7. Semua Palsu

152 11 0
                                    

Buat apa menangisi laki-laki brengsek seperti kamu?

~Aku yang menerima kepalsuanmu~





Happy Reading

"Guyss ini hasil dari perjuangan kita selama kurang lebih satu bulan ini," ujar Mas Naufal sambil menunjuk ke papan tulis yang ada hasil Pemilu Raya Fakultas Ekonomi.

Di papan itu tertulis suara terbanyak diperoleh Mas Chandra, disusul oleh Mas Ridhan dengan jarak suara yang tak terlalu jauh. Dan Mas Haris menempati posisi ketiga. Jadi, sementara ini yang berhasil menduduki jabatan sebagai Presiden BEM FEB adalah Mas Chandra.

"Lusa kita ketemu lagi di voting untuk Presma dan Wapresma di sekretariat BEM Universitas. Ini tadi aku dapat info dari Mas Aziz katanya ada perubahan acara, jadi yang berhak datang besok lusa itu semua calon PresBEM dan Wakil. Bukan cuma yang terpilih aja," jelas Mas Naufal.

"Berarti kita berenam wajib datang semua Mas?" tanya Mas Chandra.

"Iya, setelah semua terpilih nanti Navya buat surat undangan buat pasangan calon sama Ketua HMJ dan Ketua UKM di lingkungan FEB buat pelantikan," ujar Mas Naufal.

"Siap Mas. Sama para dosen iya atau nggak?" tanyaku.

"Dekan sama Kaprogdi aja,"

***

Presma dan Wapresma sudah terpilih. Presiden Mahasiswa disabet oleh Mas Pramudya alias Mas Pram. Sedangkan Wakil Presiden Mahasiswanya Mas Chandra. Alhasil yang jadi Presiden BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah Mas Ridhan dan wakilnya yaitu Gendhis.

Hari ini aku benar-benar sibuk. Bersama Dini selaku sekretaris acara Pemilu Raya FEB membagi tugas membuat surat undangan yang ditujukan untuk tamu undangan. Karena akan diadakan pelantikan di fakultas dulu sebelum universitas.

"Nav, ini nanti buat pasangan calon kamu aja yang kasih ya. Biar yang Dekan sama Kaprogdi aku yang kasih," ujar Dini.

"Siapp,"

Aku menyebar undangan tersebut dan ini tersisa untuk Mas Chandra dan Gendhis. Entah seharian ini aku belum bertemu mereka berdua. Karena kebetulan hari ini mata kuliahku kosong semua. Aku dan Dini saja lebih memilih ke sekre untuk menyelesaikan surat-surat tersebut.

"Ke kantin aja ya, sambil ngerjain tugas, siapa tahu nanti ketemu sama mereka berdua," ujarku seorang diri.

Aku menuju ke kantin sambil membawa laptop karena Wifi di kantin lumayan kenceng. Hehehehe

Tiba-tiba aku melihat Mas Chandra dan Gendhis duduk berdua sambil bercanda tawa. Mas Chandra berkali-kali terlihat mengacak gemas rambut Gendhis. Kenapa hatiku rasanya hancur banget melihat kedekatan mereka. Apa benar mereka memang punya hubungan spesial di belakangku? Apa yang sebenarnya mereka sembunyikan dariku?

Aku berjalan menuju meja mereka dan terlihat Mas Chandra agak terkejut. Aku masih berusaha baik-baik saja.

"Assalamualaikum, kalian aku cari kemana-mana nggak ada ternyata lagi disini. Ini aku kasih surat undangan buat pelantikan," ujarku sambil menyerahkan dua undangan untuk mereka. 

Rasanya duniaku hancur saat tahu ekspresi Mas Chandra diam saja tanpa berniat untuk menjelaskan padaku. Aku tak mau menangis di depan orang yang sudah mengecewakanku. Untuk apa memperlihatkan kelemahan di depan lawan.

"Ya yaudah aku permisi dulu," ujarku dengan suara serak.

"Makasih ya Nav,"

Aku menuju ke kursi lain dan mulai membuka laptop. Sungguh aku ingin menangis tapi entah kenapa air mataku sama sekali tak bisa keluar. Aku kembali dikecewakan oleh orang yang sama. Sakittttt rasanya.

Cinta Simpul Mati 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang