27. Sesalmu

148 11 0
                                    

Tapi menangis pun bukan berarti kita lemah kan?




Happy Reading

Ternyata dia mengajak ke taman dekat resto tersebut. Kenapa aku merasa ada sesuatu yang akan terjadi nanti. Dia mau apa sebenarnya? Aku terus berjalan di belakangnya tanpa berniat menyelanya.

Sampai di tempat yang lumayan sepi, dia mengambil map yang aku bawa dan diletakkan di bangku yang ada. Aku terus memperhatikan semua yang dia lakukan. Tiba-tiba dia berlutut di hadapanku, lalu melepas jas nya dan diletakkan di tanah. Dan menggulung kemejanya sampai siku. Aku semakin bingung dengan apa yang ia lakukan sekarang.

"Mas," panggilku.

Tanpa memperdulikan ucapanku, Mas Chandra kemudian memegang kedua tanganku dan menunduk serta menempelkan kepalanya di lututku untuk seperskian detik. Aku masih menunggu kalimat apa yang keluar dari mulutnya.

"Maaf," ujarnya.

Entah kenapa aku merasa suasana begitu berbeda dengan di resto tadi. Dia berlutut di hadapanku sama seperti yang aku lakukan dulu di depan kompleks rumahku. Tentu kalian masih ingat bagaimana aku memohon agar laki-laki ini menjauh dari hidupku dulu.

"Aku tahu, aku brengsek, aku bodoh udah sia-siakan perempuan sebaik kamu. Aku menyesal Nav, aku sangat menyesal udah melakukan hal keji itu. Mungkin kamu nggak akan maafin aku, tapi kali ini aku benar-benar mohon ampun sama kamu. Selama ini hanya nafsu setan yang menguasai diriku. Aku memang mencintai kamu, tapi aku terbuai oleh hasutan setan. Aku bodoh Nav, sangat bodoh. Ucapan maaf berulang kali pun nggak akan bisa mengubahnya tapi aku mohon Nav, aku mohon maafin aku," ujarnya.

Pertahanan air mata yang ku jaga selama dua tahun ini hancur begitu saja. Aku tak kuat lagi untuk tidak menangis. Dulu memang aku pernah mengatakan kalau aku bukan perempuan lemah dan nggak akan menangis di depan laki-laki yang sedang berlutut di hadapanku ini. Tapi menangis pun bukan berarti kita lemah kan?

Sama seperti diriku, Mas Chandra juga tak kuasa menahan tangis. Aku bisa merasakan kalau tangisnya kali ini benar-benar tulus dan semakin menyayat hati. Apakah ini bentuk penyesalannya?

"Nav, jangan diam aja. Aku nggak apa-apa kalau kamu mau mencaci maki atau mengumpatku dengan segala umpatan yang kamu tahan selama ini. Aku pantas mendapatkan umpatan itu. Lakukan Nav, asal kamu nggak diam aja," lanjutnya.

Aku masih belum bisa berkata-kata karena air mata yang terus mengalir dengan derasnya. Ku rasa dia menggerakkan kepalanya semakin ke bawah dan hampir menyentuh sepatuku. Dia tidak hanya berlutut tapi juga bersujud di kakiku. Seketika langsung saja aku terjatuh dan ikut jongkok. Aku tak mau dia sampai bersujud di kakiku. Aku bukan orang yang gila hormat, yang harus dicium kakinya untuk mendapatkan maafku.

"Kamu jahat Mas, aku benci kamu. Aku benci pernah sangat mencintai kamu. Cinta itu hanya ilusi karena kamu nggak pernah nyata buat aku. Dari awal hubungan kita sudah salah. Tapi kita tetap nekat dan inilah yang kita dapatkan dari hubungan yang salah," balasku sambil memukul-mukul dadanya.

Air mata kami pun semakin deras. Dan tiba-tiba dia merengkuh tubuh kecilku dengan tubuh yang bergetar hebat karena tangisnya.

"Hubungan kita nggak salah. Aku yang salah disini. Semua salahku dan membiarkan kamu menanggung luka ini sendiri. Benar kata kamu, aku memang laki-laki brengsek yang nggak punya perasaan. Tapi laki-laki brengsek ini mau memohon ampunanmu. Aku akan melakukan apapun untuk menebus kesalahanku sama kamu. Kalau kamu menyuruhku menjauh dari hidup kamu setelah ini, aku akan turutin. Aku nggak akan muncul lagi di hidup kamu lagi, tapi aku mohon kasih aku kesempatan untuk menerima maaf dari kamu," ujarnya semakin menyayat hati.

Cinta Simpul Mati 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang