3. Ada yang Janggal

148 11 0
                                    

Aku terus mencoba berprasangka baik dan menghalau pikiran-pikiran buruk tentangnya

~NP~

Happy Reading

"Beb, besok jadi kan?" tanyaku kepada Dini yang ada di layar handpohone.

Saat ini aku sedang video call dengan sohibku Dini untuk membahas tugas yang deadlinenya besok lusa. Emang dasar kami kalau mengerjakan tugas mepet deadline. Hahahahah

Siapa nih yang suka banget mepet-mepet deadline kalau mengerjakan tugas? Wkwkkwkwk

"Jadi dong beb, udah kasih kabar sama Indah? Takutnya dia malah ada janji sama pacarnya, maklum dia kan lagi kasmaran hehehehe," jawab Dini.

"Udah kok, katanya si Rafif ada praktik sampai sore,"

Obrolan kami pun berlanjut sampai tugas benar-benar selesai dan siap untuk di print. Tiba-tiba notif pesan masuk ke handphone.

Mas Chandra:
Besok beneran nggak mau dijemput?
Aku gabut lho kalau berangkat sendiri

Aku memang sudah mengganti nama kontak pacarku itu menjadi namanya yang sebenarnya. Dia sendiri yang memintanya agar tidak menimbulkan kecurigaan beberapa pihak tentang hubungan kita. Ada-ada aja sih pacarku, untung aku sayang banget. Hehehehehe

Me:
Iyaaa
Aku kan besok selesai kuliah mau jalan sama sahabat-sahabatku
Kalau mau jemput lusa aja


Mas Chandra:
Bener sama Dini dan Indah?
Nggak sama cowok lain kan?

Ini kenapa Mas Chandra jadi posesif sih? Nggak biasanya dia posesif kayak gini.

Me:
Iyaa,
Kalau nggak percaya tanya aja sama mereka berdua


Mas Chandra:
Iyaaaaaa,
Aku percaya kok

Entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan Mas Chandra. Ahhh positive thinking aja lah, mungkin dia lagi stres gara-gara mau pemilihan presiden BEM Fakultas. Dia harus menyiapkan visi dan misi yang akan menarik mahasiswa Fakultas Ekonomi nantinya. Dan sebagai pacar yang baik, aku nggak mau membuatnya tambah pikirann lagi.

***

Keesokan harinya sebelum kelas mulai, aku janjian bertemu dengan pacar tersayangku. Cieee pacar tersayang. Eheheheheheh

"Kamu nggak kelas Mas?" tanyaku.

"Masih nanti, jam nya sama kayak kamu," jawabnya.

"Kamu mikirin apa sih Mas? Kayaknya suntuk banget," ujarku sambil mengelus bahunya.

Mas Chandra tersenyum, "Nggak apa-apa sayang,"

"Mas kalau ada masalah, cerita dong siapa tahu aku bisa membantu mengurangi beban kamu, atau paling nggak bisa jadi tempat curhat kamu," ujarku.

"Aku nggak mau membebani kamu sayang. Selagi aku bisa menyelesaikan masalah sendiri, aku nggak akan membebani kamu," jawabnya.

Aku tak mau menyela lagi karena itu mungkin akan merusak moodnya. Kami lalu membicarakan tentang hal-hal yang nggak ada hubungannya dengan kuliah dan organisasi.

"Kamu nanti jadi jalan sama sahabat kamu? Padahal aku mau ajak kamu jalan lho," ujarnya.

"Jadi, kita udah lama nggak main bareng Mas. Besok aja gimana? Aku janji deh bakal turutin semua kemauan kamu," rayuku.

Cinta Simpul Mati 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang