.

Satu mobil berhenti di depannya, tapi itu bukan mobil yang akan menjemput Ayiene. Melainkan milik Changbin yang sudah di jemput duluan.

Kaca mobil di buka, terlihat wajah changbin yang menatap tajam Ayiene.
Ayiene tidak mengerti, ia hanya berdiam diri saja.

"Mau sampai kapan kau berdiri di situ? Masuklah! Kami akan mengantarmu pulang, ini semakin panas. Kulit mu akan terbakar nanti".

Ayiene ragu dengan ajakan Changbin, tapi setelah di fikir-fikir ia akan kepanasan jika tidak ikut, lagi pula supir yang menjemputnya entah dimana hingga lama menjemput.

...

Selama perjalanan mereka hanya saling diam, terkadang juga saling melirik hingga akhirnya langsung melihat kearah lain.
Supir Changbin melihat wajah Ayiene dari kaca. Seperti nya ia mengenali dirinya.

"Bukan kah kau anak dari pak Kim Eun? Sepertinya aku pernah melihat mu saat acara pindah rumah. Apa aku betul?".

"Iya, aku anak pak Kim Eun". Jawab Ayiene.

"Kalian saling mengenal?". Tanya Changbin.

"Hanya sekilas tuan muda, waktu itu mereka mengundang ayahmu ke acara pindah rumah mereka. Ayahmu dan pak Kim Eun adalah teman kerja tuan muda". Jelas supir itu.

"Oh begitu".

"Ternyata Appa kita teman kerja ya". Ujar Ayiene.

"Ya begitulah".

Ayiene Kembali diam setelah mendengar Jawaban singkat Changbin, ia lupa Changbin adalah orang yang tidak ramah.

                              ***

Ayiene sampai dirumah, ia mendapat kabar dari supirnya bahwa mobil yang di gunakan untuk menjemput Ayiene ke sekolah mogok di jalan, maka dari itu ia tidak bisa menjemput Ayiene dengan cepat. Ayiene memaklumi nya, ia juga mengatakan pada supirnya itu kalau dia sudah berada dirumah. Jadi tidak perlu ke sekolah untuk menjemputnya lagi.

...

Ayiene makan siang bersama Yu-gyeom, hari ini Yu-gyeom tidak ada kegiatan lain di luar rumah. Maka dari itu ia bisa makan bersama dengan adik perempuannya.

"Aku tidak pernah lagi mendengar cerita di sekolah mu, bagaimana? Apa semua baik-baik saja? Atau ada orang yang mengganggu mu disana?". Tanya Yu-gyeom yang sadar bahwa sudah lama ia tidak pernah lagi memperhatikan Ayiene.

"Semua baik-baik saja, tidak ada masalah".

"Syukurlah kalau begitu, jika ada apa-apa kau bisa cerita pada ku".

"Untuk apa aku menceritakan nya padamu jika kau tidak bisa melakukan apapun, lebih baik tidak perlu tau masalah hidupku!".

"Kenapa kau berkata seperti itu?".

"Hahhh.. lupakan saja, kau tidak akan pernah mengerti".

"Ya seharusnya kau jelaskan, agar aku mengerti. Bukan seperti ini!".

Always thereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang