Beberapa Minggu lagi anak sekolahan tingkat 3 akan lulus dari sekolah nya. Itu membuat Reean sepupu Ayiene memutuskan kuliah bersama dengan Ayiene. Tentu itu menjadi kabar gembira bagi Seungmin yang telah mencintai nya, ia akan bertemu Reean hari ini.
Karena beberapa minggu lagi akan mendatangi masa kelulusan, para murid-murid SMA sibuk memikirkan akan melanjutkan pendidikan atau tidak dan dimana. Berbeda dengan Changbin yang kini hanya melaksanakan pendaftaran saja. Pendaftaran secara online. Dibantu oleh Hyunjin dan Jisung di perpustakaan sekolah yang di jam segini terlihat sepi.
Sesungguhnya, perasaan changbin ketika mendaftar itu sangat berat, ia harus berpisah jauh dengan sahabat-sahabat nya dan gadis pertama yang ia cintai. Tapi apa boleh buat, Changbin juga tidak ingin menjadi anak durhaka. Lagi pula itu semua untuk kehidupan esok, pikirnya."Aku sebagai pemimpin kelas, sebenarnya tidak ingin berpisah jauh dengan mu changbin". Ucap teman yang menemani Changbin mendaftar, siapa lagi kalau bukan Jisung.
"Kau pikir aku mau ha? Aku juga tidak mau jauh dari kalian. Tapi aku juga tidak ingin di tempat kan di neraka nanti nya". Jawab changbin yang tak tega melihat tupai di depannya merengut sedih.
"Changbin mulai melawak". Pikir Hyunjin ketika mendengar kata neraka.
"Ini bukan lawakan, bodoh!". Kesal Changbin.
"Hyunjin kau tidak pernah serius, aku rasa tuhan akan menempatkan mu di neraka". Ledek Jisung.
"Aku akan mengajak mu keneraka nanti". Balas Hyunjin.
"Aihhs sudahlah diam, nanti aku yang akan memasukkan kalian keneraka, sekarang juga boleh, haha". Ujar Changbin sambil tertawa.
Hyunjin dan Jisung langsung bertatap mata. Tak menyangka changbin akan seceria itu ketika teman di hadapannya ribut. Biasanya ia akan marah dan pergi menjauh. Saat itu juga Hyunjin dan Jisung langsung memeluk changbin dan menangis histeris.
"Kenapaaaa.... Kenapaaa kau harus pergii.. aku tidak mauu jauh darimuuu". Rengek Jisung, menyandarkan wajahnya pada pundak changbin.
"Kenapa saat mau berpisah kau melakukan kenangan indahhhh.. aku tidak bisa di beginikan... Changbin...". Hyunjin juga menjerit menangis.
Untung saja tidak ada siapapun di di perpustakaan selain mereka bertiga dan para penjaga perpustakaan itu.
"Hei.. hei.. apa ini, Kenapa kalian malah menangis? Aku tidak melakukan apa pun pada kalian..". Tenang changbin pada dua orang itu,yang terlihat seperti anak kecil meminta permen kapas.
"Kau membuat kami sedihh changbin..". Singkat Hyunjin.
"..eommma.. aku rasa ingus ku keluar bersama tangis, apa kalian punya tisu?". Aishhh Jisung.
"A..aku..tidak punya Jisung". Panik changbin.
"Akh.. baiklah aku akan mengelapnya di seragam sekolah mu changbin".
"..kyaa... Aishh aishhh jangaaaann!! Tidaaaaaak!!". Changbin berusaha menjauhkan wajah Jisung yang ingin kembali menempel pada pundak.
"Heiii...". Hyunjin mendorong kening Jisung. " Kau jorok sekali.. ".
"Aku hanya bercanda bodoh... Huaaaa... Aku melanjutkan tangisku dulu".
Mereka terus menangis, dan terhenti ketika menyadari Ayiene berdiri di depan mereka. Mereka langsung melepaskan pelukan dan menghapus air mata. Lalu melirik sana sini seolah-olah tidak terjadi apa-apa di beberapa detik yang lalu.
"Ekk..ekheemmm.. emm Jisung sampai mana kita tadi?". Alih Hyunjin.
"Kenapa kalian menangis?". Sial.. Ayiene malah menanyakan hal itu. Memalukan sekali.
"B..bb....bee.. apa.. apa? Em..emm.. ahh..ya ya".
Ayiene mengkerutkan dahinya mendengar kalimat yang.. tidak.. tercerna.. dari Hyunjin.
Changbin yang ikut malu hanya bisa terdiam, kelakuan dua temannya pasti membuat Ayiene berpendapat berbeda tentangnya. Rasanya ingin sekali mati dalam sekejap untuk menghilangkan rasa malu.
"Akh..kau.. tau sendiri kan bahwa.. hfff...(menghela nafas) Changbin akan pergi keluar negeri untuk melanjutkan pendidikan, dan..dan.. ya kami merasa sedih.. itu sebabnya kami menangis.. haha.. abaikan saja.. ini.. ini... Tidak penting.. haha..". Jelas Jisung menahan malu. Ah Jisung punya rasa malu juga ternyata.
"Emm..itu, aku tau. Oh ya boleh aku ikut melihat pendaftaran? Atau membantu sedikit sedikit haha".
"A..emm boleh boleh, duduk lah di samping ku. Sepertinya aku butuh kau di saat terakhir ini. Kita buat kenangan yang akan selalu di kenang ya". Ucap Changbin.
Ayiene merasa senang bercampur sedih ketika itu. Ayiene harus menerima kenyataan bahwa Changbin akan pergi jauh. Sedangkan Bangchan? Ayiene tidak mau lagi berurusan dengan nya apalagi soal perasaan, di tambah Bangchan juga terlihat menyukai Chuniyan teman sekelasnya. Ayiene beranggapan semua sudah berakhir tentang Bangchan.
Sementara itu, di sudut yang lain Lee know sibuk mencari Ayiene di kelas, kantin, kantor dan tempat lainnya dan tempat terakhir adalah perpustakaan.
"Ayiene!!" Panggil Lee know dari jauh.
"Hei Lee know.. kemarilah!!". Ajak Jisung.
Lee know tidak meladeni. Ia hanya menginginkan adiknya pergi dari sana.
"Ayiene!! Kemari!!". Panggil Lee know lagi.
Ayiene perlahan bangkit dari duduknya, sedikit rasa takut saat melihat wajah kakaknya itu. Hal itu sengaja di lakukan, agar Ayiene tau bahwa Lee know tidak ingin adiknya itu duduk bersama orang yang akan pergi dalam hidupnya.
Lee know menarik tangan Ayiene sedikit kuat dan menjauh dari changbin. Ini benar-benar terlihat terbalik, wajah seram Changbin begitu saja berpindah pada Lee know. Sedangkan wajah ceria Lee know berpindah pada Changbin. Benar-benar membingungkan.
Alasan Changbin merubah sikapnya itu karena Ayiene, Ayiene yang sudah merubah sosok changbin, dan Changbin beranggapan ketika ia akan pergi jauh ia harus bersikap baik pada teman-teman nya. Ia harus merubah pola hidup, tak selamanya ia akan merasakan bisunya kehidupan. Sementara Lee know.. Lee know hanya menginginkan yang terbaik pada Ayiene, namun ini terlihat salah. Lee know kau tidak bisa melakukan hal ini. Semua ini hanya terpaksa, kau pasti mengerti Lee know."Oppaa.. lepaskan.. sakit..!". Rengek Ayiene pada Lee know yang terus menarik Sampai ke dalam kelas Ayiene.
"Duduklah!! Jangan kemana-mana, apalagi bertemu changbin ataupun Bangchan. Kau ingat? Atau aku akan mengurung mu selama-lamanya". Tegas Lee know.
"Ada apa kenapa?". Tanya Daisy yang cukup terkejut dengan Lee know.
"Jangan ikut campur!!". Ucap Lee know sebelum pergi dari kelas itu.
Daisy langsung menatap Ayiene heran, menanti jawaban darinya. Ayiene menggeleng, ia takut mengucap satu kata pun. Lee know sangat berbeda dari biasanya, dan berani berbicara ketus pada Daisy yang tak tau apa-apa.
Siapa sangka perbuatan Lee know membuat hati Ayiene kacau, tidak tenang. Memikirkan apa yang di pikirkan Lee know sehingga ia seperti itu. Apa ia membenci Bangchan dan Changbin? Tapi kenapa? Perasaan baru kemarin Lee know meminta tolong pada Bangchan untuk membiarkan dirinya menginap di rumah sahabat sedari kecilnya itu. Lalu.. apa Lee know memiliki sifat buruk yang tidak di ketahui oleh Ayiene selama mereka hanya menjadi teman. Atau Lee know memiliki sifat yang tak tau diri dan tak tau di untung? Ini tidak mungkin, Lee know adalah anak yang baik dan perhatian. Mana mungkin Lee know Seperti itu. Lee know benar-benar membuat Ayiene diam seribu bahasa.
*Tolong jangan tanyakan ada apa dengan Lee know padaku. Aku juga tidak tau...
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Always there
Novela Juvenilseorang gadis bertemu dengan Delapan remaja laki-laki ketika ia pindah sekolah. Membuat kehidupannya berubah. Berteman dengan mereka bukanlah hal yang mudah. Ia harus merasakan - Pembullyan - kekerasan - ancaman karena delapan remaja itu adalah in...