Ayiene turun dari mobil, ia terlihat buru-buru ke kelas nya dengan raut wajah gembira. Ia tidak sabar menceritakan kejadian tadi malam pada Daisy.
Ketika sampai di kelas, wajah Ayiene seketika berubah. Di pagi begini Felix sudah datang menemui Daisy. Mereka terlihat duduk berdua di kelas."Ini kursiku!". Ujar Ayiene.
"Oh iya kau sudah datang, duduklah aku akan mengambil kursi yang lain". Ucap Felix seraya mengambil kursi lainnya.
Ayiene kini menatap tidak suka pada mereka berdua, bukan karena ia cemburu atau apa. Ia menganggap mereka ini terlalu berlebihan. Dimana pun dan kapan pun mereka selalu bersama, sampai Daisy tidak ada waktu lagi untuk Ayiene.
"Kau tidak bosan selalu menghampiri Daisy setiap hari?". Tanya Ayiene pada Felix yang ketika itu sedang tersenyum senyum pada Daisy.
"Tidak, memangnya kenapa?". Felix kembali bertanya.
"Tidak ada".
Ayiene pergi keluar, seperti nya kearah toilet.
Ayiene membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan akibat lari tadi di dalam toilet itu.
Ia sangat terkejut dengan kehadiran Soo yun menarik rambut nya dengan keras.
Ayiene menjerit kesakitan, ia berusaha melepaskan tarikan itu. Namun tenaga Soo Yun menarik lebih besar dibandingkan Ayiene.
Tubuh Ayiene di dorong kencang hingga ia terlempar ke lantai.
Kemudian, Soo yun menampar pipi Ayiene berkali-kali sampai ia benar-benar puas dengan apa yang dilakukan nya.
Tidak hanya itu, Soo Yun menarik Ayiene ke dalam kamar mandi lalu menguncinya.Ayiene menjerit-jerit minta tolong, tetapi Soo yun malah tertawa senang.
"Ini hukuman mu karena kau tidak mendengarkan ucapan ku, kau pikir aku tidak tau apa yang kau lakukan tadi malam dengan Bangchan?!. Asal kau tau setiap detik nya aku selalu memantau Bangchan di mana pun!.
Hah.. bel masuk berbunyi, selamat tinggal wanita bodoh".Soo Yun meninggalkan Ayiene yang terkunci di toilet sekolah. Ia bergegas pergi ke kelasnya agar tidak ada yang mengetahui aksinya itu.
Ayiene mencoba mendobrak-dobrak pintu agar terbuka, tapi sama sekali tidak ada gunanya. Ia ingin menelpon Daisy atau teman yang lainnya.
Ah tidak phonsel ia tinggali di kelas.
Ia tidak tau akan jadi seperti ini pada dirinya. Padahal kejadian tadi malam tiba adanya, bukan sebuah rancangan.
Ayiene ingin menjelaskan itu pada Soo yun tadi, tapi Soo Yun tidak bisa dikendalikan lagi....
3 jam lebih pelajaran berlangsung, kini ialah jam istirahat. Daisy merasa bingung kemana temannya itu pergi sehingga tidak ikut pelajaran pertama.
Felix datang menemuinya, ia ingin mengajak Daisy ke kantin. Kali ini Daisy menolak, ia harus mencari temannya itu yang sekarang entah dimana keberadaan nya. Ia betul-betul panik, takut-takut ada suatu hal yang terjadi.
Felix ikut membantu Daisy mencari Ayiene.
Mereka mendatangi kelas Daelala dan kelas Enggie, mana tau mereka mengetahui Ayiene dimana.
Mereka juga tidak tau Ayiene di mana, lalu mereka sama-sama mencari."Adakah salah satu diantara kalian yang bertemu Ayiene sebelum jam pelajaran masuk?". Felix bertanya pada teman-teman sekelasnya barang kali mereka melihat Ayiene.
"Ayiene Kenapa?". Bangchan balik bertanya.
"Dari jam pertama dia tidak ada dikelasnya, kami sudah mencari di mana pun tapi dia tidak ketemu". Jelas Felix.
"Ya Tuhan, di mana anak itu. Semoga tidak terjadi apa-apa. Mari kita cari bersama-sama". Tubuh Bangchan terlihat lemas mendengar berita tentang Ayiene.
Mereka semua sibuk mencari Ayiene, menanyakan satu persatu pada murid murid disana apakah ada yang melihat Ayiene.
Di ikuti Changbin di belakang nya. Mereka heran, Kenapa anak ini ikut. Padahal ia adalah seorang murid yang tidak pedulian. Namun mereka tidak terlalu mempedulikan itu yang terpenting sekarang mereka harus tau dimana Ayiene berada.Salah satu murid perempuan berteriak, ketika melihat Ayiene sudah terkapar lemas di lantai. Ketika itu ia melihat kunci pintu yang masih menggantung, ia mencoba membuka pintu.
"Dia ada disini!!!".
***
Ayiene membuka matanya, ia bingung kenapa dia berada di rumah sakit.
Ia melihat Bangchan, Daelala, Joan-ui dan Enggie duduk tidak jauh dari ia berbaring."Ayiene kau sudah sadar? ". Daelala langsung mendekati Ayiene.
"Aku kenapa? Kenapa aku disini?".
"Kau tadi pingsan di kamar mandi, kami tidak tau apa yang terjadi sebelumnya pada mu, tapi syukurlah jika kau sudah sadar". Jelas Daelala lagi.
"Daisy di mana?". Ayiene melihat sekeliling tidak ada Daisy di sana.
"Di disekolah, sudah lah jangan banyak bicara dulu kau harus istirahat sekarang, kalian kembali lah ke sekolah aku akan menjaganya!". Ucap bangchan pada tiga temannya.
"Biarkan aku saja yang menjaga Ayiene, Jika ada apa apa pasti dia segan pada mu Bangchan". Daelala sebenarnya punya alasan lain, takut-takut Soo yun akan melihat ini.
Bangchan menyetujui ucapan Daelala, lalu mereka bertiga pergi kembali ke sekolah untuk belajar.
Kini hanya tinggal mereka berdua di ruangan itu."Apa yang terjadi padamu? Jawab aku!". Tanya Daelala dengan memikirkan suatu hal yang pasti itu benar.
"Kau tau, ini semua ulah Soo yun".
"Sudah kuduga, pasti dia yang melakukan seperti ini".
"Aku harap kau tidak memberi tau siapapun. Termasuk Bangchan".
"Kau tenang saja, tapi ingat? Aku tidak akan diam jika teman ku diperlukan seperti ini. Aku tau semuanya yang terjadi pada mu. Aku tau kalau kau tidak bermaksud mendekati Bangchan. Kita harus membenarkan ini. Dan kau! Aku mohon padamu jadilah orang jahat pada orang yang mengusik kehidupan mu!, Kau lihat dia? Di bisa memperlakukan mu seperti ini, lalu kenapa kau tidak bisa? Bukan kau saja.. sudah banyak korban yang di perlakukan seperti itu olehnya. Jangan terlalu menjadi orang yang baik, jika kau tidak ingin di injak-injak".
"Baiklah..".
"Jangan baiklah saja! Kau harus melakukan apa pun itu, jangan terlalu jadi orang yang lemah. Sebenarnya aku sudah geram melihat ia begini pada yang lainnya. Akan ku tunggu kapan dia akan mengusik hidup ku. Atau aku akan membuat dia menderita".
"Kau seperti Eeyliez..".
"Benarkah? Tentu saja hahaha, aku dengan dia adalah sepupu. Dengan Changbin juga. Apa kau mengenal Changbin?".
"Ah iya aku mengenalnya".
"Ngomong ngomong dia yang menggendong mu kesini".
"Changbin?".
"Iyaa, dia terlihat panik tadi".
Dua kali,,, dua kali Changbin telah menolong Ayiene. Tapi kenapa Ayiene masih saja ketakutan saat melihat wajah Changbin itu? Sedangkan mendengar namanya saja di sudah sedikit gugup. Padahal sebenarnya Changbin adalah orang yang baik. Fikir Ayiene kini.
"Aku rasa kalian sudah kenal dekat? Apa aku benar?". Daelala meyakinkan.
"Ahh bukan begitu, mungkin karena kami adalah pasangan saat berlomba nanti maka dari itu ia terlihat panik. Kami juga harus berlatih sebelum perlombaan".
"Hmm mungkin begitu, karena Changbin yang ku kenal adalah Changbin yang tidak ramah, tidak peduli pada orang lain, dan terlihat mmm.. bagaimana ya mungkin bisa di bilang mengerikan. Tapi jangan salah dia juga murid idaman di sekolah kita.. hahaha. Baiklah kau harus kembali istirahat aku akan menunggu mu disini dan jangan banyak bicara, kau mengerti?".
"Baiklah,, ".
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Always there
Teen Fictionseorang gadis bertemu dengan Delapan remaja laki-laki ketika ia pindah sekolah. Membuat kehidupannya berubah. Berteman dengan mereka bukanlah hal yang mudah. Ia harus merasakan - Pembullyan - kekerasan - ancaman karena delapan remaja itu adalah in...