"anak itu masih memakai seragam sekolahnya, apa dia dari tadi di sini?".
Pertanyaan itu keluar dari bibir seorang wanita yang melahirkan anak laki-laki yang terbaring di atas ranjang pasien. Beberapa hari yang lalu suaminya atau bisa kita sebut juga ayah Changbin menceritakan bahwa ada seorang anak gadis yang selalu menemani changbin di kamar pasien. Ia terus menerus menunggu orang yang tengah berbaring itu sadar kan diri. 3 hari terlewati, berharap remaja itu bangun sekarang.
"Anak itu selalu menemani Changbin, aku jadi merasa sedih jika Changbin akan kita berangkatkan ke luar negeri. Tapi itu juga demi kebaikan anak kita". Ucap sang suami.
Mereka sekarang mengerti kenapa Changbin selalu membantah atas kemauan kedua orangtuanya. Namun sekarang Changbin ingin menjadi anak yang baik, ia menyetujuinya. Ketika kelulusan SMA telah tiba ia akan mendaftarkan diri ke fakultas yang paling bagus di luar negeri sana.
Sedari tadi memandang Ayiene dari pintu, wanita itu masuk dan tiba-tiba saja memeluk Ayiene.
"Terimakasih atas perhatian mu, pulang lah ini sudah larut malam. Kau belum mengganti seragam sekolah mu. Kau juga pasti belum makan kan? Changbin memang tidak salah menyukai seorang gadis manis seperti dirimu ini".
"Baiklah bibi, aku pamit pulang. Selamat malam".
"Selamat malam".
Tidak sadar Ayiene menemani Changbin sampai malam begini. Ayiene sama sekali tidak melihat jam, yang ia lihat hanyalah changbin di depannya.
Melangkah keluar ruangan, melewati lorong-lorong kamar pasien. Tentu saja terdengar suara-suara tangisan dan jeritan dari para pasien yang merasa kesakitan. Beberapa kali ia selalu mendengar suara-suara itu setiap menemani Changbin di ruangan. Tak hanya itu, ia juga menjadi pusat perhatian orang-orang di sana. Selalu datang dengan masih berpakaian seragam sekolah, dan pulang pada waktu sore atau malam hari.
Ting...
Satu pesan masuk, Ayiene membuka phonselnya dan astaga, beberapa panggilan masuk tak terjawab olehnya.
Dan pesan itu dari Lee know yang mengirimkannya.Lee know :"Ayiene kau di mana? Angkat telpon nya. Aku ingin berbicara pada mu. Bisakah? Aku mohon!".
Ayiene tak ingin menjawab. Rasa kesal masih tersimpan dalam hatinya saat ini. Ia melanjutkan perjalanannya keluar rumah sakit.
Ayiene merasa ini bukan hal yang bisa di maklumi, salah satu sahabat mereka kecelakaan mengakibatkan dirinya harus dirawat di rumah sakit berhari-hari. Kini yang mereka tunggu hanyalah kesadaran atau kematian.
Ayiene tampak melirik kesana kemari mencari taxi. Tiba-tiba ia mendengar suara seorang lelaki memanggil namanya. Awalnya ia tidak menggubris, mungkin ia salah dengar. Namun lagi lagi namanya terpanggil, lalu ia menoleh ke sumber suara. Seorang remaja laki-laki berlari menghampiri dirinya.
Semakin lelaki itu mendekat, wajahnya semakin terlihat. Itu Lee know, ya itu Lee know. Malam itu ia sibuk mencari Ayiene, karena para pembantu di rumah Ayiene mengatakan bahwa Ayiene belum pulang sejak tadi.
Masih kesal dengan orang itu, Ayiene malah berjalan menjauh. Tatapannya tetap kesana kemari untuk melihat taxi. Tapi apa boleh buat taxi tak kunjung muncul dan tangannya sudah di tarik oleh Lee know.
"Lepaskan!!!". Bentak Ayiene.
"Ayiene.. dengarkan aku dulu aku mohon".
"Apa yang perlu ku dengar kan dari mulut seorang penjahat seperti mu ha?!!".
"Ayiene kau sebut aku penjahat? Kenapa?".
"Ya kau penjahat, kau penjahat dalam pertemanan ini kau tau? Dengan bangganya dirimu menyebutkan bahwa Changbin sahabat mu sedari kecil kepada orang orang tapi apa? Apa buktinya bahwa kau ini sahabat ha? Keadaan dirinya kini kritis, kau pikir tidak sadarkan diri itu enak ha? Apa kau tau ketika dirinya sadar kan diri pasti memiliki trauma berat dalam kecelakaan itu. Haha, kau tidak pernah memikirkan itu!".

KAMU SEDANG MEMBACA
Always there
Teen Fictionseorang gadis bertemu dengan Delapan remaja laki-laki ketika ia pindah sekolah. Membuat kehidupannya berubah. Berteman dengan mereka bukanlah hal yang mudah. Ia harus merasakan - Pembullyan - kekerasan - ancaman karena delapan remaja itu adalah in...