Eomma

21 8 1
                                    

Udara segar mulai terasa, mentari pagi bersinar membangun kan dua orang remaja yang tertidur lelap di depan rumah. Dari tadi malam menunggu seseorang namun tak kunjung datang juga. Lee know dan Ayiene, ya.. dua remaja itu kini membuka kan matanya lebar-lebar untuk kembali melihat dunia. Suasana gelap sudah terganti oleh terang benderang.

Tangannya memegang tangan seorang Ayiene sejak tadi malam. Bersandar pada dinding rumah, lalu menatap manusia-manusia yang berlalu lalang di depan mata. Apa tidak ada yang menyadari ada dua remaja yang tertidur di luar rumah semalam?.

"Ayiene.. kau lapar? Aku tidak bisa memasak untuk mu karena pintu nya terkunci". Tanya Lee know.

"Tidak, aku belum mau makan. Kalau kau ingin makan kita pergi saja ke rumah ku.. emm maksud ku rumah kita".

"Tidak perlu, aku masih bisa menahan lapar".

"Kau tidak mau kerumah ya?".

"Bukan begitu, tapi.. aku belum bisa beranjak dari sini. Aku masih ingin menunggu nya".

"Akan ku temani".

"Jangan!.. pergi lah pulang, nanti mereka akan mencari mu".

"Mereka tidak akan mencari ku, tapi mereka mencari mu".

"Maksud mu?".

"Eommaa dan Appa menunggu kedatangan mu di rumah. Beberapa hari setelah apa yang terjadi Eomma tidak mau keluar dari kamarnya. Dia sakit, tidak mau makan".

"Benarkah? Kenapa kau tidak katakan itu tadi malam?".

"Aku tidak mau mengganggu pikiran mu saat kau menunggu ibu mu".

"Ayiene.. kita harus kesana sekarang!".

"Tapi... ".

"Ayolah".

Lee know segera bangkit dari duduknya dan menarik tangan Ayiene untuk kerumah besar itu.

Sesampainya di sana ia melihat kondisi sang ibu kandung yang sangat memprihatinkan. Wajahnya pucat, dan hanya bisa berbaring lemah di atas tempat tidur. Bagaimana tidak, ia selalu memikirkan apa keputusan Lee know setelah ini yang membuat dirinya tak berselera makan dan malas untuk beraktivitas seperti biasa.

Perlahan Ayiene mendekati sang ibu dan yang memejamkan matanya.

"Eommaa... Lee Know ad di sini".

Sang ibu tersontak membukakan matanya lebar-lebar, meyakinkan bahwa apa yang di katakan anak perempuan nya itu tidak bohong.

Melihat seorang remaja yang berdiri gugup di pintu kamar, membuat dirinya kembali tersenyum.

Lee know mencoba mendekati, dan akhirnya memeluk sang ibu kandung. Air yang mengalir deras membasahi pipi, dan kecupan-kecupan rindu dari seorang ibu. Lee know menahan diri untuk tidak ikut menangis, ia mencoba kuat dan menenangkan nya. Walaupun hati masih tak menyangka atas apa yang terjadi dalam hidupnya.

"Kau sudah memutuskan hidupmu untuk bersama ku nak? Kembali lah.. aku Eomma mu". Suara lemah itu sangat terdengar oleh telinga Lee know.

Lee know tak menjawab, ia bingung harus melakukan dan berkata apa. Ia belum memikirkan sesuatu untuk hidup di kedepannya. Ia hanya menginginkan semua ini hanyalah mimpi, namun nyatanya tidak. Ini benar-benar kejadian yang nyata.

Lee know melepaskan pelukannya dan menghapus air mata wanita yang tengah menangis tersedu di hadapannya.

"Eommaa..".

Ahh... Sebutan yang membuat hati sangat menerima.

"Selama ini aku tinggal pada orang yang telah mengambil ku dari mu. Tapi dia tidak menyakiti ku, dirinya telah merawat ku sepenuh hati hingga aku sebesar ini. Eommaa apa kau tau bahwa suaminya telah meninggalkan dirinya? Dia telah meninggalkan kami dan dunia ini. Aku... Aku hanya tidak ingin dia yang telah membesarkan ku kesepian karena aku akan kembali pada mu. Eommaa... Aku hanya ingin tinggal bersama nya lagi,.. menemani kesunyian nya. Maafkan aku.. jika aku membuat mu sedih".

"Tapi dia telah mengambil mu dari ku.. apa kau tidak marah padanya? Apa kau tidak menyayangi ibu kandung mu sendiri?".
Pertanyaan yang di lontarkan membuat Lee know semakin khawatir pada dirinya sendiri. Ia berada di tengah-tengah. Mana yang harus ia pilih, seorang ibu yang telah melahirkan nya? Atau ibu yang telah merawat nya?.

Lee know menoleh pada Ayiene yang membeku. Tak mampu berkata Lee know akhirnya pergi.

***

Lee know lagi-lagi termenung saat berjalan di pinggir jalanan. Dua pilihan yang tak bisa ia pilih membuat kepalanya sakit Kembali.

"Eommaa.. kau sekarang di mana? Aku lelah menunggu mu. Apa kau pergi meninggalkan ku Eomma? Aku harap jangan! Aku masih ingin bersama mu dan tidak ingin berpisah darimu... Eommaa.. apa yang haru ku lakukan? Apa aku harus memilih mu atau wanita yang telah melahirkan ku?.. Eomma kepala ku sakit sekarang, aku harus bagaimana?".

Langit terlihat sangat gelap, tetasan air mulai terasa menyentuh kulit. Biasanya  hujan yang akan turun ini adalah saat yang di nanti-nanti Lee know. Lee know sangat suka dengan suara hujan, di tambah mendamaikan suasana. Tapi tidak kali ini. Entah kenapa Lee know malah merasa ada ketakutan yang akan menyerang.

Dari arah depannya ada seorang wanita paruh baya berlari ke arahnya. Ia mengenali wanita itu, tapi kenapa dia ada di sini?.

"Lee Know kau kemana saja ha? Kami sibuk mencari mu... Pulanglah!!!".

"Ada apa bibi?.. kenapa kau terlihat gemetaran?".

"Pulanglah cepat! Ibu mu...".

"Eommaa? Ada apa dengan Nya?".

"Pulang lah!, Aku tidak bisa mengatakannya sekarang".

Lee know menurut, dengan langkah terburu-buru menuju rumahnya.
...

Betapa terkejutnya Lee know melihat keramaian di rumah nya itu, di tambah ada beberapa polisi di sana. Jantung Lee know berdegup kencang saat melihat itu, ia mulai memikirkan hal aneh di sana. Apalagi ia melihat garis larangan masuk.

...*...*...*...*...*...*...*...*...*...*...*...*...*...*...*...

Mayat wanita di temukan gantung diri di dalam kamarnya. Seluruh tubuhnya membiru dan mengeluarkan bau busuk.

Mematung.. tidak ada lagi yang harus di lakukan kecuali terdiam dalam kerubunan orang-orang yang menangis histeris. Air mata yang tak mampu lagi tertampung, namun diri masih saja mematung.

Terakhir kali melihatnya. Wanita itu telah terbungkus dan di masukan kedalam mobil.

"Tidak... Tidak mungkin.. ini pasti hanya mimpi... Ini hanya mimpi... Ini hanya mimpi.. hanya mimpi...".

"EOMMAAAAAAAAAAAAAAA!!!".

Lee know berusaha mengejar mobil yang telah membawa mayat sang ibu pergi menjauh darinya. Namun para tetangga menahan dirinya..

Lee know tidak sadar, selama ia menunggu sang ibu. Ibunya sudah tergantung di dalam kamarnya.

Dua kali ia telah kehilangan sosok penyayang dalam hidup. Kini Lee know hanya bisa menjerit.

"Kenapa... Kenapa Eomma... Kenapa kau pergi dari ku.. apa kau kecewa dengan ku.. apa kau marah padaku Eomma... Eommaa... ".

•••

Always thereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang