Apa yang terjadi?

35 14 14
                                        

Daisy melangkah masuk kedalam kelas, teman-teman sekelasnya itu kini memandangi Daisy yang kini membawa setumpuk surat izin berwisata. Mereka tau bahwa Daisy lah yang sekarang mengatur segala acara. Daisy berdiri di hadapan mereka dengan membawa suatu berita.

"Kita akan mengadakan wisata sekolah di dua tempat pegunungan dan pantai, dan bergabung pada kelas lain(yang di maksud adalah kelas Bangchan dan kelas Joan-ui) tetapi kita harus menunda keberangkatan karena aku mendapatkan kabar dari Bangchan bahwa Ayiene belum pulih. Jadi mungkin kelas yang lainnya akan lebih dulu berangkat".

"Kenapa harus menunggu anak itu? Kita berangkat saja, apa tidak apa-apa dengan kelas lain?". Tanya Chuniyan.

"Aku sudah membincangkan masalah ini pada kedua kelas itu, mereka setuju, tidak apa-apa jika kelompok lain yang pergi duluan".

"Tetapi seharusnya kelompok kita yang duluan bukan? Ah siapa yang mengusulkan agar ditunda?". Tanya Chuniyan lagi.

"Aku! Aku yang mengusulkan nya, kita berpergian tanpa Ayiene? Itu tidak mungkin. Jika kau ingin pergi duluan silahkan bergabung pada kelas lain, aku menyetujui nya".

Chuniyan terdiam dengan jawaban Daisy. Dengan berbagai masalah Daisy masih mengingat Ayiene sahabatnya.

***

Pelajaran berlangsung, semua belajar dengan biasanya dan biasa juga bagi Daisy, karena lagi dan lagi Ayiene tidak ada di samping dirinya. Di tambah ia kepikiran tentang kondisi Ayiene yang semakin lama tidak menentu. Kabar Felix saat itu membuat ia menangis terus menerus tak ada henti-hentinya, ia ingin melihat teman sebangkunya itu. Namun apa daya Felix tidak mengijinkan, kondisi Ayiene masih melemah ia tidak bisa di ganggu sama sekali. Daisy hanya bisa memandangi foto Ayiene dan berdoa untuk dirinya.

"Lekas sembuh Ayiene, jika tidak ada kau aku kesepian. Tidak ada yang suka menyandarkan kepalanya ke bahuku. Tidak ada yang mau memainkan rambut ku, masih banyak yang kau lakukan sampai aku mengingat semua itu".

"Daisy! Fokus lah pada pembelajaran, apa kau sedang sakit?". Ibu guru Seo Yeon mengagetkan Daisy yang tengah melamun.

"Maaf kan aku ibu guru Seo Yeon".

"Jika kau sakit beristirahat lah sejenak".

"Ah tidak apa-apa, aku baik-baik saja".

"Baiklah, mari kita lanjutkan".

Ibu guru Seo Yeon Kembali menjelaskan.

"Daisy!! Hei, kemarilah ikut denganku! Haha". Suara itu dari arah luar kelas, Daisy tidak melihat siapa pun. Tapi ia seperti mengenal suara itu.

"Daisy! Apa yang terjadi? Fokus lah". Kini suara itu dari ibu guru Seo Yeon.

"Iya, sekali lagi maafkan aku".

Daisy memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit.

"Daisy! Kemarilah ikut aku!!". Lagi lagi suara itu, namun kali ini Daisy melihat seorang perempuan melintas di depan kelasnya dengan cepat. Daisy bergerak mengikuti anak itu berjalan menuju arah toilet.

Tidak, Daisy kehilangan jejak. Ia berdiri ditempat sambil melirik sana sini. Kemana anak itu menghilang.

"Daisy!!". Seseorang menepuk pundaknya.

Always thereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang